Prussia, 1899 pt. 12
"Kamu tahu, 'kan, istriku memiliki ekspektasi yang besar terhadap pendidikan Frederick? Tetapi spesifiknya lebih ke diri Frederick sendiri."
Prince Consort Edward sendiri berusaha untuk mengkorek kenangan masa lalunya saat ia bersama Kaiser Gilbert di perpustakaan. Ia paling ingat bahwa dirinya adalah orang nomor dua yang meninggalkan Bavaria setelah Lovisa, namun ia mudah sekali mengetahui apapun yang terjadi di rumah karena adik bungsnunya yang sering mengirim surat secara rutin. Sejak muda, ia juga paling dekat dengan Charlotte kecil dibandingkan saudaranya yang lain. Karena itulah ia tahu karakteristik dari kepribadian adik termudanya itu.
Ia menyadari sebenarnya adiknya ingin menyusulnya ke Inggris dan menikah dengan adipati tidak terkenal agar bisa lepas dari tanggung jawabnya dalam membantu paman dan "pendidikannya" yang membuatnya selalu tertekan di usia enam belas tahun, meskipun Charlotte sering mengatakan bahwa dirinya selalu melihat apapun dari sisi positifnya. Seperti pernikahannya dengan Kaiser Gilbert yang merupakan hasil dari perjodohan, namun sekarang ia sudah merasakan kehidupan sebagai wanita dengan suami yang sayang sama dirinya serta anak-anak yang sangat menggemaskan. Itulah yang Prince Consort Edward ketahui sejauh ini.
"Ya, persis seperti Charlotte dulu. Pamanku ingin Charlotte kesayangannya menikah dengan Raja atau Kaiser, tetapi harus lebih epic dibandingkan Lovisa yang kurang terkenal di Swedia. Karena itulah ia mendapatkan pendidikan yang sama dengan Maximillan dan jauh lebih lama dibandingkan Lovisa yang sudah menikah saat usianya enam belas tahun," cerita Prince Consort Edward pada Kaiser Gilbert, "karena Paman menyadari betapa menariknya adikku. Dan hal tersebut terjadi sama putrinya. Dan Charlotte pasti berusaha agar putrinya menjadi seperti dirinya."
Kaiser Gilbert hanya menganggukan kepalanya karena apa yang dikatakan oleh kakak dari istrinya sangatlah tepat. Ia sendiri lebih kasian kepada putrinya yang dipaksa mengejar apa yang dipelajari oleh saudara kembarnya yang memang akan menjadi pewaris tahta. "Dan Charlotte selama ini selalu meminta kepada Frederica untuk mempelajari apa yang ia perintahkan secepat mungkin untuk mendapatkan dukungan rakyat Prussia. Bahkan harus lebih cepat dibandingkan Albert."
Awal musim panas ini pula, Kaiserin Charlotte berinisiatif meminta Frederica untuk meningkatkan pengetahuannya dalam sejarah dan budaya Inggris sambil memperbaiki logat Bahasa Inggrisnya dengan bantuan governess-nya Si Kembar yang sudah bekerja sejak mereka kecil. Ya, memang Kaiserin agak kerepotan dan Frederica merasakan dirinya benar-benar penat, namun ia meminta Frederica untuk selalu melihat sisi positifnya dari apapun yang coba ia berikan kepada putrinya tersebut.
"Ya, Charlotte dan takdirnya menjadi Queen Consort selama hidupnya. Ia pula yang menjadi menggantikan peran Queen Consort of Bavaria karena pamanku tidak menikah dan belajar terlalu banyak hingga ia berkali-kali menolak lamaranmu. Sebelum ia benar-benar menjadi Queen Consort yang sebenarnya," keluh Prince Consort Edward sembari berjalan mengikuti Kaiser Gilbert ke arah jendela besar dari perpustakaan tersebut. Kedua irisnya memandangi anak-anaknya serta beberapa keponakannya yang bermain di perkarangan sembari mengambil foto, "itu sebabnya saat Charlotte menikah denganmu, ia mengaku bahwa dirinya tidak kerepotan dengan kedudukan barunya."
Kedua iris berwarna cerah milik Kaiser Gilbert pun sibuk memandangi putrinya yang mengambil gambar bersama sepupunya, Putri Elisabeth dari Swedia dan Pangeran Christian dari Yunani. "Charlotte memang dilatih sangat baik oleh Pamannya. Lihat saja saat ia datang ke Berlin dan membuat beberapa orang di kediamanku mulai berpikir bahwa Charlotte memang terlahir untuk itu."
Mereka saling memandang suatu pemandangan yang dipenuhi dengan keceriaan, perang ejekan dan spekulasi seputar jodoh. Semua itu hanya ditemui dan dibahas saat reuni keluarga di musim panas. Tidak saat pernikahan dengan fokus ke pengantin ataupun pemakaman yang berfokus pada nuansa duka. Prince Consort Edward hanya menarik senyuman tipisnya saat melihat semua itu dari balik kaca jendela. "Tetapi dulu di München aku belajar politik, bahasa, sejarah sampai geografi dan saat awal-awal aku tinggal di Inggris, Marie yang berinisiatif untuk membantuku. Mungkin Nicky bisa membantu Frederica."
"Kamu, 'kan, juga political advicer-nya Marie. Makanya Marie membantumu dan karena itu juga, Charlotte tidak akan membiarkan putrinya merepotkan siapapun di negara barunya nanti," respon Kaiser Gilbert dengan nada datar.
"Tidak, Gilbert, pasti Frederica juga akan membutuhkan bantuan. Aku akan menjamin Frederica bisa mendapatkan orang-orang yang ia butuhkan untuk membantunya di Inggris. Ia bisa membawa lady-in-waiting dari Prussia atau mendapatkannya di Inggris."
"Bagaimana kamu bisa memastikan hal tersebut terjadi?"
"Bruder, aku akan memastikan apapun terlaksana sangat sempurna demi keponakan favoritku menjadi Royal Consort di Inggris. Menggantikanku," ucap Prince Consort Edward dengan senyuman meyakinkannya dan melirik ke arah salah satu pintu. Tampaknya ia berfirasat ada seseorang yang telah membuka pintu perpustakaan ini, "ngomong-ngomong, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."
"Apa yang ingin kamu katakan, Eddy?"
"Jika seandainya, Frederica menikah dengan Nicky dan pindah kuliah ke Inggris, bagaimana menurutmu?"
"Orang pertama yang akan marah tentu saja Charlotte."
Pria tersebut hanyalah tertawa lembut. Pikirannya dengan saudara iparnya menghasilkan jawaban yang sama persis. "Tentu saja. Dan sebenarnya itu ideku. Bukan ide Marie. Marie malah menyuruh Nicky untuk menunggu Frederica sambil melakukan tugas yang diberikannya."
"Masuk akal karena Marie dan Charlotte orang yang berbeda, namun memiliki karakter yang sama dengan satu pandangan," tanggap Kaiser Gilbert sembari menganggukan kepalanya perlahan, "kamu tahu? Sebenarnya bisa saja. Sungguh. Karena semakin lama Frederica disini, maka ia akan menutup popularitas Albert sebagai pewaris tahta. Meskipun mereka lahir bersama, tetapi popularitas Frederica di mata rakyat lebih baik dibandingkan Albert. Bahkan Charlotte memberikan bagian kesukaannya dari parure pemberian Ayahku kepada Frederica dibandingkan calon istrinya Albert yang-entah-siapa-dia."
Prince Consort Edward pun langsung memikirkan betapa berpengaruhnya Frederica bagi pandangan rakyat Prussia. Bahkan dirinya pernah membaca koran lokal Jerman yang memiliki topik dengan judul Queen Frederica Lovisa against Crown Prince Frederick Albert dan membahas tentang betapa jauh perlakuan rakyat terhadap Frederica dan Albert, ditambah pula ada yang mengatakan bahwa Albert membutuhkan faktor x untuk memperkuat pengaruhnya. Agar godson-nya benar-benar dianggap sebagai anak Kaiser yang serius. Ia pernah menyarankan kepada Albert agar melakukan kegiatan sosial serta fokus terhadap pendidikan dan militer, seperti yang diminta oleh Charlotte, namun Albert merasa ia kurang untuk meredam dominasi saudari kembarnya.
Mungkin faktor x yang dimaksud adalah the future bride.
Memang Nicholas sendiri tidak pernah mengalami masalah dalam kedudukannya. Bahkan saudara-saudaranya lebih bersyukur karena Nicky sangatlah penurut dan benar-benar menjelma menjadi tipe calon raja. Adik-adiknya, terutama George dan Patrick, pun tidak akan kejatuhan sial dari kakak sulung mereka dan tahtanya.
"Tetapi aku dan Marie sudah sepakat untuk menunggu putriku menyelesaikan pendidikannya."
Pria tersebut hanya menganggukan kepalanya dengan pelan setelah mendengar jawaban akhir dari Kaiser. "Ah, benar. Aku tetap setuju dengan itu. Bagaimana dengan kandidat the future bride-nya Albert?"
"Aku mengatakan kepada Albert agar ia tetap mendekati Patricia. Sebenarnya aku ada beberapa pilihan anak Adipati Agung Jerman, namun Charlotte sangat menginginkan Patricia of Sweden. Dan aku setuju. Patricia memang ideal. Ia memiliki karakteristik yang jauh lebih baik dibandingkan Queen Lovisa."
"Aku setuju denganmu. Lovisa terlalu tradisional dan semua anaknya sangat well prepared. Berkembang dengan baik," imbuh Prince Consort Edward.
Kaiser pun malah memikirkan sesuatu sembari kembali menoleh ke arah jendela. Anaknya dan semua keponakannya masih berada di tempat yang sama sembari bersenang-senang. Ia kembali menoleh kepada saudara iparnya sembari tersenyum. "Jadi rencana pernikahan Nicky dan Frederica akan benar-benar dipersiapkan dua tahun lagi. Baiklah."
"Aku dan Marie akan berterimakasih padamu dan Charlotte untuk itu, Kaiser."
KREEEEKKKKK!!!
Baik Kaiser Gilbert dan Prince Consort Edward pun saling berpandangan ke arah pintu. Mereka puny menyadari bahwa ada seseorang yang sejak tadi sudah mendengarkan pembicaraan mereka. Namun, mereka berdua tentu saja mengenali sarung tangan berwarna hijau muda yang dipakai wanita tersebut untuk mengambil sapu tangannya yang terjatuh dari ambang pintu perpustakaan.
TBC
A/n : Akhirnya sudah sampai ke chapter 20 dan aku akan menebar sesuatu di chapter selanjutnya! hehe terimakasih semuanya yang sudah setia membaca ini :")))
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top