Twenty One

Rumah megah itu dipenuhi keluarga besar Albarier dan Smith. Mereka dengan penuh rasa haru mengikuti jalannya prosesi akad nikah yang begitu khidmat. Quita duduk manis dengan pakaian pengantin berwarna putih yang membalut tubuh mungilnya begitu indah. Sementara Lucas duduk tenang disebelahnya dengan pakaian senada. Mereka tampak serasi. Setelah mempelai dinyatakan sah secara agama dan hukum. Tarikan napas lega terlihat dilakukan oleh semua pihak. Lucas tersenyum begitu cerah ceria. Dia menatap dalam Quita yang sudah sah menjadi istrinya.
" Cantik sekali." Desisnya sambil terus menatap istrinya yang kini dengan begitu manis mencium punggung tangannya. Ada air mata disepasang mata cantiknya ketika dia menatap sang suami. Lucas mendaratkan ciuman penuh kasih di kening istrinya. Lama dan begitu penuh penghayatan. Mereka kemudian berpindah untuk memohon doa restu dari orang tua dan semua keluarga. Derai tangis haru berbaur dengan kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan. Isakan mengiringi pelukan dan ciuman penuh kasih dari kedua orang tua serta keluarga yang lain. Lucas menatap sayu sang istri yang tersedu disampingnya.
" I love you my wife." Bisiknya lembut ditelinga istrinya. Quita tersipu malu. Pipi putih mulus itu merona. Semua yang menatap mengulum senyum.
" Sabar adik ipar...tahan dulu..masih banyak orang." Celetukan Yazidan mengundang tawa semua orang. Quita tertunduk malu tapi Lucas yang tak tahu malu itu malahan cengengesan. Dia sengaja memeluk Quita.
" Lepas..malu.." Bisik Quita pelan. Dia meronta berusaha melepaskan diri. Lucas malah lebih erat memeluk Quita.
" Aku akan lepas tapi tolong kasih satu kecupan dulu." Lucas tersenyum jail.Quita mendelik galak.
" Jangan galak sama suami..dosa..."ucap Lucas enteng. Sementara yang lain sibuk berpindah tempat untuk mencicipi hidangan makan siang. Lucas terus saja iseng menjaili istrinya yang sudah memberengut kesal.
" Suami menyebalkan..untung cinta." Gerutu Quita. Tak urung akhirnya dia memberikan kecupan singkat dibibir suaminya. Lucas tersenyum puas.
" Sayang..kita ke kamar sekarang saja, lama kalau harus menunggu semua tamu pulang." Usul menyebalkan Lucas mendapatkan pelototan manis dari Quita. Lucas terkekeh.
" Cantik amat sih istriku." Lucas mengusap pelan pipi memerah istrinya.
" Si Amat ga cantik tahu." Ketus Quita. Lucas tertawa pelan.
" Iyalah..Amat kan pria tulen, masa cantik." Quita menatap gemas suaminya. Lucas tersenyum menatap istrinya.
Lucas menarik lembut istrinya, " Ayo kita ke kamar."
Quita berusaha menahan dirinya, " Nanti..masih banyak tamu. Kita makan dulu bersama mereka." Lucas menggeleng. Dengan cepat dia menggendong Quita yang menjerit karena kaget. Semua mata memandang mereka.
" Lucas...mau kemana...ajak makan dulu istrimu." Suara lembut Mom mengingatkan. Lucas tidak mendengarkannya.
" Lucas..Jangan terburu buru. Sabar.." Giliran Mami yang bersuara. Lucas juga tidak peduli. Dia terus saja melangkah menuju ke kamar Quita. Sementara yang lain hanya memandangi kepergian Lucas yang dengan tanpa beban menggendong Quita. Mereka cukup mengerti sepertinya atau memang malas berteriak atau membuka suara untuk memperingatkan Lucas. Percuma mereka pikir, Lucas tidak akan mendengarkannya.
Sesampai di kamar Lucas segera menempatkan Quita di ranjang empuknya yang dipenuhi mawar merah. Wanginya menyeruak menusuk penciuman. Sejenak Quita menghirup dalam aroma wangi yang begitu disukainya. Sedikit menenangkan dari rasa malu karena ulah suaminya dan gelenyar yang membuat debaran jantungnya tidak menentu.
" My beautiful wife." Lucas menatap penuh cinta istrinya. Quita kembali merona. Lucas mencium pipi yang bersemu merah itu.
" I love you baby. You're mine." Ucapnya lembut. Quita meresapi semua ucapan suaminya. Debaran jantungnya tak menentu. Dia memang pernah dicumbui pria didepannya tapi tidak pernah sampai melakukan sesuatu yang mungkin akan mereka lakukan saat ini. Dia menunggu dengan perasaan berdebar.
" Sayang aku akan memintanya saat ini...aku tahu kamu akan menolak karena nanti malam kita harus melakukan resepsi pernikahan, tapi aku tidak akan tahan menunggu selama itu." Lucas menatap Quita yang juga menatapnya dengan debaran yang tanpa henti. Ada geli yang seolah menggelitik perutnya. Quita memejamkan matanya. Berusaha menahan rasa yang membuatnya salah tingkah. Tidak ada kata yang dia ucapkan.
" Aku akan melakukannya dengan perlahan sayangku." Suara Lucas mulai dipenuhi gairah. Bibirnya mulai mengecup kening, pipi lalu beralih ke bibir ranum istrinya.
" Bibir manis ini bisa kucium kapan pun, leher wangi ini bisa kukecup kapan pun. Tubuh ini bisa ku sentuh kapan pun karena ini milikku. Hanya punya aku." Tangan Lucas dengan nakal menyusuri setiap detail tubuh istrinya. Mengagumi dengan tatapan memuja keindahan yang kini sudah menjadi miliknya. Mengusapnya dengan lembut, menghadirkan gairah penuh hasrat. Bibirnya tak lepas memberikan ciuman, kecupan dan hisapan diseluruh bagian tubuh istrinya. Quita mengerang menerima sentuhan itu. Lucas tidak mau menunggu lama. Desahan tertahan istrinya membuatnya semakin menggebu, dia menyalurkan semua rasa yang sudah menguasainya sejak tadi. Memiliki istrinya seutuhnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top