Russia, 1899 pt. 2

Suasana di Winter Palace sendiri memang sangatlah meriah karena pada hari itulah, putri satu-satunya Tsar Mikhail yaitu Grand Duchess Astrid Mikhailovna menikah dengan pewaris tahta Kerajaan Swedia, Putra Makhota Gustav. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa semua ide mengenai pernikahan musim dingin di Winter Palace yang dihadirkan dengan konsep mewah, meriah dan serba klasik ini merupakan ide dari Tsar Mikhail. Tentu saja dengan catatan bahwa mereka perlu mengadakan pernikahan lagi di Stockholm.

Sekarang pengantin wantianya sedang berkumpul di salah satu ruangan yang nyaman bersama Sang Kakak, Tsesarevich, lengkap dengan best man lain seperti Pangeran Alfred dari Swedia dan Pangeran Christian dari Yunani. Sebenarnya ada satu best man lagi yaitu Nicholas, namun Nicky memilih untuk melihat-lihat lukisan leluhurnya Felix yang tergantung pada salah satu sudut tembok dibandingkan ikut mengobrol dengan para sepupunya.

"Makhota ini berat sekali, tahu," keluh Alfred, adik kedua dari pengantin pria, saat memegang sebuah makhota yang merupakan rangkaian dari prosesi upacara pernikahan yaitu crowning, "kurasa tanganku akan bergetar sepanjang prosesi."

"Asal kamu tidak menjatuhkannya sampai membuat kakakmu pingsan, haha," balas Felix sembari tertawa kecil, "nanti kamu bisa bertukar tangan, tetapi jika kamu merasakan dirimu hampir ingin meninggal hanya karena memegang makhota ini, mungkin Christian atau Nicky bisa menggantikanmu."

"Astaga, sudahlah Felix," balas Astrid pada sang kakak, "sungguh, untung saja kamu memiliki tinggi yang sama seperti Gustav atau kamu akan lebih merasa pegal saat memegang makhota karena pengantin pria lebih tinggi daripada kamu."

"Dan sekarang lihatlah pengantin wanitanya juga memiliki tinggi bagaikan tiang," cibir Felix sembari melayangkan tangannya tepat di atas kepala Astrid yang mengenakan kokoshnik dengan nutipal crown yang biasanya dikenakan bersamaan oleh pengantin wanita dari keluarga Kekaisaran Rusia. Astrid sendiri hanya menyambut ucapan Felix yang menyenggol soal tinggi badannya dengan raut cemberut.

"Jangan cemberut. Sebentar lagi kamu yang cantik, muda dan bahagia akan menikah dengan kakakku yang tua, jelek dan hoki." Alfred menasehati Astrid sembari tersenyum tipis. Mendengar ucapan Alfred tentang calon suaminya pun membuat Astrid tertawa kecil.

Putra Makhota Christian hanya memandang Alfred dengan datar. Menyadari bahwa Alfred sedang membuat humor sarkastik tentang kakaknya sendiri. "Tentu saja Alfred sedang bergurau."

"Ya, Gustav sudah terbiasa mendengar hinaan dariku yang dialamatkan untuknya. Dia akan merasa sedih jika suatu saat aku berhenti membicarakan hal-hal buruk tentangnya."

"Keluarga kalian memang senang menghina saudaranya satu sama lain," sahut Christian sambil mengangkat alisnya, "tentu saja aku juga. Kembar Prussia juga."

"Ngomong-ngomong Kembar Prussia, apakah mereka datang?"

"Hanya sepupuku Albert yang datang bersama Onkel Gilbert. Tadi aku bertemu dengan mereka dan Albert menambahkan bahwa Frederica dan Tante Charlotte akan menyusul di Stockholm nanti." Alfred menjawab pertanyaan Felix yang ditanyakan secara spontan tersebut. Seandainya ada Frederica, mungkin ia bisa mengajaknya melihat-lihat setiap sudut dari kediaman keluarganya yang berdiri dengan megah sejak lama. Ia sempat berjanji dengan Frederica soal rencananya itu.

Tentu saja pernikahan tersebut hanya dihadiri oleh keluarga, saudara jauh Tsar Mikhail dan bangsawan-bangsawan Rusia. Sementara dari keluarga Gustav sendiri hanya diwakilkan oleh Putri Patricia, Pangeran Alfred dan istrinya, Putri Elisabeth. Tidak ketinggalan, anggota keluarga dari keluarga ibunya seperti Kaiser Gilbert dan putranya, Putra Makhota Frederick Albert, Raja Maximillan dari Bavaria, Raja Peter dari Yunani serta Istrinya, Ratu Irina dan semua anaknya (tentu saja Ratu Irina dan anak-anaknya tidak ingin ketinggalan dalam hal berinteraksi dan memamerkan koleksi perhiasan dengan keluarga Rusianya), serta Pangeran Edward Nicholas yang datang mewakili keluarga Kerajaan Inggris Raya. Meskipun Ibu Nicky adalah kakak dari Tsarina, namun Queen Marie (berserta suaminya, Prince Consort) memutuskan untuk tidak datang dan memilih untuk mendelegasikan putranya seorang.

Nicholas yang masih fokus melihat-lihat lukisan lawas pun menoleh ke arah salah satu daun pintu yang dibuka oleh seorang wanita yang mengalihkan pandangannya. Wanita bertubuh sedang tersebut terlihat mengenakan gaun berwarna kremnya dan berjalan menghampiri Astrid untuk membisikkan sesuatu. Astrid sendiri terlihat menganggukan kepalanya dan wanita itupun pergi sembari melirik sekilas ke arah Tsesarevich. Sebuah lirikan yang berujung pada kedua iris menawannya yang membalas lirikan wanita tersebut sembari tersenyum tipis.

"Astrid, apakah wanita tadi adalah salah satu lady-in-waiting-mu yang menyedihkan?" tanya Nicholas kepada Astrid. Sang Pengantin Wanita tentu saja tertawa lembut begitu mendengarnya.

"Haha Nicky! Itu bangsawan Rusia yang menjadi lady-in-waiting-ku! Namanya Putri Alexandra Alexievna."

Christian pun melirik Felix yang masih tersenyum tipis setelah melihat wanita tersebut. "Dia cantik, bukan?"

Pria yang mulai digoda pun malah mendenyitkan dahinya dan tidak berkomentar apapun. Sementara Alfred sendiri malah tertawa mengejek. "Astaga Christian. Semua orang kamu puji karena terlihat cantik. Bahkan saat di Berlin kamu mengatakan lady-in-waiting-nya Frederica itu cantik." Alfred menepuk bahu Christian sembari kembali mengingatkan Christian. "Menurutku lady-in-waiting Astrid terlihat seperti simpanan bangsawan yang jelek dan vulgar."

Felix langsung menyodorkan telapak tangannya untuk bertepuk tangan dengan Alfred. Ia merasa akhirnya ada orang yang sependapat dengannya. "Aku setuju denganmu, Affie of Sweden. Akhirnya ada yang satu pikiran denganku soal ini."

Astrid hanya memutar iris matanya. Ia sangat paham betul bahwa Felix sangat tidak senang dengan lady-in-waiting adiknya tersebut. Apalagi sejak Alexandra baru pertama kali melayani Astrid sebagai lady-in-waiting-nya, namun Astrid sangat senang karena gadis tersebut banyak membantunya dan menganggap kebencian Felix terhadap Alexandra hanyalah kebencian personal yang tidak jelas alasannya. Untuk itu, Astrid memilih untuk tidak menanggapi reaksi Felix dan Alfred soal lady-in-waiting-nya. "Oke, Christian kamu bisa mengobrol dengannya nanti sebelum aku membawanya ke Swedia."

Sebelum Christian mengatakan apapun, Felix memiliki respon yang berbeda dari ucapannya Astrid kepada Christian. Ia tidak bisa membayangkan bahwa wanita tersebut akan cocok dengan adiknya hingga Astrid berpikiran untuk membawa serta lady-in-waiting kesayangannya ke Swedia.

"Kamu akan membawa Alexandra ke Swedia?" Felix bertanya dengan perasaan jengkel. "Astrid, kita harus membicarakan ini setelah pernikahanmu."

Lagi-lagi Astrid hanya mengabaikan perkataan Felix dan memilih untuk menyimak Christian.

"Tidak, terimakasih. Tunanganku jauh lebih cantik," jawab Christian sambil tertawa. Christian Sang Putra Makhota Yunani pun memang baru-baru ini mulai bertunangan dengan salah satu putri Denmark setelah ia memutuskan tidak melanjutkan hubungan dengan Grand Duchess dari Rusia. Alasannya, sih, tidak rumit yaitu ditinggal menikah.

"Masih lebih cantik tunanganku dibandingkan Marie of Denmark." Nicholas angkat suara secara reflek, namun ia menyadari bahwa ia akan membuka kedoknya. Apalagi ucapannya menimbulkan tatapan datar dari beberapa orang yang mengobrol dengannya. Terutama Felix yang mendenyitkan dahinya.

"Memangnya ada seorang putri yang mau menikah denganmu, Nicky?" tanya Christian yang memandang Nicky dengan perasaan curiga.

Lagi-lagi Felix kembali mendenyitkan dahinya sembari memutar kedua irisnya saat mendengar ucapan sepupunya yang tidak lulus sensor dan belum sepatutnya untuk disebarluaskan. Namun, ia malah berpikir untuk meneruskan godaan ini daripada memberi kode kepada Nicholas agar mengalihkan pembicaraan atau meneruskan topik tentang lady-in-waiting-nya Astrid yang payah itu. "Ada! Tentu saja ada. Putri ini sangat diperebutkan, namun Nicky beruntung bisa mendapatkan jawaban ya saat Nicky melamarnya."

Dan hampir saja Felix ingin masuk ke lingkaran setan untuk memperebutkan Frederica of Prussia sebelum diberitahu oleh orang mistiknya. Sebenarnya, jika Felix tak acuh soal ucapan orang mistik ini dan memilih untuk nekat, Felix tidak perlu bingung soal jodohnya seperi sekarang dan ia bisa menikahi Frederica. Menurutnya, Frederica akan menjadi Tsarina yang sempurna sekaligus istri dan ibu yang penyayang dengan anak-anak yang sangat idaman dan rupawan. Serta memberikan istrinya banyak cinta dan kemewahan yang selayaknya didapatkan oleh istri pewaris tahta kekaisaran Rusia. Tentu saja Felix masih terjebak dalam impiannya tentang Frederica yang tidak akan pernah tercapai seumur hidupnya.

Dan setelah mengetahui pertunangan rahasia Frederica dengan Nicky, Felix tidak memiliki gambaran apapun soal calon istrinya. Ia hanya tahu bahwa ayahnya masih terobsesi dengan Frederica sebagai calon istri untuk Felix, namun ayahnya juga belum tahu soal yang sebenarnya terjadi. Sementara ibunya lebih menentang karena sebenarnya sang ibu lebih mendukung jika Frederica menikah dengan Nicky.

Bahkan sang ibu menganggap rasionalisasi Tsar Mikhail dari rencana pernikahan Felix dengan Frederica tidak masuk akal dan tidak berdasar dari kepentingan politik atau keinginan anaknya. Namun, menurut ahli mistiknya Felix, memang ayahnya beberapa tahun belakangan ini sering kali mengambil keputusan secara tidak bijaksana.

Astrid pun berinisiatif untuk mengenggam tangan sang kakak dan memandangnya dengan penuh harap supaya bisa menemukan wanita lain saat pesta pernikahannya. Baik di sini maupun di Stockholm nanti. "Sayangnya Christian, Nicky tidak akan memberitahu."

Christian hanya mengkerutkan dahinya karena kecewa tidak mendapat jawaban dan ia langsung berinisiatif bertanya kepada Alfred. Mungkin saja Alfred tahu dari istrnya. "Affie, sebenarnya aku ketinggalan informasi soal putri yang dilamar Nicky, namun apa kamu tahu siapa yang dimaksud oleh Nicky dan Felix?"

"Aku tidak tahu," jawab Alfred dengan singkat dan kedua irisnya kembali memandangi Christian yang lagi-lagi bertanya, namun pria tersebut bertanya kepada Astrid.

"Ngomong-ngomong Astrid, apakah kamu memiliki masalah jika nanti kamu disebut dengan Her Royal Highness?"

Baik Felix, Alfred dan Nicholas menatap Christian dan Astrid dengan perasaan canggung. Tentu saja apabila yang menikah dengan tsesarevich adalah putri anaknya raja seperti ibunya Felix dan Astrid dulu, penyebutannya akan berubah menjadi Her Imperial Highness. Namun, untuk kasus Astrid dirasa akan berbeda.

"Karena Astrid terlahir sebagai putri kaisar, kurasa tidak apa-apa jika Astrid mendapat titel Her Imperial and Royal Highness The Crown Princess of Sweden," ucap Alfred dengan perasaan santai. Dari wajahnya sudah jelas bahwa jangan-pikirkan-apapun-semuanya-sudah-diatur.

TBC

n/n : sudah lama aku tidak memberikan update disini hehe. terimakasih yaaa! tetapi hayuk tetap dukung aku biar aku makin semangat updatenyaaa :")

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top