Twelve

Sepanjang perjalanan menuju Montreal, Quita lengket disebelah Lucas. Pria itu juga dengan senang hati menerima kepossesifan gadisnya. Lucas juga tanpa ragu dan malu melakukan kemesraan yang membuat Wannie cemberut kesal. Garry sendiri hanya terkekeh melihat semua itu. Dia merasa bahagia sahabat yang merangkap sebagai atasannya itu tidak lagi bersikap dingin dan datar kepada seorang gadis. Garry juga paham betul akan perannya. Sebisa mungkin dia menarik dan menjauhkan Wannie dari pasangan yang sedang dimabuk cinta itu. Seperti saat ini.

Ketika tiba di Bandar Udara Internasional Montréal-Pierre Elliott Trudeau. Dia menarik Wannie untuk mengikutinya. Sementara Quita dan Lucas sejenak melepas lelah di Java U cafe yang berada disekitaran bandara. Mereka mampir untuk makan croissant cokelat dan kopi.

" Lezat sekali, Staf yang sangat sopan dengan layanan yang cepat dan ramah." Cetus Quita mengomentari sajiannya.

Lucas tersenyum menatap gadisnya. Dia merasakan hatinya penuh dengan bunga. Begitu bahagia. Jantungnya seakan berlompatan dan teramat kencang berdegup.

" Queen..terima kasih sudah mau ikut denganku." Lucas mengelus lembut pipi gadisnya. Quita tersenyum, begitu manis.

" Aku tidak mau wanita itu merebutmu. Siapa namanya tadi..Winnie the pooh ya." Lucas tergelak.

" Wannie sayang."

" Ya..siapa pun dia. Aku tidak suka dengannya." Ketusnya.

Lucas tak kuasa untuk tidak mencium bibir cemberut milik gadis yang duduk didepannya.

" Kau selalu tak ingat tempat jika menciumku." Protes Quita dengan kesal. Lucas terkekeh.

" Aku selalu hilang akal jika menatap bibirmu. Bibirmu membuatku ingin selalu menciumnya." Gadis itu berdecih.

" Besok besok aku akan memakai masker jika pergi denganmu." Ucapnya dengan bibir cemberut.

Lucas kembali mencium bibir itu. Mata gadis di depannya membulat marah. Lucas tertawa sambil mengacak rambut gadisnya.

" Aku akan menikahimu secepatnya. Aku tidak sanggup menahannya." Lucas mengacak rambutnya kasar. Quita tertawa geli.

" Why do you laugh." Tanya Lucas tidak suka ditertawakan.

" You're so funny. "

Gadis didepannya masih tertawa. Lucas gemas dibuatnya. Segera dia berpindah tempat ke sebelah gadisnya dan membenamkannya dalam pelukan. Bibirnya menciumi kepalanya. Quita tertawa tawa. Lucas begitu bahagia. Dia senang bisa membuat gadis itu tertawa kegirangan.

" ehm..ehm..cukup sudah bermesraannya. Mom and Dad wait for us." suara Garry menghentikan kegiatan keduanya. Mereka seolah baru sadar kedatangannya jauh jauh ke Montreal.

Memasuki rumah besar dibilangan elit yang memiliki desain menonjolkan sisi modern dengan dihiasi beberapa ornamen-ornamen dengan nilai yang unik. Hunian elegan ini terdiri dari tiga lantai, termasuk lantai basement.

Lucas membawa gadisnya ke ruangan berjendela sangat besar dan lantainya berbahan kayu yang begitu natural. Tampak disana sepasang suami istri paruh baya sedang memandang mereka dengan senyum, juga seorang wanita yang lebih tua dengan rambut abu abu sebahu. Senyum ramah dan hangat menyambut kedatangan mereka.

" Akhirnya datang juga, dengan pasangan yang sudah dijodohkan."

Pria paruh baya yang sudah pasti Dad itu menyambut dengan sindiran. Mereka tersenyum tanpa beban.

" Percumakan menolak dan kabur. Jodoh tidak akan kemana." Sambungnya dengan diikuti kekehan.

" Sudah Dad..jangan buat malu mereka. Quita honey..come to mom.."

wanita paruh baya itu merentangkan tangannya. Quita segera menghambur ke pelukannya. Begitu hangat sama dengan pelukan mami.

" Granny juga mau peluk." Ucap Granny yang berdiri disebelahnya. Segera Quita berpindah memeluk granny. Sementara Lucas dan Dad berangkulan. Kebahagian menyelimuti keluarga itu.

" Menginaplah dulu dua atau tiga hari, setelah itu kita temui keluarga gadis cantik ini." Ucap granny yang diangguki oleh semuanya. Hanya Lucas yang memandang granny dengan cemberut.

" Tidak, cukup satu hari saja. Jangan terlalu lama." Ucapnya sedikit gusar. Mereka tertawa, paham akan maksud arah tujuan perkataan Lucas.

" Dulu saja menolak, sekarang malahan ingin cepat cepat. Dasar anak tidak tahu diri."

" Dad...please.." Lucas merajuk.

Mereka semua tertawa bahagia. Lucas yang kesal ditertawakan membawa Quita ke lantai dua dengan menggendongnya.

" Hey.. Lucas, mau dibawa kemana gadis cantik itu." Teriak Mom.

" Aku akan mengurungnya di kamar, dan akan membuat bayi lucu untuk kalian. Agar kalian segera menyiapkan pesta pernikahan." Jawabnya ringan.

" Lucas..how dare you.." Teriak Dad kesal.

Lucas tidak peduli, dia terus saja membawa gadisnya masuki kamarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top