Part 1 - Putus
Konon katanya perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti. Tidak sesimpel itu menginginkan apa mau mereka. Memendam rasa dan menyampaikan dengan kode yang para Adam sulit mengerti. Jika soal Aljabar adalah pelajaran yang sulit dipahami, maka perempuan jauh lebih sulit daripada sekedar memahami x dan y.
Adam contohnya, cowok humoris yang suka menebar senyumam. Ramah dan mudah bergaul, pandai menyesuaikan diri di manapun dia berada. Tapi jika dihadapkan dengan ibunya, Adam akan angkat tangan. Benar kata orang, wanita sulit dimengerti.
Seperti sore itu, Adam sedang duduk manis di sofa ruang tamu. Ditemani keripik kentang sambil menyaksikan film dokumenter kehidupan harimau di hutan belantara. Sore yang indah milik Adam terusik dengan permintaan konyol Sang Ibu.
"Adam," Ibu Adam datang dengan beberapa helai jilbab instan di tangan. "Adam, bantuin Mama dong."
Perasaan Adam mendadak berubah menjadi tidak menentu. Ingin menolak tapi dia ingat akan azab yang Tuhan janjikan jika membantah perkataan ibu sendiri. Lalu jika Adam mengiyakan perkataan ibunya, ah, itu pasti akan sulit.
"Minta tolong apa, Ma?" Dan Adam memilih untuk tidak kena azab. Ia tinggalkan film dokumenter tersebut dan fokus pada sang ibu.
"Tolong dong jadi model jualan Mama buat promosi. Nggak bakal Mama posting ke Instagram, cuma promosi di WA aja kok," kata Ibu Adam tanpa rasa bersalah.
Perasaan Adam semakin tidak menentu. Pasalnya Ibu Adam ini punya usaha konveksi baju muslimah.
"Nanti kamu pakai jilbab biar Mama yang fotokan," Ibu Adam berujar tanpa beban.
Boleh Adam menangis sekarang?
"Kalau Mama punya anak cewek udah pasti Mama minta dia buat jadi model. Tapi nyatanya kamu anak Mama satu-satunya yang numpang hidup di rahim Mama selama sembilan bulan. Mau ya jadi model Mama?" Ibu Adam memelas.
Nggak mau, Ma! batin Adam.
"Itukan jilbab, Ma. Masa Adam yang jadi modelnya," lirih Adam.
Ibu Adam memasang wajah sedih andalannya. Menatap sayu pada sang putra. Coba menyentuh hati Sang Anak dengan sisi lemahnya sebagai seorang ibu yang akan tersakiti jika Adam tidak bersedia menjadi model produknya.
Adam menghela napas. Sisi macho Adam sebagai seorang laki-laki tulen tercabik. Tapi, ibunya lebih dari sekedar memertahankan sisi macho. Adam sayang ibunya.
"Iya, Adam mau. Tapi kali ini aja, ya?" tawar Adam.
"Nah, gitu dong! Baru itu namanya anak Mama yang ganteng. Nanti kita sekalian foto pakai gamis juga, ya?"
"Nggak pakai mukenah sekalian juga, Ma?"
"Ide bagus!"
Itu hanya bagian kecil saja kisah Adam dengan para wanita. Tinggalkan mengenai ibunya dan usaha konveksi pakaian muslimah si ibu. Adam punya perempuan lain yang harus dihadapi dengan sisi kesabaran yang lebih banyak. Selain ibunya, Adam juga paling sulit mengerti yang namanya Putri.
Putri Azura Ditama, perempuan yang Adam pacari sejak kelas 1 SMA. Hampir dua tahun bersama perempuan itu tidak lantas membuat Adam memahami segalanya tentang Putri. Ingat bahwa Putri itu perempuan? Dan perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti.
"Kamu kenapa?" tanya Adam saat mereka makan di kantin sekolah.
"Nggak apa!" jawab Putri datar.
Adam garuk tengkuknya, lima menit yang lalu mood Putri masih baik-baik saja sebelum bakso pesanan mereka datang. Dan Adam tidak tahu apa yang terjadi dalam rentang waktu lima menit itu hingga membuat Putri terlihat bete.
"Oh, ya sudah," sahut Adam.
"Kamu kok gitu, sih?! Masa jawabnya nggak peduli banget. Harusnya kamu tanya aku kenapa!" Putri setengah merenggut.
Lha, tadikan udah gue tanya, Adam meringis dalam hati.
Pacar Adam ini tipe orang yang mood-nya suka berubah-rubah. Terkadang Putri menjadi orang yang sangat manis dan manja. Lalu beberapa detik selanjutnya dia akan merenggut tidak jelas. Memberi kode-kode yang sangat sulit untuk Adam pahami.
Jika kemarin Putri menyukai segala tentang A. Maka bisa saja esok harinya Putri akan benci tentang A. Jika hari ini Putri suka melihat Adam memakai pakaian berwarna kuning, besoknya bisa saja hal itu berubah.
Adam pusing dipaksa untuk memahami, tapi dia sayang pada Putri.
-o0o-
Adam tertawa renyah mendengar cerita Safa mengenai perempuan itu yang pernah jatuh di tempat umum. Sudut mata Adam hampir saja mengeluarkan air mata. Adam tidak dapat membayangkan bagaimana malunya Safa ketika jatuh di tempat umum dan saat bersamaan ada laki-laki tampan kebetulan melintas.
"Sialnya si cowok malah natap gue sambil nahan ketawa. Bukannya bantuin!" dumel Safa. Dan tawa Adam semakin renyah saja.
Langkah keduanya berbelok menuju koridor kelas 12 IPA. Adam dan Safa baru saja menemui wali kelas untuk mengurus kepentingan kelas 12 IPA 1. Safa menjabat sebagai sekretaris kelas melapor absen minggu ini kepada wali kelas, sementara Adam diminta mengambil LKS yang dikumpul minggu lalu dari si guru.
"Mau gue bantuin bawa LKSnya?" tawar Safa.
"Santai aja! Gue ini cowok. LKS dua puluh lima biji nggak bakal bikin otot gue rontok," ujar Adam dengan penuh rasa bangga.
"Dih," Safa berdecak.
Tanpa keduanya sadari sejak berbelok menuju koridor barisan kelas 12 ada Putri yang berjalan di belakang keduanya, kira-kira jarak mereka sekitar dua meter. Dua teman Putri yang ada di kiri dan kanan menenangkan Putri agar tahan emosi melihat Adam dan Sang Sekretaris.
Hingga tiba di kelas 12 IPA 1 Adam tidak juga menyadari keberadaan Putri. Dengan langkah ringan dan penuh canda dia memasuki kelas bersama Safa. Sesekali mereka bertukar tawa yang membuat Putri semakin meradang. Putri dan kedua temannya melanjutkan langkah menuju kelas mereka, 12 IPS 4.
"Adam jahat banget, sih. Masa dia becanda sama cewek lain di depan mata Putri. Minta gue bacok itu anak," dumel Mutia kesal.
"Bukan salah Adam, dia nggak tahu kalau di belakang ada Putri," Acha memasukkan roti kacang yang tadi mereka beli di kantin ke dalam mulut.
"Di depan Putri aja dia udah begitu tingkahnya. Apalagi kalau di belakang Putri."
Putri memilih diam dan tidak menanggapi perkataan kedua temannya. Jika ditanya apa Putri marah atau tidak, jelas dia sangat marah. Berulang kali Putri mengingatkan Adam untuk tidak terlalu welcome pada perempuan-perempuan. Tapi Adam selalu mengelak mengatasnamakan rasa sosial dan pertemanan.
Putri akui Adam orang yang sangat ramah, terlampau sangat. Jiwa laki-laki itu memang suka bergaul, bukan hanya pada perempuan tapi juga laki-laki. Ke manapun Adam pergi pasti ada saja kenalannya. Tapi terkadang sikap baik Adam dimanfaat oleh perempuan ganjeng yang ingin menarik perhatian lebih.
Adam itu pasangan yang sangat ideal. Dia baik, pintar, penyayang, pandai bersosialisasi dan tampan. Adam adalah bintang sekolah, sementara Putri hanya murid yang hidup penuh dengan kata biasa saja. Entah apa yang Adam lihat darinya. Tapi kata Adam, dia sayang Putri tanpa alasan.
Dan ada satu hal yang paling Adam sukai dari tubuh Putri. Bukan seperti laki-laki lain yang suka bentuk tubuh, mata, bibir atau hidung pasangannya. Adam justru menyukai tahi lalat kecil di bawah mata kiri Putri. Bukannya merasa tersanjung, hal itu justru membuat Putri meradang.
Apa dia sungguh tidak secantik itu sehingga Adam hanya suka tahi lalatnya?
Jadi, wajar bukan kalau Putri sangat takut kehilangan Adam yang sempurna?
Tbc
Cerita baru teman-teman 😊 kasih dukungan yang banyak dong. Cerita ini aku ikut sertakan dalam challenge 30 hari menulis selama bulan ramadhan dari GloriousPublisher9 Wish me luck gaeeess 😉😉
Cerita ini bakal aku up tiap hari ~ Komen dan votenya jgn lupa
Spam nexxt di sini 👉
❤ Awas ada typo ❤
#challenge30GP
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top