Five

Pagi ini Quita pergi ke tempat kerjanya diantar oleh Lucas. Setelah kemarin seharian dia di rumah dan ditemani oleh Pria itu  yang selalu membuatnya memijit pelipisnya karena kesal. Macam macam kekesalan yang dibuat Lucas. Memeluknya dimanapun dengan erat. Menciumnya sampai dia kehabisan napas dan Mengambil gambarnya dalam setiap kesempatan. Quita tentu merasa terganggu tapi sulit untuk marah. Gadis itu hanya menahan rasa kesalnya dengan menghembuskan napasnya dengan kasar. Ini adalah kali pertama ada lelaki asing masuk apartementnya. Bahkan ayah dan kakaknya sekalipun tidak pernah berkunjung karena memang sepertinya pura pura tidak tahu apartementnya. Paling yang datang ke apartementnya hanya Briana, Thalia dan Evan. Mereka adalah sahabatnya.

Sesampai di depan Resto dua lantai itu, Lucas memarkirkan mobilnya sembarang lalu ikut turun dan menjejeri langkah Quita.

" Kenapa kau ikut turun" tanya Quita kesal.

Lucas hanya tersenyum, tangannya menggamit lengan Quita dan membawa gadis itu memasuki Resto.

" Lepas..kau menyebalkan." Umpat Quita dengan mata melotot.

Bukannya marah, Lucas malahan tertawa.

" Dasar gila." Desis Quita. Lucas mencolek pipi mulus itu jail.

Quita tambah cemberut, bibirnya mengerucut. Tanpa ragu dan malu Lucas mencium bibir ranum itu. Tentu saja itu menjadi pusat perhatian beberapa karyawan yang sudah datang pagi itu. Mata Quita mendelik. Dia berusaha mendorong tubuh besar yang mengungkungnya.

" Tidakkah kau puas seharian kemarin menciumku." Ucapnya dengan nada kesal ketika berhasil melepaskan pagutan pria itu. Lucas menggeleng dengan senyum. Ibu jarinya mengusap bibir gadis didepannya.

" Bibirmu sangat manis dan aku selalu ingin menyecapnya."

Senyuman nakal tersungging dibibir pria itu. Quita memejamkan matanya kesal.

" selamat pagi Tuan Smith. Sebuah kehormatan anda bisa mampir ke Resto kami. Oh..ternyata mengantar assistantku. Selamat pagi Quita."

Martino menyambut ramah kehadiran Lucas. Quita mendelik tak suka. Dia bergegas masuk ke ruangannya, meninggalkan Lucas dan Martino yang terlibat basa basi.

Gadis itu mendudukkan dirinya dengan kasar. Tangannya mengguar rambut coklat bergelombangnya. Matanya terlihat gusar. Dia meringis.
Tuhan..apa yang harus kulakukan, batinnya. Dia lari dari perjodohan itu, sekarang malahan terjebak dengan pria itu. Baru tiga hari dia bertemu dengan Lucas tapi sudah dibuat hampir gila dengan tingkahnya.

" Sayang..aku akan ke kantor dulu, meeting sebentar dengan pemegang saham. Aku akan menjemputmu untuk makan siang."

Pria yang dipikirkannya masuk tanpa permisi. Quita hanya memandanginya. Pria itu mendekatinya lalu memeluk pinggangnya. Dengan lembut mencium bibirnya. Sangat lembut, membuat Quita terbuai.

" Aku pergi dulu, sampai jumpa nanti makan siang."

" Tunggu..kita ketemu makan malam saja, aku sudah ada janji makan siang." Cegah Quita cepat begitu wajah dokter Alandro melintas dipikirannya.

" Ehm..dengan siapa" tanya Lucas cepat.

" Teman..hanya teman kuliah dulu." Jawab Quita sedikit gugup.

" Baiklah. Aku tidak masalah.."

" Jadi kita ketemu waktu makan malam saja ya." Potong Quita cepat.

" Ya..kita ketemu waktu makan malam, tapi maksudku aku tidak masalah ikut makan siang bersama temanmu. Sekalian memperkenalkan diri sebagai tunanganmu kan. Aku akan datang saat makan siang dan..untuk makan malam, kita makan malam di apartementku. Okay baby." Ucapnya tak terbantahkan.

Quita hanya menarik napas dan menghembuskannya dengan sedikit kasar. Lucas tersenyum dengan lembut dan bergerak kembali mendekatinya.

" Apalagi huh." Ketus Quita.

" Aku lupa yang ini.." lengan kokoh itu memeluk Quita erat, bibirnya mencium keningnya lama.

" I love you baby. Wait for me. I'm gonna miss you."

Quita menegang mendapat bisikan yang disusul gigitan kecil ditelingannya. Oh my gosh, what the hell are you, makinya dalam hati.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top