'I Hate You' nya Anandita

"mau kemana kalian?" Tanya Anindita saat melihat Rafif dan Narayya yang hendak pergi.

"Adalah..urusan orang besar" ucap Narayya

"Ishhh...", Anindita berdesis.
"Gitu ya..oke... Gue baru tau aja kalo kalian main tunggal? Rafif, tega kamu ya...dulu kamu selalu bersama ku, tapi semenjak ada Naraya, kamu berpaling dari ku, dan melupakan kenangan kita" ujar Anindita dramatis.

Rafif dan Narayya yang melihat itu bergidik geli.

Tuk!!

Pulpen mendarat ke kepala Anindita.

"Aww..." Ringis nya.

Anindita berbalik untuk melihat siapa pelakunya, dan dia melihat queen.

Queen yang ketahuan menyengir.

"Maaf, kelepasan, habisnya geli Liat Lo tadi" ucap Queen santai, dia mengambil pulpen yang berada di sebelah Anindita, setelah mendapatkan ya dia kembali ke meja dengan berlari.

Takut Anindita ngamuk.
Ntar kalo Anindita ngamuk bahaya, minum so Klin lantai pulak dianya..

"Ish", desis Anindita.

"Udah ya, kita pergi, Assalamualaikum" ucap Rafif.

"Waalaikumsallam" ucap Anindita.

Rafif dan Narayya pun pergi, Anindita kembali ke sofa dan kembali melihat Tv.

"Nin, Lo dapat kirim salam dari seseorang loh" ucap Queen.

Anindita memilih ke Queen.
"Siapa?" Tanyanya penasaran.

"Malaika maut, katanya tadi gini " kirim salam yah..sama Anindita, malaikat maut mau otw jemput nyawa Anindita" Gitu kata malaikat maut" ucap Queen.

Anindita memasang wajah lempeng nya.

"Kampret! gue kira juga serius" Dengus Anindita.

Queen terkekeh, lalu dia kembali melanjutkan gambar nya.

Queen bukan belajar, dia itu lagi ngeggambar gaun, queen paling suka gambar design baju.

"Yang lain mana sih? Kok sepi?" Tanya Anindita.

Anindita baru ngeh kalo di rumah itu sepi.

"Gak tau, pada molor kali" Ucap Queen santai.

"Lo gak molor? Biasa juga yang paling sering tidur, udah gitu tidurnya kaya orang mati" cibir Anindita.

"Ihh..enggak Yaaa.. gue kalo tidur itu B aja, dibangunin cepat kok" bela Queen.

"Iyalah tuhh" Cibir Anindita.

"Udah ah, gue ke depan dulu! Bye-bye, Assalamualaikum, jangan kangen gue ya" Anandita mengedipkan sebelah matanya genit ke Queen.

"Idihh.. amit-amit" Queen bergidik geli, dia mengetuk-ngetuk kepala nya dengan tangan lalu meletakkan nya di meja.

Anandita yang melihat itu hanya terkekeh lalu berjalan ke luar rumah yaitu halaman depan.

Saat di halaman depan, Anandita tidak sengaja bertemu pandang dengan Orang yang dia sukai dan dia benci juga.
Orang itu satu tahun diatasnya.

Anandita sering bilang sih. "My I Hate You!"

Padahal kan artinya "aku,aku benci kamu!"

Lah kalo ketemu sama orang itu saat ada sepupu-sepupu nya, dia ngomong I Hate you, berarti Anandita mengucapkan benci kepada sepupu nya kan? Terkadang Anandita itu memang sableng!

Orang itu, tersenyum kearah Anandita, tapi di balas Anandita dengan senyuman tipis, lalu dia kembali masuk ke dalam rumah.

Brak!!

Pintu di tutup Anandita dengan kuat.

Queen yang berada di dalam terkejut mendengar bantingan pintu.

"Astaghfirullah..." Ucap Queen seraya mengelus-elus dadanya karena merasa kaget.

Anandita berlari ke sofa lalu menungging sambil guling-guling.

Queen menggernyit heran melihat Anandita
Tadi baik-baik aja, sekarang kenapa kayak orang gila gitu sih??

"Lo kenapa Nin?" Tanya Queen.

Anandita menoleh ke Queen, lalu dia duduk tegak.

"Gue jumpa I hate you!!" pekik Anandita.

Queen menggernyit lagi.
Kenapa Anandita bilang benci sama Queen? Queen salah apa coba? Padahal kan Queen belum ada buat Maslaah, dia masih dalam mode ' Tobat '

"Gue salah apa sama Lo sih? Perasaan gak ada deh?! Kenapa Lo benci gue?" Tanya Queen dengan nada frustasi.

Ha?? Jadi Queen berfikir kalau Anandita benci queen? Salah..! kan maksud Anandita bilangkan orang itu! Bukan queen.

"Bukan elo Queen, tapi orang depan" Ucap Anandita.

Untuk sementara Queen terdiam, hingga beberapa saat Quuen baru Ngeh, sama apa yang di maksud Anandita.

"Owh... Si Kak Dzaky..."

Anandita mengangguk lesuh.

"Udah sih Nin, kalian baikan aja..Lo juga suka kan sama dia?" ucap Queen.

Anandita terdiam
Iya...yang di bilang Quuen emang bener, dia masih suka sama Dzaky, kakak kelas di sekolah mereka sekaligus Tetangga depannya.

Dulu Anandita dan Dzaky itu begitu dekat, namun semakin kesini, mereka menjauh, itu di karenakan sebuah masalah.

"Halah...kalo suka mah jangan di diemin, Lo mau dia di ambil orang?"

"ENGGAK!!" Anandita langsung berteriak reflek.

Queen tersenyum geli.
"Tuh kan...Lo suka, Udah.. baikan aja, Lo tau kan? Kalo marahan selama 3 hari itu gak baik? Lah elo? Udah hampir setengah tahun lagi marahan sama dia" ucap queen.

"Iya deh iya... Nanti-nanti lah itu" Anandita mengibas-ngibaskan rambutnya gerah.

"HM.." Queen berdehem.

*****

TING! TING! TING!

Suara dentingan sendok makan beserta gelas yang di adu menggema di seluruh ruangan.

"WAKTUNYA MAKAANNN...." Teriak Zesya melalui toak.

Dikarenakan rumah Pinus itu besar ,jadi gak mungkin bisa teriak, yang iyanya sampe mulut mereka berbusa pun yang lain gak bakalan dengar.

Para cowok turun dari tangga dengan langkah malas.

"Cepetan makan! Habis itu kita belajar di ruang belajar" ucap Narayya.

"Iyaa" ucap mereka semua serempak.

Keluarga Pinus memang begitu.
Setelah selesai makan malam, mereka akan belajar bareng di ruang belajar yang sudah di sediakan di rumah itu.

"Siapa yang masak? Tumben enak?" Komentar Ali.

"Owh...jadi yang sebelum-sebelumnya gak enak gitu??!" Anandita bertanya dengan wajah sangar.

Ali gelagapan.
"Ng...ya..ya gak gitu..enak, cuma ini lebih enak" ucap Ali.

"Ya gue lah yang masaakk.." queen berucap bangga, dia menepuk-nepuk dada nya.

Yang lain mencebik, sementara para cowok gak percaya
Sejarah nya kan si Queen itu gak pernah masak, paling malas masak! Masa iya masakannya bisa se-enak ini? Yang sering masak itu Anandita, Zesya, sama Narayya, sedangkan Queen? Hohoho... Dia sibuk merusuhi!

"Kaga percaya gue, Lo mana bisa masak, dan Lo sendiri aja bisa nya cuma Merusuhi" ujar Angkasa sambil memakan makanannya.

Queen sedikit kesal.
Ini orang kok nyepelekan banget ya?

"Zesya! Narayya! Siapa yang masak?" Tanya Queen, dia menatap satu persatu sepupu perempuannya.

"Queen" jawab mereka serempak.

UHUK... UHUK...

para cowok batuk berjamaah.

Ini benar?? Queen yang masak??

"Elo Queen? Yakin?" tanya Feris sekali lagi.

"Tau ah! Kalian mah gitu.. gue gak masak salah, masak juga salah! Serba salah deh" sungut Queen.

Queen memakan makanannya dengan geragas.

"Iya deh iya...kita minta maaf" ujar Rafif.

"Tapi tumben lo masak? " ucap Angkasa.

"Dapat hidayah si Queen" celetuk Anandita santai.

"Njirr...hidayah" ucap Rafif lalu dia tertawa diikuti dengan yang lain.

Dan malam itu seperti biasa, mereka makan dengan khidmat dan sesekali tertawa setelah itu mereka belajar bersama.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top