Eighteen
" Alandro, memang sepupuku. Dia sepupu dari pihak mom. Anak kaka sepupu mom. Dia sengaja aku.."
" Memata mataiku kan.." potong Quita dengan kesal. Bibirnya mencebik. Lucas tersenyum menyebalkan. Quita mendelik galak. Lucas tertawa sambil mengacak ngacak rambut gadis cantiknya.
" Aku tidak memata mataimu sayangku."
" Lalu..kenapa kau..."
" Aku hanya ingin tahu saja...rumor itu."
" Rumor apa huh.."
" Jangan cemberut gitu..."
" Kenapa..jelek ya.." Lucas menggeleng sambil mengulum senyum.
" Tetep cantik..tapi jadi pengen dicium." Ucapnya sambil dengan cepat bibirnya melumat bibir manis didepannya. Mata Quita membulat. Lucas tertawa senang.
" Rumor apa...cepat katakan.." suara Quita sedikit merengek. Lucas gemas dibuatnya.
" Rumor kalau tunanganku yang cantik ini tidak mudah jatuh cinta. Aku berkesimpulan bahwa itu benar dan si playboy Alandro, dokter so ganteng itu pun tidak bisa membuatmu jatuh cinta. Aku semakin semangat mengejarmu, baby. Serta membuatmu jatuh cinta..dan...aku berhasilkan..." Lucas menatap manik mata coklat tua itu. Mengelus lembut kepala berambut coklat bergelombang itu dan mengecup bibir manisnya.
" I love you baby. Thank you, I'm to be your the first and the last." Bisik Lucas mesra. Quita baru akan bersuara ketika bibir Lucas menempel di bibirnya. Dia terdiam dan menikmatinya. Tidak lama Lucas melepas ciumannya. Menatap wajah cantik didepannya dengan pandangan begitu memuja.
" Hidupku begitu berwarna, berisik dan repot..aku dibikin jungkir balik dengan kehadiranmu. Tapi aku menikmatinya. Hidupku selama ini begitu tenang dan monoton." Lucas tersenyum menatap tunangannya.
" Kau masih marah sayangku." Quita menggeleng pelan.
" Aku hanya kesal, banyak sekali kejutan yang telah kau lakukan."
" Itu bentuk perjuanganku yang teramat menginginkanmu. I love you Queen." Quita tersenyum. Senyum termanis yang selalu dia berikan untuk pria yang sudah menggoncang dunianya.
" Aduuh..bisa diabetes aku lihat senyum semanis ini." Lucas terkekeh. Quita ikut tertawa. Dia memeluk pria itu erat erat.
" I love you....my crazy prince. I love you so much..." Jerit Quita sambil terus memeluk erat Lucas. Pria itu tertawa kegirangan. Quita beralih menciumi semua bagian wajah pria itu. Lucas masih tertawa tawa senang. Mereka tidak sadar bahwa mereka melakukannya di kantor. Diruangan sang pemilik perusahan. Tentu itu membuat Garry yang kebiasaan masuk tanpa mengetuk pintu terbengong bengong. Melihat Lucas yang memangku Quita sambil tertawa kegirangan dan Quita yang memegang kedua lengan Lucas dan menciumi semua bagian wajah Lucas. Tentu ini jadi pemandangan pertama yang dilihatnya dari seorang Lucas. Garry hendak keluar dari ruangan tanpa mau mengganggu kemesraan dua insan itu tapi nyaris menubruk seseorang yang berdiri diambang pintu.
" Kak Kay..." teriaknya kaget. Suara Garry mengusik dua insan yang tadi sedang dalam posisi begitu mesra. Mereka langsung berdiri serentak dengan wajah memerah. Kaylania masuk dengan memasang muka galak diikuti Briana.
" Ehm...tepat dugaanku. Sudah tidak tahan ya.." suara Kaylania datar. Quita malah bersembunyi dibalik tubuh besar Lucas.
" Nona kecil..." geram Kaylania.
" Dia yang salah ka..." Suara Quita merengek sambil tangannya mendorong pelan Lucas.
" Aku..." Lucas menunjuk dirinya sendiri.
" Gara gara dokter Alandro dia kirim memataiku, kak."
" Bukan memataimu sayangku."
" Sama saja sayangku."
" Tidak..aku hanya ingin tahu.."
" Sama saja.."
" Hey..kenapa jadi kalian yang ribut berdua. Quita..ayo pulang." Kaylania terlihat sebal. Dia menarik tangan Quita.
" Biar nanti aku antar ka." Lucas merangkul pundak Quita. Kaylania mengalah, dia akhirnya pamitan pulang lebih dulu dengan Briana.
" Jangan lagi bermesraan seperti itu nanti ada setan lewat jadi kebablasan." Nasehatnya sebelum melenggang masuk ke dalam lift.
" Tuh..setannya." Garry yang berada disana menatap garang Lucas setelah jawaban Lucas atas nasehat Kaylania tadi. Quita tertawa geli. Garry meninggalkan ruangan itu dengan tampang kesal.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top