Three
Lampu kamar Quita masih menyala ketika lonceng jam dinding berdentang dua kali. Quita membalikkan tubuhnya dengan gelisah. Dipeluknya guling dengan mata yang dipejamkan dengan paksa. Tapi tidak bisa, dia kembali menatapi langit langit kamarnya. Berkali kali dia menggelengkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya. Napasnya terasa sesak. Dia kembali terbayang kejadian hari ini.
" Oh God...apa yang harus aku lakukan."
Quita memejamkan matanya. Tiga bulan dia mengatur rencana untuk lari dari perjodohan itu. Sambil menyiapkan hati untuk menerima Alandro, dokter tampan yang belakangan ini setia menyapanya disetiap jam makan siang. Dokter itu selalu menyempatkan untuk makan siang di Resto tempatnya bekerja. Quita tahu Dokter itu menyukainya dan Quita masih memastikan hatinya sebelum menerima dokter itu.
Bayangan peristiwa hari ini terbentang kembali dalam ingatannya. Bertemu pria gila yang mengaku sebagai calon suami yang dijodohkan ayahnya. Pria yang seenaknya memintanya menjadi kekasihnya dan dengan mudah mencuri ciuman dibibirnya.
Tapi aku menikmatinya, batin Quita.
" Tuhan ...tolonglah hambamu ini. Berikanlah aku petunjuk." Gumamnya dengan bibir bergetar. Tanpa sadar bayangan sosok Lucas masuk ke dalam pikirannya. Terbayang cara dia memeluk dan menciumnya. Quita tersenyum sendiri.
" Dia tampan, bahkan lebih tampan dari dokter Alandro." Ucapnya lirih.
Aduuh..kenapa jadi memuji si gila itu, rutuk Quita dalam hati. Dia berusaha untuk tidur dan menepis bayang bayang Lucas.
Sementara itu di apartement Lucas. Pria itu juga belum bisa memejamkan matanya. Bayangan gadis cantik yang dipanggilnya Queen tidak juga pergi dari pikirannya.
" Aku harus mendapatkannya. Aku harus membuatnya jatuh cinta."
Tegasnya. Tangannya terkepal. Dia merasa aneh dengan perasaannya. Ini baru pertama kali dialaminya. Selama ini Lucas selalu dingin dan acuh terhadap wanita. Dia tidak pernah merasa tertarik secantik apa pun wanita yang ada dihadapannya dan menggodanya.
Tapi hari ini keangkuhan itu runtuh oleh seorang Queen Paquita Albarier. Gadis yang beberapa bulan lalu dibicarakan Daddy nya dan akan dijodohkan dengannya. Gadis yang dia tolak mentah mentah waktu itu.
Dan kini...baru sekali dia bertemu gadis itu. Dia sudah dibuat tidak karuan seperti ini. Bahkan tadi dia bertingkah konyol dengan mencium bibir ranum gadis itu dengan penuh hasrat. Tidak sekali tapi beberapa kali.
" Damn..!!!" Rutuknya sambil mengacak rambutnya kasar.
" Aku harus segera memilikinya. Bisa gila jika terus seperti ini." Ucapnya bermonolog.
Dia terus membayangkan gadis itu. Gadis yang membuatnya tidak bisa tidur. Ada perasaan aneh yang menggelitik hatinya. Ini baru dirasakannya.
" Queen..aku harus menemuimu sekarang juga." Ucapnya sambil bangkit dari tempat tidurnya dan berganti pakaian.
Diambilnya kunci mobilnya dan segera berlalu keluar dari apartementnya.
Bukan hal yang sulit bagi seorang Lucas untuk mengetahui tempat tinggal Quita. Garry sang sahabat yang juga setia menjadi sekretarisnya akan dengan senang hati membantunya mencari alamat sang gadis pujaannya.
Tidak sampai satu jam mobil sportnya terparkir di basement apartement Quita. Dengan segera dia menuju kamar gadis itu. Setelah sampai di depan kamar yang dia cari, tangannya dengan ringan menyentuh bel. Hanya dua kali dia menyentuhnya. Terdengar suara langkah kaki mendekat. Quita yang memang juga tidak bisa memejamkan mata dengan segera menghampiri pintu ketika ada suara bel terdengar. Dengan sekali hentakan gadis itu membuka pintu dan terperanjat melihat siapa yang berada di depan pintu.
" Untuk apa malam malam ke sini." Ucapnya ketus.
" Aku merindukanmu." Jawab Lucas datar sambil badan besarnya memeluk dan mendorong gadis itu untuk masuk. Menutup pintu dengan kakinya.
" lagi pula ini bukan malam. Ini sudah pagi. Lihat ..sudah hampir jam setengah empat." Ucapnya sambil bergerak cepat menggendong gadis mungil itu dan membawanya menuju kamar.
" Hey....Mau apa kamu.." tanya gadis itu cemas.
" Tidur." Jawabnya ringan.
" Tidur..maksudmu." tanya gadis itu dengan suara bergetar.
" Aku tidak bisa tidur. Aku merindukanmu, jadi aku akan tidur disini sambil memelukmu." Jawabnya sambil merebahkan tubuhnya disebelah gadis itu dan memeluknya dengan segera.
" Please..baby..I just wanna sleep." Ucapnya sambil memejamkan matanya.
Quita yang masih keheranan terpaksa menurutinya dan ikut memejamkan matanya.
" Pria gila." Desisnya.
" Aku mencintaimu sayang." Gumam pria itu yang membuat wajah Quita merona.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top