Seventeen

Kesibukan menjelang pernikahan dinikmati dengan suka cita oleh kedua keluarga besar Albarier dan Smith. Pesta pernikahan yang terakhir untuk anak keluarga Albarier dan yang pertama dan terakhir untuk keluarga Smith karena Quita anak terakhir dan Lucas anak semata wayang. Mereka saling bantu mempersiapkan pesta besar dua keluarga kaya raya tersebut. Banyak orang orang penting yang akan datang di pesta pernikahan tersebut. Walaupun rencana prosesi pernikahan khidmatnya hanya dihadiri oleh keluarga besar saja, tapi itu pun pasti akan sangat ramai.

Siang ini Quita ditemani Kaylania fitting terakhir untuk pakaian pengantin yang akan berganti sebanyak empat kali. Aunty Ramira yang mempersiapkan rancangan gaun pengantin gadis cantik itu. Tampak Quita begitu cantik siang ini dengan celana jeans hitam dan kaos merah menyala. Wajah cantiknya semakin sempurna dengan senyum yang selalu mengembang dibibirnya.
" Aku baru tahu ternyata kalau sedang bahagia karena jatuh cinta adikku yang manja dan judes ini bisa tersenyum manis, begitu cantik." Goda Kaylania sambil melirik Quita yang menjadi tersipu.
" Coba ga usah pakai acara kabur. Lumayan loh waktu tiga bulan terbuang percuma." Kaylania terkekeh. Quita mendelikkan matanya.
" Hey cantik..apa kabar?" Sebuah suara mengagetkan mereka.
" Briana...lama tidak bertemu. Kapan pulang?" Suara Quita menyambut ramah orang yang tadi menyapanya yang ternyata Briana, sahabat Quita. Briana mengulum senyum.
" Tumben ga ketus. Sudah dapet pawang yang bisa merubah tuan putri cantik ini ya.." Briana tertawa pelan diikuti Kaylania.
" Hey Bri..apa kabar. Kamu sih baru kembali, jadi melewatkan moment si puteri ini ketemu tunangannya. Lihat nih cincin berlian segede gaban ini, pemberiannya dan dia akan menikah dua minggu lagi." Kaylania berbicara sedikit berbisik, sengaja menggoda Quita. Gadis itu sebal bukan main, lalu cemberut manja. Mereka tertawa melihatnya.
" Aku baik baik saja ka. Waah..beruntung sekali aku pulang."
" Aku sudah mengirimi email undangan pernikahanku." Ketus Quita.
"Masa...waah aku belum buka, sebentar.." Briana membuka email di ponselnya. Matanya sedikit membulat, ada keterkejutan di wajahnya.
" Ada kan....kau selalu saja malas membuka emailku." Quita memandang Briana yang wajahnya masih terlihat menyimpan keterkejutan. " Ada apa Bri.." Quita menatap sahabatnya itu.
" Kau serius akan menikah dengan...Lucas Brian Smith." Quita menatap tajam Briana.
" Kau mengenalnya." Tanya Quita tanpa peduli dengan pertanyaan Briana.
" Tentu saja, siapa yang tak kenal the ice prince itu." Briana cengengesan. Quita memandangnya judes.
" Dan..."
" Apa..dan apa.." Quita melotot. Briana tertawa keras, sampai Kaylania menatapnya.
" Aku sedang dekat dengan sepupu jauhnya." Briana terlihat tersipu. Quita menunggu kelanjutannya.
" Dia seorang dokter, tampan..dan sangat perhatian...Dia.."
" Dokter...siapa namanya.." Quita memotong ucapan Briana. Briana menatap Quita, bibirnya menyungging senyuman.
" Alandro Frowein."
Degg...Quita melotot sempurna. Briana menatapnya heran.
" Kenapa..jangan bilang kau kenal dan kau menyukainya." Quita menggeleng. Quita segera berlari meninggalkan Briana yang menatapnya tak mengerti. Kaylania menatap Briana meminta jawaban. Gadis itu hanya mengangkat bahunya.
Tampak Quita melangkah dengan kesal, tujuannya adalah kantor tunangannya, yang menyebalkan itu. Quita sangat kesal setelah tadi mendengar Briana mengatakan tentang sepupu jauh Lucas. Dokter Alandro, yang hampir tiga bulan itu selalu menemani makan siangnya. Lalu apa maksudnya ini semua, mengirim dokter itu untuk memata mataiku, damn you...rutuk Quita kesal.
Sesampai didepan gedung kantor, tanpa meminta ijin recepsionist Quita langsung berjalan masuk dan manaiki lift khusus menuju ruang kerja Lucas. Pintu lift terbuka menampakkan ruangan luas yang tertata rapi. Di belakang meja duduk Lucas dibangku kebesarannya. Sibuk, dengan berkas yang menumpuk dan macbook yang sepertinya menyala.
" Kau selalu menyebalkan." Gerutu Quita sambil melempar Lucas dengan tas tangan yang dibawanya. Tentu Lucas amat terkejut dibuatnya.
" Hey baby..what happen?" Tanyanya sambil menghampiri gadis yang sekarang ini menyipitkan matanya dengan wajah tak bersahabat.
" Siapa dokter Alandro Frowein." Tanyanya tak sabaran. Sejenak Lucas terdiam. Dia menatap dalam tunangan cantiknya.
" Kenapa..kamu bertemu dengannya atau kamu kangen dokter so ganteng itu.?" Lucas malahan balik bertanya.
" Lucas..." Quita menjerit kesal. Lucas memeluk gadisnya itu. Quita berusaha melepasnya.
" Lucas..answer me."
" Okay mam...He's my cousin." Ucapnya santai.
" So.."
" So..what."
" Iihhh...menyebalkan, apa maksudnya dia mendekatiku hampir tiga bulan, dan berpura pura tidak kenal denganmu."
" Itu salah satu perjuanganku mendapatkanmu." Ucapnya tanpa beban. Pria itu mencuri ciuman di bibir gadisnya.
" Lucas..stop it. Aku sedang marah. Aku butuh penjelasan." Bentaknya dengan nada kesal. Pria itu tertawa.
" Baiklah ratuku..akan aku jelaskan my Queen..cintaku  please sit down, baby." Lucas menuntun gadis itu menuju sofa. Lucas mendudukkan dirinya dan menarik Quita untuk duduk diatas pangkuannya. Gadis itu berusaha bangun dari pangkuan Lucas.
" Diam..aku akan jelaskan." Bisiknya sambil mengecup singkat telinga gadis itu. Quita hanya bisa terdiam.



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top