Nineteen

Ini tujuh hari menjelang hari pernikahan. Persiapan sudah sekitar sembilan puluh lima persen. Tidak ada sesuatu hal yang rumit yang menghalangi semua persiapan ini. Quita sudah mulai di rumah. Menjalani prosesi pingitan. Dia juga rajin mengikuti semua saran saran yang diberikan oleh mami dan calon mertuanya. Dia jadi gadis penurut sekarang ini dan itu kadang membuat Kaylania tertawa geli karena pada dasarnya Quita sangat sulit diatur. Terkadang Kaylania mengisengi adiknya itu dengan peraturan yang sedikit berlebihan, tapi Quita mau saja mengikutinya. Tentu ini membuat Kaylania dan Jasmine tergelak dan mendapatkan pelototan manis dari mami ratu. Quita juga menuruti peraturan yang tidak boleh bertemu Lucas sampai prosesi pernikahan nanti. Ini yang sulit, karena Lucas sering kali merengek meminta bertemu atau dengan nakalnya mengetuk jendela kamarnya. Seperti malam ini. Quita tahu ketukan yang terdengar itu pasti Lucas yang melakukannya. Dengan malas dia membawa tubuhnya mendekati jendela, membuka tirai dan mendapati wajah tampan itu disana.
" Cepat buka..aku kangen." Suara Lucas terdengar merengek manja. Quita memutar bola matanya tapi tak kuasa untuk tidak membuka jendelanya. Dia juga kangen pria menyebalkan itu. Setelah jendela terbuka Lucas merangsek masuk dan memeluk tubuh mungil tunangannya.
" I miss you baby." Suara itu merajuk. Kepalanya menyuruk ke ceruk leher Quita.
" Kamu wangi...sekali." lanjutnya sambil menciumi leher Quita. Gadis itu menggelinjang kegelian. Lucas tidak berhenti. Quita tertawa tawa pelan.
" Ssttt..jangan berisik." Bisik Lucas ditelinga Quita. Dia beralih mencium bibir gadisnya.
" Kenapa bibir ini begitu manis sayangku.." Erangnya sambil terus menyecap bibir yang kini merespon ciumannya. Lucas membawa Quita untuk duduk di atas tempat tidur. Ditelitinya wajah cantik gadis di depannya.
" Apa kamu bahagia akan menikah denganku." Tanyanya sungguh sungguh. Dibelainya rambut berwarna coklat bergelombang itu. Gadis itu tersenyum.
" Ya..aku sangat bahagia." Ujar Quita dengan mantap.
" Terima kasih untuk mau menerimaku cantik. Terima kasih untuk balasan cintanya. I never let you down. I promise it. I love you so much and can't live without you beside me." Quita tersenyum memandang pria yang membuatnya jatuh cinta walaupun tetap selalu menyebalkan dengan segala tingkah lakunya. Tapi Quita sangat mencintainya dan begitu nyaman berada didekatnya.
" I love you too. Please don't make a promise, just prove it. Okay."
" Of course. I'll do it baby."
Lucas kembali melumat bibir Quita begitu lembut. Gadis itu menyambutnya dengan penuh hasrat.  Ciuman itu berubah menjadi ciuman yang panas dan begitu menuntut. Mereka mulai melenguh dan mendesah pelan. Quita menarik diri.
" Ada apa.." Suara Lucas terdengar serak. Quita menatap Lucas dengan napas memburu.
" Kita simpan untuk malam pertama kita. Sekarang...pulang sana. Aku tidak mau lebih...untuk nanti..biar kita tambah menikmati malam pertamanya." Quita mendorong pelan tubuh besar Lucas. Pria itu terkekeh.
" Kau mengusirku sayang."
" ya...kalau tidak diusir tidak akan pulang atau kau mau papi yang mengusirmu." Lucas malah memeluk tubuh Quita erat.
" Sayang...please.." Rengek Quita. Lucas tertawa pelan.
" Aku suka mendengar rengekanmu." Lucas mencium bibir Quita sekilas.
" Lucas..."
" Okay ..aku pulang." Ucap Lucas akhirnya mengalah.
" Ya....pulanglah. Kau bisa menelponku atau Video Call kalau kangen."
" Beda sayangku."
" Lucas..sayangku..my crazy prince." Quita mulai gemas. Lucas tahu itu, dia tersenyum.
" Berikan aku ciumanmu dulu. Biar aku bisa pulang dan tidur dengan nyenyak." Quita menurutinya. Dia melumat bibir Lucas, menyecapnya dan bermain main dengan bibir yang begitu senang dia manjakan.
" Sudah.." ucapnya setelah melepas ciumannya.
" Giliran aku." Ucap Lucas tanpa dosa. Quita menghela napas kesal.
" Terus kapan pulangnya."
" Setelah ini sayangku. Promise." Quita pasrah. Lucas kembali mendekat dan melumat bibir Quita lembut.
" Nona kecil..bilang tunanganmu untuk segera pulang atau papi akan menderek mobilnya yang terparkir sembarangan disisi jalan sana." Suara menggelegar King Aslam mengagetkan mereka. Quita menatap Lucas yang terkekeh.
" Dasar gila." Rutuk Quita.
" Aku calon suamimu sayangku."
" Sudah sana...pulang.." Quita sudah tak tahan lagi. Dia mendorong tubuh besar Lucas keluar melalui jendela lalu menutup jendela itu dan juga tirainya. Ketukan terdengar, membuatnya kembali membuka tirai.
" Apa..." bentaknya kesal. Lucas tersenyum menatap gadisnya yang menatapnya galak.
" I love you.." Ucapnya sambil memberikan kiss bye. Quita memhembuskan napas sambil tak urung tersenyum dan membalas kiss bye Lucas. Pria itu berbalik dan pergi dari pandangannya, suara senandungnya terdengar yang membuat Quita tersenyum.
" My lovely crazy prince." Ucapnya dengan pipi merona.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top