One
Lucas Brian Smith merasa tidak percaya, dihadapannya berdiri seorang Queen Paquita Albarier. Gadis cantik yang begitu sederhana, sangat sederhana. Dengan pakaian yang begitu biasa tanpa make up berlebih dan mengaku sebagai assistant Manager sebuah resto. Tentu Lucas tak akan percaya jika dia seorang Queen Paquita Albarier, jika saja kejadian itu tidak ada.
Yaah...beberapa jam yang lalu seorang waitress membuat kesalahan dengan menumpahkan pesanannya diatas meja dan sukses membuat makanan itu mengenai pakaian mahalnya yang akan dikenakan menghadiri meeting penting sore ini. kejadian itu yang membawanya duduk di ruangan gadis yang name tag nya bernama Quita itu. Sambil menunggu pakaian dilaundry Lucas iseng mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, sampai terhenti pada satu bingkai foto diruangan tersebut. Dia melangkah mendekati utk memastikan dan...
" Apa hubunganmu dengan keluarga King Aslam Albarier?" tanya Lucas dengan menatapnya tajam. Gadis itu terlihat begitu terkejut.
" Aku..aku.." Dia gugup tak dapat menjawab pertanyaannya.
" Jangan ..jangan..kamu Queen Paquita, putri yang kabur itu ya..?"
Lucas tersenyum licik melihat raut wajah gadis itu yang tampak gelisah.
" you gotcha girl.." gumamnya.
Quita merasa hidupnya tidak akan sama lagi setelah hari ini. Seorang pria yang duduk dihadapannya dan sedang memandanginya tajam telah membuatnya gelisah. Bagaimana tidak, dia menanyakan hubungannya dengan King Aslam Albarier, yang nota bene adalah ayahnya. Quita berusaha untuk diam tidak menanggapi, tapi pria dihadapannya terus meminta jawabannya.
" Kau si putri nakal itu bukan?" Tanyanya lagi, kali ini dengan smirk licik diwajahnya. Quita mendengus kesel.
" Putri king Aslam yang kabur hanya karena akan dijodohkan dengan seorang anak sahabat ayahnya. Kekanakan sekali.." dia terkekeh. Dasar pria sialan, rutuk Quita kesal.
" Aku bukannya kekanakan. Tapi tidak suka dengan cara kolot ayahku. Seenaknya menjodohkan dengan putra sahabatnya. Siapa tahu pria itu tua, jelek dan menyebalkan. Iihhh..jijik sekali." Jawabnya ketus.
" Lalu bagaimana jika dia seperti aku, tampan dan muda." Ucap pria itu.
Konyol sekali. Quita mencibir.
Pria sok tahu yang sok tampan itu tertawa keras. Dia berdiri menghampiri Quita dengan santai.
" Jadi benar kau Queen Paquita Albarier kan?" Tanyanya lagi.
Kali ini kedua tangannya menangkup pipi Quita yang seketika bersemu merah. Quita menepis tangan jahil yang begitu berani menangkup pipinya.
" Woouuww....galak juga ya." Pria itu tertawa begitu keras. Quita begitu risih dibuatnya.
" Aah..hari ini aku begitu senang. Bertemu Queen Albarier disini. Aku akan kabarkan pada semua orang..aku.."
" Stop...please..don't do that, okay."
Suara Quita penuh permohonan. Pria itu tersenyum licik. Wajah tampannya pantas untuk ditampar, batin Quita.
" Okay...dengan satu syarat." Sebelah matanya mengedip genit, ingin rasanya Quita mencolok mata yang selalu menatapnya tajam itu.
" Apa syaratnya?"
" Menemaniku meeting sore ini, sebagai pasanganku."
" Maksudnya?"
" Menjadi kekasihku. Deal..?"
Tangannya terulur dan Quita tidak dapat berbuat banyak kecuali mengiyakan dari pada rencananya yang sudah dia susun selama hampir tiga bulan ini hancur berantakan.
" Okay..okay..." Jawab Quita kesal. Pria itu tertawa lagi. Begitu senang.
" Good girl." Wajah didepannya tersenyum penuh kemenangan. Menyebalkan.
Quita kembali fokus pada pekerjaannya. Sementara pria yang tanpa baju atasan itu asik mondar mandir di kantornya. Seolah meneliti setiap inch kantornya, mengumpulkan bukti bukti untuk menjatuhkannya. Damn you, gerutu Quita sambil mengguar kasar rambut coklat gelombangnya. Sial sekali hari ini, rutuknya.
Tok..tok..tok..
Ketukan di pintu seolah menjadi penyelamat untuk Quita. Seorang waitress masuk dengan membawa pakaian terbungkus plastik laundry. Wangi khas parfum laundry menyeruak memenuhi ruangan.
" Bu Quita..ini pakaian Tuan tadi." Ucap Angela lirih sambil mencuri tatap pria yang dengan gagah berdiri disisi ruangan dengan hanya celana panjang yang dia gunakan.
" Simpan di sofa, terima kasih." Jawabnya datar.
Segera Angela melaksanakan apa yang diminta dan keluar ruangan sambil sekali lagi mencuri tatap pria yang dengan bangga memamerkan dada bidang dan perut kotak kotaknya. Quita menggedikkan bahunya.
Quita beranjak mengambil pakaian itu dan menyerahkan ke hadapan pria itu. Dia tersenyum menggoda. Quita menghembuskan napas. Kesal.
" Terima kasih sayang." Ucapnya masih dengan senyuman.
"Sayang?" Mata coklat tua Quita mendelik galak.
" Yah..sayangku. kau kekasihku sekarang."
" Kau..tidak bisa seenaknya."
Quita cemberut. Pria dihadapannya menatapnya masih dengan senyum. Quita menghindari tatapan itu yang membuatnya serba salah. Tangan itu malahan menahan dagunya dan memaksanya untuk menatapnya.
" Kau kekasihku Queen. Ingat itu." Ucapnya penuh penekanan.
" Aku pergi dulu, sore nanti akan ada yang menjemputmu, bersiaplah. Oh iya, Aku juga akan mengirimkan orang untuk persiapan nanti sore." Ucapnya tanpa terbantah. Sebelum menuju pintu dia masih sempat mencuri ciuman dibibir Quita.
" Ingat Queen....namaku Lucas Brian Smith, ayahku Johnson Smith. Aku calon suamimu."
Kata katanya sukses membuat Quita bengong.
What the fuck!!! rutuk Quita kesal.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top