2 | Rapat Besar

"Pertemuan kali ini kita akan membahas langkah yang akan kita ambil berkenaan dengan semakin memanasnya situasi di luar sana. Pasukan Raja Azrael telah menguasai Kerajaan Naga Laut Selatan dan sebentar lagi Kerajaan Imperium akan menjadi sasaran empuknya. Maka dari itu apabila kita tidak bisa menaklukkan Kerajaan Naga Laut Selatan, maka kecil kemungkinan kita akan memenangkan perang ini. Maka dari itu, sahabat dan kawan-kawanku semua, ini adalah pertempuran puncak kita selama di Dunia Bawah ini. Sebagaimana ramalan yang telah dilihat oleh Raja Peri ratusan tahun yang lalu, akan lahir di antara kita Raja Adil dari keturunan Raja Lelouch, dimana sang Ratunya adalah Ibu dari para Naga. Kita sudah menyaksikan bagaimana dia bertempur, juga bagaimana dengan mata kepala kalian bisa menyaksikan wujud Raja Lelouch ada pada diri Pangeran Aryanaga," ucap Raja Belzagum.

Dia pun melanjutkan, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, langkah kita sudah benar. Kita sekarang hanya tinggal menyusun strategi untuk bisa mengalahkan atau paling tidak menjegal Raja Azrael agar jangan sampai mendapatkan apa yang dia inginkan. Oleh karena itu Ratu Elyana akan menyampaikan sesuatu yang penting berkaitan tentang hal ini."

Ratu Elyana kemudian berdiri. Wanita peri yang usianya mungkin sudah ratusan tahun ini tersenyum. Setiap mata yang melihatnya seakan-akan tersihir akan kecantikannya. Aryanaga juga mengagumi sosok Ratu ini. Kalau seandainya ayahnya tidak mengenal ibunya, mungkin Ratu Elyanalah yang akan menjadi ibunya sekarang.

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Kita semua berada di dalam masa yang genting sekarang ini. Seluruh lini pertahanan kita sedang lemah. Raja Azrael telah menguasai banyak tempat termasuk Kerajaan Naga Laut Selatan. Sedangkan, Kerajaan Naga Laut Barat masih bertahan hingga saat ini. Sebentar lagi pasti Kerajaan Peri akan jadi sasaran berikutnya. Semua kekacauan ini tidak lain adalah keinginan Raja Azrael untuk bisa menguasai Dunia Atas.

"Alkisah dulu sebelum Adam turun ke bumi, Iblis yang terusir dari surga kemudian meminta bantuan kepada seekor ular besar. Ular ini menyembunyikan Iblis di antara taringnya. Berkat ular inilah Iblis bisa masuk dan mengeluarkan Adam dan Hawa keluar dari surga. Ular ini pun dikutuk dan diberikan kekuatan luar biasa, hingga menjadi salah satu makhluk perusak di bumi. Namun, kemudian keturunan-keturunan dari ular ini menjadi penentang dan menjadi pemberontak. Tidak setiap keturunannya mengikuti jejak orang tuanya. Ular ini adalah Raja Azrael. Dia sangat kuat, semua orang juga mengetahuinya. Kemudian ras-ras di bumi berkumpul untuk bisa mengalahkan Raja Azrael. Saat itulah Kebijaksanaan Tertinggi datang untuk membantu, kemudian memberikan para naga Tubuh Avatar, kecuali Raja Azrael.

"Suhu dan udara di bumi lambat laun membuat Raja Azrael tidak kuat untuk bertahan di Dunia Atas. Sehingga Kebijaksanaan Tertinggi membuat dunia baru di dalam bumi. Di sini kemudian di utus ras-ras tertentu untuk tinggal menjaga dan mengurung Raja Azrael selama-lamanya. Kita adalah keturunan dari ras-ras utusan itu. Ada banyak bangsa, ada banyak ras, dari para peri, ksatria paladin, minotaur, golem, krull, elemental, para pemanggil dan masih banyak yang lainnya. Nasib kita adalah untuk menjaga Dunia Bawah agar Raja Azrael tidak mendapatkan sesuatu yang harus kita lindungi selamanya, yaitu Tubuh Avatar.

"Tubuh Avatar adalah tubuh pengganti. Mereka para naga memiliki tubuh asli dan tubuh Avatar. Tubuh asli mereka sudah dibuang, diganti dengan tubuh Avatar yang lebih baik. Dengan tubuh ini mereka bisa menjadi manusia, menjadi bentuk hybrid dan juga menjadi wujud aslinya. Tubuh Avatar tersebut tersimpan jauh di dalam Kerajaan Peri, terlindungi oleh seratus ksatria peri dan penyihir. Sedangkan satu lagi yang dibutuhkan selain Tubuh Avatar adalah sebuah alat yang disebut S'tra. Alat inilah yang digunakan untuk memindahkan jiwa para naga ke dalam tubuh Avatar.

"Jadi, sebenarnya perang ini adalah untuk mencegah Raja Azrael bisa mendapatkan Tubuh Avatar dan S'tra. Apabila Raja Azrael mendapatkannya, maka Dunia Atas akan hancur, berikut juga Dunia Bawah. Inilah yang dijaga oleh para leluhur kita sampai saat ini. Maka dari itu, kita harus melindunginya sampai titik darah penghabisan," cerita Ratu Lelyana.

Setiap orang yang mendengarkan cerita Ratu Lelyana dengan seksama tampaknya termangu. Aryanaga juga baru mengetahui rahasia terbesar keberadaan Dunia Bawah ini. Semuanya seperti tidak masuk akal.

Raja Belzagum kemudian berdiri, "Kita harus memikirkan cara yang tepat untuk bergerak. Tentu saja tujuan kita adalah untuk menghalangi Raja Azrael mendapatkan apa yang dia inginkan. Untuk itu hal yang pertama kali kita lakukan adalah merebut kembali Kerajaan Naga Laut Selatan yang sudah dikuasai oleh mereka. Yang kedua, kita akan mengingatkan Raja Imperium untuk mewaspadai pergerakan pasukan Raja Azrael, sekaligus mengajaknya untuk bersekutu dengan kita. Yang ketiga, kita akan membantu Kerajaan Naga Laut Barat agar bisa terbebas dari pasukan Raja Azrael. Keempat, kita kerahkan bantuan untuk membantu Kerajaan Peri melindungi Tubuh Avatar."

"Tak perlu khawatirkan Kerajaanku. Aku bisa mengatasinya," celetuk Raja Salamander.

"Bandi belum kembali dari Kerajaan Imperium, pasti terjadi sesuatu padanya. Aku dan Aprilia akan pergi ke Kerajaan Naga Laut Selatan, setelah usai dari sana, kami akan pergi ke Imperium," ucap Aryanaga.

"Tidak, kalian langsung pergi ke Imperium. Aku akan membebaskan Kerajaan Naga Laut Selatan," ucap Raja Belzagum.

"Ayah tidak apa-apa sendirian?" tanya Aprilia.

"Aku bisa membantu Raja Salamander sebelum pergi ke Kerajaan Naga Laut Barat. Kalian bisa membantu setelah tugas kalian di Imperium selesai," jawab Raja Salamander.

Aryanaga dan Aprilia saling berpandangan. Keduanya menyetujui kata-kata Raja Salamander. Aryanaga merasa inilah saatnya dirinya diperlukan. Perjalanannya sudah jauh sampai ke Dunia Bawah, nasib seluruh bumi sekarang ini sedang dipertaruhkan. Dia sudah siap lahir dan batin, terlebih orang yang dia cintai ada di sampingnya sekarang.

"Yang Mulia Ratu Danaharing, saya memohon kepada Ratu untuk mengumpulkan para Pemanggil. Mereka harus dilibatkan dalam pertempuran ini. Aku tahu mereka ras yang susah diajak, tapi dengan Yang Mulia sebagai salah satu bagian dari mereka, saya yakin mereka akan mau bersekutu dengan kita," ucap Ratu Elyana.

Ratu Danaharing Lintang Wungu mengangguk pelan. "Saya akan mengusahakannya Yang Mulia Ratu Elyana. Memang itu sudah menjadi rencana kami dari awal. Pertempuran ini tidak bisa dimenangkan oleh kita saja, tapi seluruh ras yang ada di Dunia Bawah harus bahu membahu."

"Baiklah, kalau begitu. Kita semua sudah siap. Persiapkan segalanya sebelum berangkat. Waktu kita tidak banyak," ujar Raja Belzagum, "ada pertanyaan lagi atau ada sesuatu yang hendak disampaikan?"

Setiap orang yang ada di ruangan itu terdiam. Mereka menatap Raja Belzagum dengan mata yang sudah siap menerima apapun yang akan terjadi.

"Baiklah pertemuan kali ini kita tutup!"

* * *

Aryanaga sudah bersiap. Kali ini bajunya cukup berbeda dengan baju yang dia pakai ketika pertama kali masuk ke Dunia Bawah. Dia sekarang memakai baju kaos dan tunik engan ditutup oleh jubah berwarna merah. Tak lupa dia mempersenjatai dirinya dengan pedang yang ditaruhnya di pinggang. Sepatu boots dan sarung tangan buatan dari para pandai besi di Kerajaan Naga Laut Timur cukup bagus, tetapi berat. Berbeda dengan buatan pandai besi di Kerajaan Naga Laut Selatan. Bahannya bagus dan ringan, mungkin juga pengaruh dari perlengkapan tersebut.

Sebagai contoh sarung tangan yang dipakai oleh Aryanaga memiliki tambahan aksesoris yang bisa dipasangi oleh kristal energi ataupun juga dipasangi dengan benda-benda metalik seperti besi dan paku baja. Tentu saja, dengan tambahan tersebut kekuatan sarung tangan ini bisa menghantam benda-benda keras, bahkan bisa menambahkan efek sihir, seperti pertahanan sihir ataupun saat menyerang menggunakan mantra sihir. Kontras dengan sarung tangan yang dipakai, sepatu yang dipakai oleh Aryanaga lebih ringan.

Untuk beberapa lama Aryanaga memperhatikan dirinya di depan cermin. Istrinya pun ikut bercermin di sebelahnya. Bau parfum yang dipakai Aprilia benar-benar langsung tercium begitu mendekat. Tidak, hari ini dia harus segera berangkat bukan malah bersenang-senang. Nanti akan ada masanya mereka berdua saja, menghabiskan waktu dalam kedamaian. Mungkin satu kecupan tidak apa-apa bukan?

Tangan Aryanaga menahan pinggang Aprilia, lalu tiba-tiba Aryanaga sudah mengecup pipi perempuan itu dengan cepat. "Kau selalu bikin aku tidak tahan untuk mengecupmu."

Pipi Aprilia memerah. Dia mematung saja diperlakukan Aryanaga seperti itu. Tidak, seharusnya dia biasa saja, tak perlu malu-malu seperti ini. Dia cuma ingin nebeng untuk bercermin. Aryanaga tersenyum, setelah itu pergi meninggalkan Aprilia di depan cermin. Setelah suaminya menjauh, Aprilia bisa bernapas lagi. Entah kejutan apalagi yang akan dia terima nanti sebagai pengantin baru.

Aprilia buru-buru menyusul Aryanaga. Hari itu dia berpakaian sama seperti saat dia pergi ke Kerajaan Peri. Pedang Peri juga tampak bertengger di punggungnya. Setidaknya perjalanan kali ini akan lebih menyenangkan dengan ditemani oleh sang kekasih. Tidak akan ada lagi rasa cemburu, tidak akan ada lagi rasa sedih, marah dan lain-lain.

Mereka tiba di halaman depan. Tampak orang-orang sudah mulai bersiap-siap. Para pasukan berbaris, masing-masing dari mereka sibuk. Ada pula yang menggotong persenjataan. Para penyihir juga bersiap dengan debu-debu ajaib mereka, demikian juga para elemental. Raja Belzagum dan Raja Salamander bersama anaknya memeriksa persiapan pasukan. Pasukan Kerajaan Naga Laut Timur sekarang bergabung dengan sisa-sisa pasukan Kerajaan Naga Laut Barat. Tentunya kekuatan ini tidak bisa diremehkan, serta jangan lupa juga kekuatan Raja Salamander yang mampu mengalahkan ribuan musuh sendirian.

"Paduka, Yang Mulia. Kami akan berangkat," ucap Aryanaga.

Raja Belzagum memperhatikan putrinya. Tampak wajah Aprilia berseri-seri, tidak seperti ketika dia berangkat ke Kerajaan Peri. Ada perasaan lega di dada Raja Belzagum. Akhirnya Aprilia mendapatkan kebahagiaannya.

"Kalian sudah yakin ingin berangkat?" tanya Raja Belzagum.

"Kami akan pergi dulu ke Dunia Atas. Saya akan meminta restu kepada ibu saya terlebih dulu. Sekaligus membebaskan beliau dari es abadi," jawab Aryanaga.

Raja Belzagum mendesah. "Aku tak menyangka saja, usiaku sudah tua. Seharusnya Primadigda bisa melihat putranya seperti sekarang ini. Dia pasti bangga. Bagaimana menurutmu Salamander?"

"Ya, aku setuju," jawab Raja Salamander, "Kau sudah mendapatkan pengetahuan dariku Aryanaga, gunakan itu dengan sebaik-baiknya."

"Tentu saja, Yang Mulia," jawab Aryanaga.

"Putriku, jangan pernah kamu jauh dari suamimu," kata Raja Belzagum.

"Iya, ayah," ucap Aprilia.

Sang Ratu Danaharing berjalan menghampiri mereka. Wanita yang paling dihormati satu negeri itu membawa sebuah tas kecil. Aprilia memberi hormat dengan membungkuk kepada ibunya. Sang Ratu langsung memeluknya.

"Oh, putriku. Kau sudah besar sekarang. Tugasmu makin berat. Ibu tak bisa memberikan apa-apa kepadamu. Ini, perbekalanmu sekaligus telur ajaibnya. Jangan pernah kehilangan ini!" ujar Ratu Danaharing sambil memberikan tas kecil tersebut.

Aprilia menerimanya dengan senang hati. Tampak di penutupnya ada tanda kekuatan api Aryanaga. Sepertinya itu dirajut sendiri oleh sang Ratu. Aprilia lalu menyangkutkan tali tas tersebut ke pinggangnya. Dan memang tas kecil itu lebih seperti tas pinggang.

"Pergilah, hati-hati!" ucap sang Ratu.

"Kami pamit," ucap Aryanaga.

Saat mereka undur diri, Ratu Danaharing pun bersenandung. Suara merdunya terdengar oleh seluruh orang yang ada di sana waktu itu. Para prajurit yang mendengarnya seperti mendapatkan semangat dan kekuatan baru. Orang-orang tampak memperhatikan bagaimana Aryanaga dan Aprilia melangkah pergi. Mereka mencari tempat yang agak lapan untuk mengaktifkan Telur Ajaib.

Setelah mereka menemukan tempat lapang, Aryanaga mengeluarkan Telur Ajaib dari sakunya. Satu telur untuk pergi dan satu telur untuk kembali. Itu aturannya.

"Kau sudah siap untuk ke Dunia Atas?" tanya Aryanaga.

"Kemana pun kau membawaku, aku akan tetap setiap di sampingmu," jawab Aprilia.

Aryanaga tersenyum. Dia memecahkan telur tersebut. Seketika itu dia dan Aprilia diselimuti oleh cangkang telur besar yang membungkus tubuh mereka. Dan dalam hitungan detik, mereka pun melesat ke langit menuju ke Dunia Atas. Saat menuju ke lanti itulah, Aryanaga memperhatikan seesuatu bintang di kejauhan. Lambat laun cahaya bintang itu meredum ketika tubuhnya sudah berada di langit. Langit pun terbuka, lalu kedua telur yang ditumpangi mereka pun masuk ke dalam lubang tersebut. Sebelum masuk itulah Aryanaga menyadari sesuatu tentang bintang tersebut, serta langit yang selama ini dia saksikan. Bintang itu dia ingat sekarang. Bintangnya yang muncul setelah pertempuran dia dengan Pangeran Bagar, ketika dia melempar Pedang Penaluk Naga ke langit. Bintang itu adalah Pedang Penakluk Naga, taring dari Primadigda. Dan pedang itu benar-benar menancap di "langit", lebih tepatnya "langit-langit".

* * *

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top