9
Tiga hari berikutnya kondisi Caleb semakin membaik dan kuat. Ia sudah bisa berjalan di taman pada sore hari. Waktu cepat berlalu hingga tanpa terasa besok adalah pesta ball. Istana sudah mulai disibukkan dengan kegiatan para pelayan yang mempersiapkan keperluan untuk pesta. Para tamu mulai berdatangan, termasuk suami Leah, seorang pria yang ramah dan hangat.
Malam ini istana mengadakan makan malam untuk menyambut kedatangan para tamu pesta. Ariana memakai gaun indah berwarna biru. Setelah semua sudah siap, Caleb menjemputnya.
"Wow...kau tampak cantik..."gumam Caleb saat melihat Ariana
Ariana membalas dengan senyum dan wajah merona. "Kau pun terlihat sempurna..."
Caleb mendekat dengan senyum di bibirnya. "Kau sudah siap, My lady?"tanyanya seraya menyodorkan lengan yang di sambut dengan riang oleh Ariana.
Berdua mereka berjalan keluar dan menuju ruang makan yang sudah di hias dengan dekorasi indah. Ariana bergabung bersama orang tua Caleb. Terdengar suara dengungan para tamu dari balik pintu, membuat Ariana gugup hingga tangannya gemetar. Ia menyadari di balik pintu terdapat banyak kalangan bangsawan. Caleb menepuk tangan Ariana, memberi semangat.
Prajurit membuka pintu. Menampakkan para wajah tamu yang menoleh ke arah pintu. Mereka berdiri dan mulai mendekat menyambut raja dan ratu. Sementara Caleb dan Ariana mengikuti di belakang. Ariana membalas sambutan para tamu yang baru dikenalnya. Beberapa wanita mencoba berbincang dengan Caleb, tapi mereka kembali terpaksa mundur karena desakan para tamu dari bagian belakang yang ingin menyapa keluarga kerajaan.
Ariana duduk di samping Caleb dan melihat raja Edward yang memberi kata sambutan pada para tamu. Lalu pintu samping terbuka dan para pelayan membawakan hidangan pesta yang lezat dan harum. Meja makan yang panjang dipenuhi piring dengan makanan. Para tamu mulai menyantap sambil berbincang dan bergurau.
Menjelang malam, Ariana mulai merasa lelah, namun ia tetap membalas pembicaraan yang dilontarkan para tamu. Memberi senyum dan merespon perkataan mereka.
"Apa kau lelah?"tanya Caleb yang menyadari.
"Ya..."
"Aku akan mengantarmu ke kamar."sahut Caleb berdiri dan mengulurkan tangan pada gadis itu. Ariana memegang tangannya dengan penuh kelegaan. Ia dapat merasakan tatapan iri pada gadis yang melihat mereka.
Mereka berjalan keluar ruang makan. Caleb menggenggam tangan Ariana hingga tiba di depan pintu kamarnya. Lalu ia memeluknya, "Rehatlah, Ariana..."
Ariana membalas pelukannya. "Selamat malam, Caleb."
Caleb mengecup kening Ariana dan menyuruhnya masuk. Ariana masuk dan mengganti gaun pesta dengan gaun tidurnya. Ia melepaskan sanggul rambut lalu menyisirnya. Setelah selesai, Ariana melangkah menuju ranjang. Berbaring dengan lega dan segera tertidur.
--------
"Selamat pagi, my lady."sapa Ezra keesokan paginya masuk ke dalam kamar Ariana dengan nampan berisi sarapan.
"Selamat pagi, Ezra.."sahut Ariana bangun dengan perasaan segar.
"Siap untuk pesta nanti malam?!"tanya Ezra seraya menyodorkan sarapan pada gadis itu. "Makanlah, hari ini akan menjadi hari yang sibuk bagimu.."
Ariana bergeser ke tepi ranjang dan menyantap sarapannya sementara Ezra mengeluarkan sebuah gaun putih indah dari dalam lemari. Ariana terkesima melihat gaunnya. Tak pernah menyadari akan benda itu. "Sejak kapan gaun itu ada di dalam lemari?"
"Gaun ini baru saja tiba kemarin dan aku menaruhnya saat acara makan malammu. Kau menyukainya?"
"Indah sekali...."gumam Ariana melihat gaun yang tergantung itu. Warnanya putih gading dengan lengan menjuntai dan detail bunganya yang cantik.
Ariana kembali melanjutkan sarapannya. Ezra menyiapkan air mandi untuk dirinya. Dan ketika Ariana sudah selesai, Ezra membantunya mandi. Gadis itu mencium aroma harum ketika masuk. "Wangi apa ini?"
"Aku menambahkan bunga ke dalam air mandimu. Juga minyak zaitun. Masuklah..."
Ariana masuk ke dalam air mandinya yang hangat dan wangi. Membiarkan air itu membasahi wajah dan badannya. Ariana menutup mata sambil menikmati aroma harum bunga. Pertama kali bagi dirinya mandi dengan sesuatu yang mewah. Ezra membantu menggosok punggung dan memijatnya. Membuat Ariana semakin rileks.
Selesai mandi, Ariana membungkus dirinya dengan handuk. Mengusap badan hingga kering lalu Ezra memakaikan jubah mandi padanya. Setelah kering, Ariana di pandu untuk duduk sementara Ezra mengeringkan rambut panjang gadis itu. Mencoba berbagai model sanggul rambut dengan hiasannya.
Ezra masih menghias rambutnya sementara Ariana menyantap makan siangnya. Ia merasa lelah dengan semua persiapan pesta. Acara baru akan di mulai sore nanti, namun ia sudah sibuk sejak pagi. Badannya mulai terasa pegal karena sudah duduk cukup lama. Hingga akhirnya Ezra puas dengan hasil rambut Ariana, gadis itu menarik napas lega dan berdiri untuk memakai gaun.
Ezra membantu dan merapikan gaunnya. Lalu Ezra berlutut, memakaikan sepatu putih di kaki Ariana. Ia berdiri dan menatap Ariana. Senyum puas menghiasi mulutnya. "Kau cantik sekali. Bersenang-senanglah malam ini..."
"Terima kasih, Ezra."
Ariana menatap bayangan dirinya di cermin ketika Ezra sudah keluar. Ia menahan napas terkejut dengan penampilannya. Gaun putih membalut tubuhnya dengan pas. Memperlihatkan lekukan indah tubuh langsing Ariana. Rambut coklat panjangnya di sanggul dan di beri bando dengan hiasan bunga kecil sesuai detail gaunnya.
Ariana menarik napas dan berjalan keluar menuju aula pesta. Ia melihat para tamu yang juga berjalan menuju aula. Mengikuti mereka dan membalas sapaan beberapa orang yang menyadari serta mengenalinya. Aula sudah di hias dan ramai oleh para tamu yang menari ataupun berbincang. Tercium aroma harum berbagai hidangan pesta bercampur wangi bunga. Ariana melihat ke sekeliling, mencari sosok Caleb.
"My lady..."
Ariana menoleh ke belakang dan senyum mengembang. "Caleb!!"
Caleb tersenyum. Mata birunya mengamati sosok gadis cantik bagaikan bidadari. "Kau cantik sekali!"
Ariana tersenyum, merasakan wajahnya memanas. "Terima kasih, yang mulia..."
"Oh jangan menggodaku, gadis nakal."ujar Caleb tertawa. "Mari, aku ingin kau menemui ayah ibuku dahulu..."
Ariana menyambut uluran tangan Caleb yang membawanya ke tepi aula di mana ia melihat raja dan ratu duduk di meja makan bersama tamu lainnya.
"Ariana, kau terlihat sangat cantik!"puji ratu dengan senyum mengembangnya.
"Terima kasih, Yang Mulia, Anda pun tampak menakjubkan."sahut Ariana seraya membungkukkan badan.
Caleb mengajak Ariana berdansa. Mereka berjalan menuju tengah aula di bawah tatapan para tamu. Caleb memeluk tubuh gadis itu dan mulai mengikuti alunan musik. Bergerak menari bersama pasangan lainnya hingga musik berhenti.
"Kau lelah?"
"Tidak, hanya sedikit haus,"sahut Ariana tersenyum.
"Ayo, mari kita rehat sebentar."ucap Caleb menggandeng tangan Ariana menuju pelayan yang membawakan nampan berisi gelas minuman.
Pelayan tersebut menyadari kehadiran pangeran dan berhenti seraya membungkuk sedikit sementara Caleb mengambil dua buah gelas. Lalu ia menyodorkan pada gadis di sebelahnya. "Minumlah, Ariana..."
"Terima kasih..."sahut Ariana meraih dan segera meminumnya.
"Kau mau mampir ke padang rumput kesukaan kita? Tempat ini terasa padat dan panas..."
"Dengan senang hati."
Caleb membawa Ariana menuju luar aula. Berjalan melewati taman dan tiba di padang rumput tempat mereka berpiknik dulu. Saat itu hari sudah malam. Langit gelap namun di hiasi terang bintang dan bulan. Angin sejuk bertiup sepoi-sepoi. Ariana menatap wajah Caleb.
Pria itu ikut memandang Ariana. Ia berdiri di hadapannya dan memegang tangan mungil Ariana. Tersenyum padanya. "Aku mencintaimu..."
"Aku sudah tahu hal itu,"sahut Ariana tersenyum malu.
"Dan aku ingin dunia mengetahuinya."
Ariana menatap Caleb dengan bingung. Napasnya tertahan saat ia melihat Caleb berlutut dengan sebuah cincin berlian indah di jarinya.
"Ariana, maukah kau menikah denganku? Menjadi istriku, juga ratuku..."
Ariana membekap mulutnya. Air mata bahagia menetes. "Ya, aku mau, Caleb!"
Caleb tersenyum dan berdiri. Meraih tangan Ariana lalu menyelipkan cincin pada jarinya. Ia memeluk dan mengecup Ariana. "Kaulah duniaku, Ariana..."
"Ini indah sekali..."gumam Ariana menatap kagum pada cincin indah di jarinya.
"Syukurlah kau menyukainya. Ayo, mari kita sampaikan kabar gembira ini..."
Mereka berjalan kembali masuk ke aula pesta dan mendekati raja serta ratu dengan wajah bahagia.
"Ayah, ibu, ada yang harus aku sampaikan pada kalian.."ujar Caleb dengan wajah berbinarnya.
"Akhirnya...."sahut sang raja dengan senyum
"Maaf?"tanya Caleb bingung.
"Kalian akan menikah bukan?!"ujar raja dengan seringainya.
"Oh astaga, Ariana, benarkah itu?!"seru Leah beranjak berdiri dari bangkunya.
Wajah Ariana dan Caleb merona. Lalu Ariana mengangguk. Detik selanjutnya mereka mendapat banyak ucapan selamat. Raja Edrwad berdiri menyalami Ariana dan memeluk Caleb. Ratu Victoria dan Leah memeluk Ariana dengan bahagia. Beberapa tamu lain yang kebetulan berada dekat mereka pun memberikan ucapan selamat.
Raja berjalan menuju panggung dan berdiri di atasnya. Membuat tamu lainnya memandang dengan penasaran. Raja Edward menepuk tangannya untuk menarik perhatian mereka yang segera menatap ke arah panggung.
"Aku memiliki kabar gembira yang ingin kusampaikan pada kalian semuanya. Malam ini anakku, Caleb, telah melamar gadis yang di cintainya. Dan mereka akan segera menikah. Kalian semua akan di undang dalam pernikahan mereka. Mari kita ucapkan selamat pada pasangan kita dan nikmati pesta ini kembali..."
Caleb memeluk Ariana dan menciumnya di hadapan para tamu yang memberi tepuk tangan riuh.
"Aku mencintaimu, Ariana..."
"Dan aku lebih mencintaimu, pangeran Caleb."sahut Ariana dengan senyum bahagianya.
❤️ THE END ❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top