Bersatu

"Siap, yaaa? Satu ... Dua ..."

Lengan Arman yang melingkari pundakku tiba-tiba terayun ke depan, tanpa sengaja memukul kepala belakangku hingga aku terjerembab dan nyaris jatuh. Sayangnya, kacamataku sudah jatuh terlebih dahulu. Saat hendak memungutnya, sebentuk tangan telah mengambil lebih dahulu.

"Terima ka ..." Rahangku terbuka lebar melihat sosok di hadapanku. Ia tersenyum sangat indah sebelum memasangkan benda itu kembali ke wajahku.

"Hati-hati, itu kacamata aku yang milihin, jadi harus dijaga baik-baik," ujarnya. Lalu kedua tangan itu turun merapikan baju togaku. "Selamat ya, atas wisudanya. Kamu keren banget."

Alisku bertaut, "Keren karena cum laude atau keren karena pakai baju toga?"

Amira memelukku erat. "Dua-duanya."

Tanpa memedulikan aba-aba foto bersama angkatan, kurengkuh pinggang Amira lebih erat. Kali ini aku berjanji untuk tidak akan melepaskannya. Karena selayaknya kepingan puzzle, jiwa dan ragaku telah menemukan kembali potongannya yang hilang.

--SELESAI--

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top