Jalan
Awalnya Amira menolak bertemu denganku. Tapi setelah hampir dua jam menunggu, dia muncul juga. Amira duduk agak jauh dariku, matanya memandang ke segala arah selain padaku.
"Ada perlu apa, sih?"
Kukembalikan uangnya, "Aku nggak minta ini."
Ia hanya melirik sekilas, "Ambil aja."
"Nggak bisa, Mira. Gengsi dong, masa cowok dibayarin cewek," ledekku. Tapi Amira terlihat begitu serius hingga membuatku mengurungkan tertawa. "Kamu lebih cantik pakai lensa kontak hijau."
Ia menatapku sinis, "Aku enggak pakai hijau. Ini abu-abu." Dagunya terangkat dengan angkuh, lalu memalingkan wajahnya kembali. Aku tergelak puas.
"Kan dari tadi kamu nggak mau lihat ke arahku, jadi aku nggak bisa memastikan itu warnanya apa."
Bahu Amira yang semula kaku perlahan rileks. Sebentuk senyum berusaha keras di tahannya, namun justru membuat wajah itu terlihat cemberut. "Bisa aja kamu."
Kusipitkan mata menggodanya, "Jadi, terima uang ini atau jalan sama aku sekali lagi?"
Disambarnya uang tersebut, "Aku pilih dua-duanya."
Aku bersorak dalam hati.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top