Eight

Ckrekk...

Suara pintu dibuka mengagetkan mereka. Tentu ciuman itu terlepas segera. Mata mereka membulat sempurna.

" Papi.."

" Om Aslam.."

Seru mereka bersamaan. Lelaki yang sejenak terpaku berdiri diambang pintu itu terbahak keras. Membuat mereka saling berpandangan.

" Papi..." geram Quita.

Pria setengah baya itu merangkul gadis yang telah berdiri dihadapannya. Wajah gadis itu merah padam. Sementara sang pria tetap ditempatnya. Duduk dengan wajah tersenyum canggung.

" Jadi seperti ini nona..kau bilang tidak mau dengan calon jodohmu." Ejek pria setengah baya yang tidak lain adalah papi Quita, King Aslam Albarier.

" Papi..Quita tidak tahu kalau Lucas adalah pria yang papi jodohkan." Rengek gadis itu.

Papinya tertawa keras. Lucas yang mendengar rengekan manja Quita ikut terkekeh geli. Maklumlah selama beberapa hari dekat dengan gadis itu yang terdengar hanya nada ketus dan sinis.

" Lucas..segera minta ayahmu menemuiku dan kau gadis nakal ikut aku pulang. Kau harus menerima hukumanmu." Suara bariton King Aslam tegas bernada perintah.

Lucas menggangguk tanda mengerti. Sedangkan Quita memasang wajah merajuk dengan mata berkaca kaca.

" papi...papi..jahat.." rengekan kembali keluar dari mulutnya yang kemudian mengerucut lucu.

Lucas hampir terbahak memandangnya tapi berusaha ditahannya. Dia merasa senang mendapati sisi lain gadis galak itu. Ternyata dia begitu manja dan menggemaskan.

" Nona..tidak ada bantahan. Simpan rengekan dan tangis manjamu itu. Segera berkemas, papi tunggu di mobil."

Setelah mengucapkan itu King Aslam meninggalkan Lucas dan Quita yang wajahnya cemberut. Lucas menghampiri gadis itu dan membawanya ke dalam pelukannya yang dirasakan Quita begitu hangat dan menenangkan.

" Nona...segera..dan Lucas cepat temui ayahmu, jangan lagi kau cium anakku." Teriakan itu membuat pelukan itu terpaksa meregang.

" Baby..aku pulang. Aku akan datang ke rumahmu dengan mom dan dad. Tunggulah aku. I love you and I' m gonna miss you, baby."

Kecupan Lucas dikeningnya membuat gadis itu tenang. Setelah Lucas pergi , segera dia menuju kamar dan membereskan barang yang akan dibawa. Seorang bodyguard papinya sudah menunggu di ruang tamu.

" Apa ada barang yang harus aku bawa Nona." Tanya sang Bodyguard sopan.

" Tidak Albert..aku tidak membawa barang apa pun. Hanya tas ini saja." Jawab Quita sambil berjalan melewati  Albert.

Sepanjang berjalan menuju mobil papinya, pikiran Quita terus menebak nebak. Hukuman apa yang akan diberikan oleh papinya. Dia tahu papinya itu tidak pernah marah atau menghukumnya. Tapi ada sedikit rasa takut yang menjalari hatinya. Sesampai di basement, segera Quita masuk ke dalam mobil dan duduk manis di sebelah papinya.

" Tidak usah tegang begitu Nona."

Suara itu mengusik diamnya Quita. Gadis itu melirik papinya dengan mata mengerling manja.

" Mau cerita, bagaimana bertemu dengan Lucas." Kembali Quita melirik papinya.

" Cerita nanti dirumah ya..biar mami mu juga mendengarnya." Ucapnya kemudian.

Quita mengangguk patuh. King Aslam merengkuh tubuh kecil anak gadis kesayangannya.

" Nona cantiknya papi sudah besar."

Kecupan mendarat di kening Quita. Wajah Quita menghangat.

" Papi...." rengekan Quita dibalas usapan dikepalanya.

" Tadi saja sudah berani berciuman dengan pria." Quita cemberut.

" Gimana rasanya sayang."

" Papi...ga lucu...aku malu.." jerit Quita sambil menutup wajahnya yang merah padam dengan kedua tangannya.

King Aslam tergelak senang bisa menggoda anak gadisnya. Tangannya sibuk mengacak rambut gadis itu. 

" Papi akan bertanya pada Lucas, pakai mantra apa dia menaklukkan gadis papi ini."

" Papi..." Quita tambah gemas pada papinya. Pria yang begitu menyayangi anak gadisnya itu tergelak.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top