Four

Quita terbangun dengan perasaan canggung. Sementara Lucas tampak biasa saja, bibirnya menyungging senyum nakal. Apalagi posisi mereka yang berpeluk begitu intim selayaknya sepasang kekasih. Quita lebih dulu beranjak dari tempat tidur tapi tangannya segera ditarik oleh Lucas.

" Aaah...lepas.."

Teriaknya sambil menghentakkan tangannya. Bukannya terlepas, malahan membuat tubuhnya kembali jatuh dan mendarat mulus diatas tubuh Lucas. Pria menyebalkan itu tersenyum kegirangan. Menjijikan, batin Quita.

" Queen..aku tidur nyenyak sekali. Pelukanmu membuatku nyaman."

Lucas memeluk Quita erat. Wajah gadis itu merona. Matanya mendelik kesal. Lucas tersenyum menggoda.

" Lepas...aku mau mandi dan harus bekerja." 

" Tidak..kau libur saja hari ini. Semalam kau kurang tidur, aku tahu itu. Aku akan telpon Martino, Boss mu untuk meminta ijin."

Lucas malah mengeratkan pelukannya dan menyurukkan kepalanya ke leher Quita.

" Wangi sekali." Ucapnya sambil berdecak. Diciumnya leher mulus Quita. Gadis itu memberontak.

" Lepas..brengsek, lepas.." ucapnya galak. Lucas terkekeh. Tampak sekali dia senang dengan reaksi Quita. Dibingkainya wajah yg memerah itu dengan kedua tangannya.

" Cantiknya kekasihku."

Lucas kembali mencuri ciuman dibibir Quita. Mata gadis itu melotot marah. Dia berusaha untuk menutup rapat bibirnya, tapi dengan lihai Lucas membuatnya terbuka dan segera mengusai bibir itu. Dia baru melepas ciuman itu ketika gadis itu mencengram tangannya dan terengah.

" Gila..dasar..brengsek. pencuri ciuman. Ga tau diri. Kurang a...mmpph.."

Umpatan Quita terhenti ketika Lucas kembali menguasai bibirnya. Tangannya yang memukul dada Lucas tak dihiraukan oleh Lucas.  Dia terus saja menguasai bibir manis milik gadis itu. Air mata mulai meluncur mulus di pipi gadis itu. Lucas bukannya tidak tahu. Tapi dia tidak peduli, dia begitu menikmati bibir yang selalu berbicara dengan ketus itu.

" Bibirmu manis. Aku ketagihan untuk menikmatinya." Ucapnya dengan senyum mesumnya setelah melepaskan ciumannya.

" Dasar gila. Emangnya bibirku makanan." Maki Quita sambil bergegas masuk ke kamar mandi.

Lucas terkekeh geli melihat gadis yang kesal itu karena ulahnya. Segera dia menuju dapur untuk membuat kopi sambil tak lupa menelpon Martino untuk meminta ijin Quita tidak masuk hari ini.

Lucas duduk di kursi meja makan sambil menyesap kopinya. Dia merenungi kejadian demi kejadian. Ketika awal ketemu Quita di Resto, kenyataan bahwa gadis itu adalah gadis yang akan dijodohkan oleh ayahnya. Rasa ketertarikannya sejak pertama kali melihatnya. Ada getaran aneh yang dia rasakan kala mata itu menatapnya. Rasa yang belum pernah  dia rasakan selama ini. Rasa yang tidak dia rasakan saat berdekatan dengan Ami, Irene, Tania atau pun Wannie. Lalu ada hasrat yang tanpa dapat dicegah mengguar kepermukaan. Hasrat untuk menyentuhnya, menciumnya, memelukknya atau inginnya memilikinya.

Ini gila memang, atau mungkin memang aku sudah gila, batinnya. Aku begitu menginginkannya. Ya Tuhan, desisnya. Lucas mengacak kasar rambutnya. Apakah ini yang namanya cinta...Lucas tidak pernah tahu. Selama ini dia banyak berteman dekat dengan wanita cantik, tapi tidak pernah seperti ini.

Lamunannya terusik oleh kehadiran sosok cantik yang begitu wangi. Semerbak bunga bunga yang begitu lembut menusuk penciumannya. Membangkitkan hasrat ingin memeluk gadis yang kini berdiri dihadapannya. Posisi gadis itu membelakanginya. Dengan segera Lucas menghampiri dan memeluknya dari belakang dan menciumi lehernya.

Quita tampak terkejut tapi kemudian seolah menerima perlakuan manis Lucas, atau mungkin dia sudah malas dan lelah menolaknya, entahlah. Yang pasti Lucas begitu menyukai sikap Quita yang menerima perlakuannya. Dia masih terus menciumi leher jenjang itu. Menghisapnya perlahan, meninggalkan jejak basah dan menampakkan tanda kemerahan walaupun samar.

" Ya Tuhan ..aku mencintaimu..ya..aku mencintaimu." Ucapnya tanpa sadar. Quita yang mendengarnya mengernyit merasa tak percaya.

" secepat itu.." tanyanya kemudian untuk menghilangkan rasa penasarannya.

" yah..secepat itu....ternyata tidak perlu waktu lama untuk jatuh cinta padamu. Sayang...terima perjodohan itu dan biarkan aku memilikimu."

Quita menatap pria dihadapannya. Pria gila yang baru kali ini dia temui. Merasa takjub dan ketar ketir dengan sikapnya dari kemarin ketemu sampai hari ini. Sedikit aneh, tidak..tidak..ini sangat aneh, batinnya.

" Aneh..memang aneh sayang..aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Aku sendiri tidak tahu, yang aku tahu saat ini aku menginginkanmu." Ucap Lucas seolah tahu akan pikiran Quita. Dia masih terus memeluk gadis itu.

" Listen to me, I'll make you believe me and make you fall in love with me."  Tegasnya ditelinga Quita.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top