Nine

Ketika sampai di Mansion, hari sudah larut malam. Quita langsung menuju kamarnya di lantai dua. Segera merebahkan dirinya di king size bed nya.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Menghirup wangi kamarnya dengan mata tertutup. Dia merindukan kamar bernuansa merah itu. Diamatinya tiap sudut yang tertata rapi tanpa ada perubahan sedikit pun. Quita yakin, selama dia pergi Tilda selalu menjaga kerapian kamarnya.

Sebenarnya Quita ingin sekali menemui mami nya. Rasa kangen selama ini tidak bertemu begitu menyesakkan dada. Tapi dia mengurungkan niatnya setelah melihat jam yang sudah menunjukan pukul sebelas malam. Pasti mami sudah terlelap dan Quita tidak mau mengganggunya. Jadi dia memutuskan menahannya sampai besok pagi, yang pasti sekarang ini dia sudah kembali ke Mansion.

Ckrekk..

Suara pintu dibuka mengagetkan Quita. Segera dia menoleh mencari siapa yang datang. Seorang pria berdiri disana sambil tersenyum.

" Hey gadis nakal. Sudah kaburnya. Bosan ya."

Suara mengejek itu milik King Yazidan Albarier, kakaknya.

" Kak Yazid kebiasaan. Kalau masuk tuh ketuk pintu dulu.Gimana coba kalau ternyata aku sedang telanjang" Gerutu Quita kesal. Yazid terkekeh.

" Sorry Nona..Sorry." Quita cemberut.

" Mami sudah tidur ya." Tanyanya sambil menghambur kepelukan Yazid.  

Pria itu memeluk erat adik kesayangannya.

" Yah..mami sudah tidur."

" Kangen mami."

Air mata menetes dipipi mulus Quita. Yazid menghapusnya dengan lembut.

" Pakai kabur segala untuk menolak perjodohan, akhirnya ketemu juga dengan pria itukan."

Yazid menatap adiknya gemas. Quita tersenyum malu malu.

" Percayalah, papi tidak akan salah memilihkan pendamping hidup. Kakak saja langgeng dengan Jasmine sampai saat ini."

Quita mengangguk dengan senyum. Yah kakaknya itu juga dijodohkan papi dengan anak  sahabat mami. Kakaknya menerima dengan patuh perjodohan itu dan kini mereka hidup bahagia dengan dua anak yang cantik dan tampan.

" Bagaimana kau bisa ketemu dengan Lucas" Tanya Yazid dengan nada penasaran. Quita tersenyum mengingat pertemuan pertamanya dengan Lucas.

" Ceritanya besok saja waktu sarapan, okay."

" Hhmm..okay. Sekarang tidurlah Nona kecil."

Yazid mencium pipi adiknya. Quita membalas ciuman kakaknya.

" Titip ciuman untuk kak Jasmine, Alika dan Malika." Yazid mengangguk dan berlalu keluar dari kamar.

" Kakak..tutup lagi pintunya." Ucap Quita sedikit berteriak. Yazid menurutinya.

Quita menatap langit langit kamarnya. Pikirannya menerawang, mengingat kejadian demi kejadian yang dilaluinya semenjak Lucas hadir dihidupnya. Hidupnya terasa lebih berwarna. Lucas yang telah memperkenalkan apa itu cinta, rindu, pelukan, ciuman dan juga cemburu. Walaupun hati Quita belum menerima sepenuhnya tapi dia sudah merasakannya. Hebat memang. Pertemuannya baru beberapa hari dengan Lucas tapi banyak yang sudah dia rasakan. Quita jadi tersenyum sendiri.

Drrtt..drrt..

Ketika suara ponselnya bergetar dia segera memandang layar ponselnya dengan takjub. Ada nama my beloved di sana. Sedikit ragu karena tidak pernah menyimpan nomer dengan nama tersebut, dia menggeser tanda hijau di ponselnya.

" Hallo baby...belum tidur ya." Suara disebrang menyapanya.

" Lucas.." ucapnya lirih tapi cukup didengar oleh orang diseberang sana.

" Yes dear..it's me. Aku besok harus ke Montreal, ketempat Granny. Mom and Dad disana, aku akan menyampaikan langsung dihadapan Granny."

" Menyampaikan.."

" Meminta mereka datang untuk melamarmu." Potongnya cepat. Quita merona. Dia jadi gugup.

" ya..ya..terserah kau saja."

" Mau ikut ke sana baby." Ajak Lucas.

" Tidak, aku tidak akan ikut. Tapi..aku akan mengantarmu ke bandara."

" Okay baby. Aku jemput besok ya. Temani aku ke bandara. See you tomorrow baby. I love you. Good nite. Sweet dream.."

" Okay. See you tomorrow. Good nite."

Quita menutup sambungan ponselnya dan dia segera memejamkan matanya.

Good nite Lucas, have a nice dream, bisiknya lirih.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top