Thirteen

Akhirnya mereka dipaksa granny untuk menginap selama tiga hari. Lucas amat menikmati kebersamaannya dengan Quita, yang perlahan tapi pasti terlihat mulai menerimanya. Nada bicara gadis cantik itu sudah mulai melunak, tidak lagi ketus dan sinis. Bahkan sering kali merengek manja. Lucas begitu menyukainya. Seperti saat ini, ketika mereka berjalan-jalan menikmati Mont-Royal yang jalannya naik dan merupakan paru-paru hijau di dekat pusat kota. Gadis itu kerap merengek lelah. Lucas tergelak setiap gadis itu meringis.

" What's wrong baby."

" Tired." Ucapnya manja.

Lucas tersenyum senang mendengarnya. Segera dia menggendong gadis cantik yang begitu dipujanya itu. Mereka berjalan-jalan melalui taman yang indah itu

" Nanti kita akan melihat monumen Jacques Cartier dan King George VI."

Gadis yang digendongnya memberengut manja. Lucas begitu terpesona dengan perubahan sikap dan sifat gadisnya.

" Kau menggemaskan sekali." Ucapnya dengan senyum.

Quita meminta untuk diturunkan, matanya memandang kuburan di lereng barat. Di mana kelompok-kelompok etnis kota yang berbeda beristirahat dengan damai bersama selama berabad-abad.

" Dari puncak ini terlihat panorama megah Île de Montréal dan St. Lawrence dan pada hari-hari yang cerah seperti saat ini, pemandangan meluas ke Pegunungan Adirondack di Amerika Serikat. Can you see that, dear."

Lucas menatap sayang gadis disebelahnya lalu memeluknya. Gadis itu pasrah menyambut pelukan. Dia mengangguk di dalam pelukan hangat kekasihnya.

" I love you, baby." Bisiknya lembut, gadis cantiknya tersenyum manis. Tidak ada lagi umpatan dari mulut mungil itu. Bahkan ketika bibir Lucas melumatnya penuh hasrat. Quita malah menyambut dan membalasnya..

" Damn, this is very delicious baby. I always wanna kiss you. your lips make me crazy. Aku tidak pernah seperti ini sayang." Lucas mengerang setelahnya dan Quita terengah setelah ciuman panas mereka.

" Kita harus segera pulang dan menikah. Aku tidak janji untuk tidak menerkammu dengan segera."

Quita mendelik galak, eh bukan... itu kerlingan manja karena bibir mungilnya mengulum senyum. Tentu Lucas dibuatnya lebih frustasi menahan hasratnya. Terlebih dilihat setelahnya gadis itu mengulum bibirnya seperti menggodanya.

" Don't do that baby." Erangnya sambil menyurukkan kepalanya diceruk leher gadisnya. Dia mengecupi leher itu. Quita memejamkan matanya menikmati tiap kecupan basah dilehernya. Aahh..sshhh..desahan lolos tanpa mampu ditahannya. Oh shit, Lucas yang menangkap desahan itu benar benar dibuat hilang akal. Damn..I can't hold it anymore, umpatnya dalam hati

" Baby..please.. lets go home." Putus Lucas.

Dia tidak mau terjadi sesuatu disini. Ditempat umum yang saat ini terlihat sedikit ramai. Sesegera mungkin Lucas membawa Quita kembali ke rumah dan disinilah mereka. Diatas king size bed kamar Lucas. Decak pertemuan bibir terdengar memenuhi ruangan. Erangan dan desahan mewarnai pergumulan mereka.

" Baby please." Lucas memohon dengan mata mengabut. Suaranya serak dipenuhi gairah. Bibirnya yang tak henti mengecup mulai turun ke leher lalu ke bagian dada. Berhenti disana untuk mengagumi dan menikmati kecantikan yang tersaji didepan mata.

" It's very beautiful baby." Ucapnya disela cumbuannya. Lucas begitu bangga dan merasa begitu terhormat menjadi yang pertama menyentuhnya.

" You drive me crazy baby. Aku tidak menyangka akan sejatuh cinta ini padamu." Ucapnya lagi sambil terus tidak lepas mencium dan mengecup tubuh molek yang pasrah menerima sentuhan gairahnya.

" Apakah kau juga mencintaiku baby."

" Apakah perlu dipertanyakan lagi." Dengan suara serak berkabut gairah Quita menjawab lirih.

" Say it baby, please.." Lucas memohon untuk meyakinkan dirinya. Dia menatap wajah cantik itu menunggu jawaban. Senyum terukir dibibir mungil itu.

" Yes Lucas..I love you." Ucapnya disela desahan. Lucas tersenyum puas. Dia tidak lagi merasa ragu.

" Baby..you're mine.." Bisiknya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top