Twenty Seven

Suasana yang masih pagi, Charles Bridge masih relatif sepi pengunjung jadi momentnya sangat pas untuk berphoto ria. Quita mengajak Lucas mengambil beberapa photo dengan berselfie. Mereka mengirimkannya ke grup chat keluarga besar yang langsung disambut berbagai macam komentar.
" Kenapa senyum senyum." Tegur Lucas yang melihat Quita tersenyum memandangi hasil photo mereka.
" Aku jelek sekali dengan bibir seperti ini." Rengek Quita menunjukan photonya yang diambil Lucas secara candid dengan bibir cemberut. Lucas tertawa mendengar istrinya yang belakangan ini sering merengek.
" Kamu selalu cantik untukku baby." Lucas mengelus sayang kepala istrinya. Quita tersipu dibuatnya.
" Ayo kita ke Praský hrad." Lucas menggamit tangan istrinya.
" Praha Castle..."
" Ya..sebagai titik awal penjelajahan kita."
" Kamu mengerti bahasa lokal." Quita menatap lembut suaminya.
" Sedikit...mungkin karena sudah beberapa kali ke sini." Quita tersenyum mendengarnya.

Menuju ke Praha Castle, Quita sedikit cemberut karena harus menapaki jalan menanjak yang lumayan tinggi. Sesampainya di gerbang kastil, Quita menghembuskan napasnya sedikit kasar.
" Tired.." Lucas menatap istrinya yang mengangguki pertanyaannya.
Ramainya pengunjung kastil mengharuskan Quita bersabar agar dapat berfoto dengan latar belakang kota Praha.
" Kastil ini merupakan salah satu tempat favorit untuk menikmati pemandangan kota dari ketinggian. Dari balik tembok ini akan tampak sungai Danube, Charles bridge, dan bangunan klasik kota Praha. Do you like it, baby.." Quita mengangguk cepat. Matanya menatap takjub pemandangan indah yang terhampar di depannya.
" Aku ingin menyusuri pulau Kampa." Quita menunjuk komplek bangunan klasik yang berjejer rapi dipinggiran sungai Danube. Lucas mengajak istrinya turun dari Praha Castle. Lucas tidak pernah lupa memeluk pinggang istrinya. Quita merasa nyaman dengan perlakuan suaminya. Lucas membawa istrinya memasuki Museum Kampa.
" Museum ini menyimpan koleksi karya-karya penting František Kupka dan Otto Gutfreund, salah satu pematung paling terkenal di negara ini." Quita mengedarkan pandangannya, menatapi karya seni Eropa modern dengan tampilan yang sangat unik. Puas berkeliling disana, Lucas membawa istrinya ke Lennon Wall.
" Disinikan setiap tahun pada hari peringatan kematian Lennon, orang membawa lilin dan bunga." Quita menatap grafiti wajah penyanyi legendaris itu. Matanya terlihat berseri.
"

Jangan terlalu lama menatapnya, aku cemburu." Lucas berbisik ditelinga istrinya lalu mengecupi telinga itu beberapa kali. Quita terkekeh geli.
" Kita langsung ke Old Town ya...aku ingin mencari makanan disana...lapar.." Rengekan manja terdengar lagi dari mulut manis istrinya. Lucas mengiyakan saja kemauan istrinya, karena dia memang ingin membuat istrinya senang dengan membawanya ke tempat ini.
" Tidak ingin menyusuri Devil's Stream dulu sayangku." Quita menggeleng. Lucas membawa Quita menyeberangi jembatan dan melewati jalanan paving batu di antara bangunan pertokoan.
" Sampailah kita di Old Town Square yang merupakan jantung kota Praha." Quita mengulas senyum.
" Kota yang didominasi oleh arsitektur bangunan-bangunan yang bersejarah, tempat ini bagaikan sebuah negeri dongeng klasik." Lucas memeluk istrinya lalu mengecup pelipisnya.
" Mau menyewa kereta kuda, baby." Quita menggeleng.
" Aku hanya ingin duduk di kursi kayu itu sebentar saja, karena aku ingin menikmati baklava enak dimakanan cepat saji dan juga mint tea..." Quita menatap suaminya. Lucas tersenyum.
" Sayf kebab...kita bisa ke sana sekarang, kebetulan sepertinya waktu makan sudah tiba..."
" Sudah terlewat sayangku.." Quita tertawa pelan.
" Besok kita kunjungi astronomical clock yang bernilai history tinggi itu ya, katanya jam ini merupakan jam astronomi pertama di dunia yang dibuat pada abad ke-14 dan masih beroperasi sampai saat ini." Lucas mengangguk.
" Setiap jamnya, jam astronomi itu akan berbunyi dan loncengnya dapat terdengar ke seluruh penjuru kota." Lucas melanjutkan, Quita tersenyum senang.
" Tapi jangan besok, baby." Lucas memandang istrinya yang juga menatapnya.
" Besok aku ingin menghabiskan waktu bersamamu di kamar saja dan lagi..." Lucas tersenyum mesum, dia menggantung ucapannya.
" Dan lagi..apa.." Tanya Quita penasaran.
" Kamu punya hutang bercerita tentang Marco." Quita mendesis, dia sebenarnya tidak suka Lucas mengingatkan itu.
" My Queen..." Lucas memanggil lembut istrinya. Quita mengulas senyum lalu mengangguk. Lucas mengandeng bahu istrinya memasuki Sayf Kebab. Dengan manja Quita menyandarkan kepalanya di bahu suaminya, tangannya melingkari pinggang Lucas.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top