Dainn dan Kehidupan Baru
Kehidupan Anastasia dan Elma berjalan seperti biasanya. Di hari yang cerah ini Elma merawat kebun dan Anastasia membantu merawat peternakan sapi tetangganya. Biasanya Anastasia diberi upah setelah membantu tetangganya dan baru pulang saat sore.
Saat ini Elma hendak pergi ke pasar mengantarkan pesanan daun-daun herbal dari salah satu pedagang pasar. Elma berangkat terburu-buru sampai ia lupa memakai cincin pemberian ibunya. Pergilah gadis itu dengan sekeranjang penuh dedaunan herbal yang diikat rapi.
Sesampainya Elma di pasar, Elma disapa oleh beberapa pedagang dan Elma membalasnya dengan ramah. Perjalanan Elma berhenti di depan kios roti sederhana. Di sinilah Elma dan ibunya biasa membeli roti karena harganya lebih murah.
Elma memberikan beberapa ikat kecil oregano, daun basil, dan bunga lavender kering. Setelah itu paman penjual roti memberikan Elma beberapa koin emas dan dua buah roti. Elma berterima kasih lalu berjalan pulang.
Setelah meninggalkan pasar, di tengah perjalanan Elma melihat pemuda yang tampak kesusahan. Pemuda itu berjalan pincang dengan menggendong keranjang yang berisi banyak barang di punggungnya. Ketika pemuda itu melihat Elma, ia memanggil Elma untuk minta tolong.
"Nona- sebelumnya maaf jika aku merepotkanmu, Bolehkah aku minta tolong?"
Pemuda itu bertanya dengan sopan. Tak hanya itu, pemuda itu juga terlihat tampan dengan raut wajah yang tegas. Pipi Elma perlahan bersemu kemerahan saat memperhatikan wajah pemuda itu.
"I- iya, ada yang bisa kubantu?"
"Sebelumnya maaf jika merepotkanmu nona, tapi- maukah kau membawa sebagian barang-barangku. Padahal biasanya aku bisa membawa sebanyak ini tanpa masalah. Berhubung sekarang kakiku sakit, aku agak kesulitan."
"Oh Tidak masalah. Aku akan membantumu," ujar Elma sambil tersenyum tulus.
Elma memindahkan beberapa barang pemuda itu ke keranjangnya, lalu mereka berjalan beriringan.
"Terima kasih nona. Kau baik sekali," ujar pemuda itu sambil tersenyum.
Wajah Elma semakin merona saat pemuda itu tersenyum padanya. Membuat Elma cepat-cepat menunduk karena malu.
"Ngomong-ngomong siapa namamu nona?"
"Aku Elma, salam kenal," ujar Elma sambil menunduk.
"Salam kenal Elma, namaku Dainn."
Sepanjang perjalanan mereka hanya sesekali berbicara. Mereka terus berjalan hingga memasuki hutan. Hari semakin sore dan mereka masih terus berjalan di hutan. Saat mentari perlahan terbenam barulah mereka tiba di gubuk yang aneh.
Bagi Elma gubuk itu tampak seram. Tempatnya terlihat tidak terurus dan kumuh. Apalagi saat hari mulai gelap membuat gubuk itu semakin menakutkan. Dainn memasuki gubuk itu dahulu lalu disusul Elma.
Elma tampak kesulitan menyesuaikan diri di gubuk itu. Tidak ada lilin atau lentera yang membantu penglihatannya.
"Elma, kusarankan kau untuk menetap di sini. Tidak baik seorang gadis berjalan sendirian di malam hari," ujar Dainn dari belakang Elma.
Elma merasa ada yang janggal. Gadis itu membalikkan badan dan melihat Dain. Tampak samar-samar kulit Dainn mengelupas mengeluarkan tentakel hitam yang aneh. Dainn membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan deretan gigi taring yang menyeramkan.
¤¤¤
Anastasia pulang saat sore. Ketika di rumah ia mengira Elma sudah kembali dari pasar, namun tak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu di rumah. Anastasia mengira putrinya masih dalam perjalanan pulang. Ketika ia pergi ke kamar, Anastasia terkejut melihat cincin Elma. Baru kali ini Elma tidak memakai cincinnya.
Khawatir, resah, dan ketakutan membanjiri pikiran Anastasia. Firasat buruk juga mulai dirasakannya. Entah berada dimana Elma saat ini, yang jelas gadis itu sedang dalam bahaya.
"Tidak, Elma- tidak seharusnya kau melepas cincinmu nak. Bagaimana jika monster jahat itu menangkapmu?"
Anastasia semakin sedih, tanpa sadar titik-titik air mata mengalir di pipinya. Hari semakin gelap namun Anastasia masih kebingungan.
Seolah mendengar tangisan Anastasia, peri-peri kecil menghampirinya. Mereka berterbangan di depan wajah Anastasia. Bersinar lembut dan mengeluarkan suara pelan. Entah apa yang peri-peri itu katakan dan ajaibnya Anastasia mengerti maksud mereka. Mereka mengetahui keberadaan Elma dan menyuruh Anastasia mengikutinya.
Bergegaslah Anastasia keluar rumah. Tak lupa ia mengambil kapak di dekat pintu. Barangkali ia harus bertarung dengan beruang liar, setidaknya dia punya alat pertahanan diri.
Anastasia berlari tanpa mempedulikan matahari yang semakin terbenam. Terus berlari mengikuti peri-peri kecil yang menuntunnya. Kini hanya ada Elma di pikirannya.
Di depan sana terlihat gubuk aneh dan menyeramkan. Jika peri-peri ini menuntun Anastasia ke sana, artinya Elma juga ada di sana. Anastasia mempercepat larinya dan meneriakan nama anaknya.
"Elma! Elma!"
Pintu gubuk itu terkunci. Tanpa basa-basi Anastasia mengangkat kapaknya dan menghujamkannya ke pintu itu. Berkali-kali ia lakukan itu hingga pintunya hancur. Terlihatlah Elma dan makhluk hitam menyeramkan di dalam gubuk.
Anastasia terkejut melihat makhluk itu. Namun ia memberanikan dirinya demi menolong putri tercintanya. Sebuah tentakel runcing mengarah ke Anastasia dan dengan sigap wanita itu menangkisnya dengan kapaknya.
"Lepaskan putriku kau monster terkutuk!" ujar Anastasia geram.
Elma terkejut melihat ibunya datang. Lalu ia teringat tentang monster hitam yang memangsa para peri.
"Apa mungkin Dainn adalah monster yang pernah diceritakan ibu?" ujar Elma dalam benaknya.
"Elma. Pergilah dari sana!" teriak Anastasia.
Teriakan Anastasia membuat Elma memaksakan dirinya bergerak dan berlari ke arah ibunya. Namun sialnya Dainn menarik kaki Elma hingga terjatuh. Tentakel itu menyeret Elma ke cengkraman Dainn.
Dainn menggeram dan mengeluarkan tentakel runcing ke arah Anastasia. Tentakel itu menembus dada Anastasia dan membuatnya tewas seketika.
"Ibu..!" teriak Elma sambil menangis.
Elma tak menyangka ibunya harus tewas setragis itu. Elma berteriak, menangis, dan berusaha melepaskan diri dari Dainn. Mau tak mau Elma harus melawan monster ini.
Sulur dan tunas yang bersinar muncul entah dari mana. Tumbuh semakin besar dan kuat hingga mampu Elma gunakan untuk melawan Dainn. Tak hanya itu, peri-peri kecil yang tadi menuntun Anastasia juga ada di sekelilingnya. Elma semakin percaya diri mengendalikan tanaman ajaib yang kini melilit Dainn.
Dainn merasa kesakitan hingga terpaksa melepaskan Elma. Kini Elma semakin leluasa mengendalikan tanaman ajaib. Dainn semakin terlilit kesakitan. Monster itu meraung hingga darah hitam keluar dari tubuhnya. Tanpa memberi ampun, dengan sekuat tenaga Elma menghancurkan Dainn. Kini monster itu lenyap menjadi debu.
Kemenangan itu tidak membuat Elma senang. Ia langsung mengarah ke jasad ibunya dan menangis sejadinya.
"Ibu, maafkan aku. Kecerobohanku membuat ibu seperti ini. Andai saja aku tidak lupa memakai cincin itu," Elma menangis sambil memeluk jasad ibunya.
Peri-peri kecil juga ikut mengelilingi Elma yang memeluk Anastasia. Lalu- munculah peri yang berbentuk batu mendekati Elma, dan ia membawa jasad Anastasia. Peri batu itu berjalan diikuti Elma dan peri yang lain. Mereka terus berjalan hingga sampai di pohon elm raksasa bertaburkan cahaya.
Meski sambil menangis Elma tertegun melihat pohon itu. Dari batangnya muncul dryad dengan tubuh berkayu.
"Apa kau, peri yang dulu melahirkanku?" tanya Elma.
"Itu benar. Dulu aku memberikanmu ke Anastasia sebagai teman hidupnya. Dia merawatmu dan melindungimu dengan baik. Namun sayang sekali, dia harus mengorbankan nyawanya demi menyelamatkanmu."
"Ini semua salahku," ujar Elma yang menangis sesenggukan.
"Penyesalan memang selalu datang terakhir. Anastasia sudah menjadi ibu yang baik untukmu. Kini, sebagai anaknya kau bisa melakukan penghormatan terakhir untuknya."
Dryad itu turun dari pohon mendekati Elma. Dia menggenggam kedua tangan Elma untuk menenangkannya.
"Istirahatkan dia di sini, dengan begitu kau bisa menjaganya bersama kami."
Dryad itu terbang diikuti oleh peri lain, termasuk peri batu yang membawa jasad Anastasia. Elma juga mengikuti mereka hingga sampailah mereka di area lapang beralaskan rumput hijau. Semua peri yang ada di sini membantu memakamkan Anastasia. Tak butuh waktu lama, kini Anastasia sudah dikebumikan lengkap dengan bunga-bunga pemberian para peri. Elma mendekati makam ibunya. Dia menangis mengungkapkan perasaannya.
"Ibu. Terima kasih sudah menjadi ibu yang baik untukku. Terima kasih sudah menjagaku selama ini. Maaf jika selama ini aku merepotkanmu. Ibu jangan khawatir. Kali ini, giliranku yang menjaga ibu. Selamat beristirahat, ibuku sayang."
Elma tak henti-hentinya menangis. Hingga tak sadar Elma menumbuhkan pohon elm besar di belakangnya. Elma berdiri menyentuh pohon itu. Tanpa sadar rambut Elma menghijau dan ditumbuhi dedaunan. Pakaian Elma juga berubah menjadi tanaman rambat. Tak hanya itu kulit Elma kini berwarna kehijauan. Perubahan demi perubahan terus berlangsung hingga Elma menjadi peri hutan sepenuhnya. Dia tinggal di pohon elm yang ia ciptakan sambil menjaga makam Anastasia.
¤¤ TAMAT ¤¤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top