Two
Jadilah sore ini Quita duduk disini. Disebelah Lucas yang menyebalkan. Mendengarkan meeting yang dia sendiri tidak mengerti. Membosankan. Sementara Lucas bukannya tidak tahu dengan kebosanan yang dirasakan oleh Quita. Dia amat sangat sadar dengan sikapnya yang terlihat kesal. Wajah itu terlihat cemberut dengan bibir mengerucut yang membuat Lucas lebih berbinar senang memandanginya.
Jika saja waktu itu dia tahu, gadis yang disodorkan daddy nya secantik dan semenarik ini. Dia tidak akan repot repot beradu argumen dengan daddy nya untuk menolaknya. Senyum membayang diwajah tampan Lucas. Pandangannya tidak lepas dari Quita yang duduk disebelahnya. Lucas tahu gadis itu merasa risih tapi dia senang melihat wajah cantik itu merona karena pandangannya. Dia tidak sedikit pun fokus dengan materi meeting kali ini. Dari tadi dia hanya mengiyakan saja setiap ucapan Garry, sahabat yang merangkap jadi sekretarisnya. Lalu ketika meeting berakhir dia tidak segera keluar dari ruangan.
" Dude..elo duluan, temenin Shinta dan Pa Anggoro makan malam. Gue disini dulu.." ucapnya kepada Garry yang langsung mengerti dengan perintahnya. Sebelum keluar ruangan Garry tersenyum jail dan...
" Selamat menikmati Bro.."
Lucas terkekeh.
Sementara wajah Quita memerah. Dia cukup paham dengan bahasa yang dilontarkan si Garry itu. Sialan, desisnya.
" Jadi kenapa kamu menolak perjodohan itu?" Tanya Lucas dengan sorot mata tajamnya menatap Quita. Gadis itu sedikit ngeri. Dia menggeleng perlahan.
" Sementara kamu belum mengenal calon suamimu kan." Lanjutnya. Quita kembali menggeleng.
" Dan kamu tidak ingin mengenalnya?"
Quita menggeleng lagi. Lucas dibuat gemas dengan tingkah lakunya.
" Jawab ..jangan hanya menggeleng. Kamu tidak gagu kan."
Quita terkesiap dengan suara Lucas yang terdengar kesal.
" Aku..aku ..tidak mau dijodohkan." Jawabnya kemudian.
" Karena takut calonnya jelek, tua, gendut..."
" yaah..intinya aku tidak ingin dijodohkan, aku ingin mencari calon ku sendiri."
" Tapi sampai beberapa bulan ini belum juga dapat kan." Potong Lucas cepat.
" Aku pasti akan mendapatkannya." Ketus Quita.
" Aku yang akan mendapatkanmu sayang.."
Lucas segera memerangkap Quita yang masih terduduk dikursinya.
" Kamu begitu cantik Queen." Bisik Lucas tepat di depan wajahnya.
Wajah Quita merah padam antara marah dan malu. Pria dihadapannya seperti sedikit gila dan selalu membuatnya salah tingkah.
" Kamu sudah tahu sekarang siapa calon suamimu kan. Masih mau menolak?" Tanyanya kemudian. Quita menggangguk segera. Lucas menatapnya tajam.
" Damn...you look so beautiful baby." Ucapnya sambil tanpa ijin melumat bibir ranum Quita.
Tentu gadis itu kaget dan langsung melotot marah. Lucas tidak peduli, dia terus menyecap bibir itu dengan rakus. Ciuman itu terlepas ketika dengan sekuat tenaga Quita mendorong Lucas.
Plakk..
Tangan mungil itu menampar wajah Lucas. Pria itu terkekeh geli. Quita menatap kesal wajah di depannya.
" Very sweet..baby..your lips make me crazy." Gumamnya.
" Damn you!!!"
Ucapan Quita sedikit berteriak, dia berusaha keluar dari ruangan tapi pintunya ternyata dikunci. Mungkin si Garry itu yang melakukannya. Quita terlihat begitu marah. Lucas malah menatapnya sambil tersenyum.
" Aku mau pulang." Ucapnya lirih.
Ada cairan bening disudut matanya. Lucas masih menatapnya dengan senyum. Lalu menghampirinya. Dia mengusap kepala gadis di depannya. Gadis cantik yang kini membuatnya berhasrat untuk memilikinya.
" Jangan menolakku sayang. My Queen ...I love you."
Tangan besar itu mengusap pipi mulus Quita. Gadis itu menepisnya dengan kasar.
" Jangan kasar sama calon suami sayang."
" Calon suami..enak aja, kamu bukan calon suamiku. Aku tidak menerima perjodohan itu."
" Aku menerimanya."
Tangan gadis itu ditarik yang membuat dia menubruk tubuh besar didepannya.
" Aku akan membuatmu jatuh cinta sayang." Ucap Lucas ditelinga Quita.
Dia memeluk erat gadis di depannya. Menghirup aroma wangi tubuh gadis itu. Quita tak dapat berbuat apa apa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top