1 | Persiapan
Menjadi suami dan tidur ditemani oleh orang yang dicintai tentunya membuat Aryanaga terkejut. Bahkan, serasa ini semua hanyalah mimpi. Sinar matahari yang masuk melalui sudut jendela telah membangunkannya. Pemuda ini memperhatikan perempuan yang ada di sampingnya. Aprilia tertidur pulas sambil memeluknya erat seolah-olah tak ingin berpisah lagi darinya.
Aryanaga mendesah. Perjalanan hidupnya sangat panjang hingga sampai seperti ini. Ada banyak hal yang harus dia lakukan. Kata-kata Ratu Peri tentang Tubuh Avatar juga telah memberikan dia pengetahuan baru, bahwa para naga memiliki peranan penting di dunia ini, serta keinginan Raja Azrael yang sesungguhnya untuk memusnahkan seluruh makhluk hidup di muka bumi.
Ratu Elyana memberikan wejangan beberapa hari yang lalu setelah pesta pernikahan mereka. Beliau berkata, "Kalian para naga mendapatkan anugerah dari Kebijaksanaan Tertinggi dengan Tubuh Avatar. Tubuh inilah yang diincar oleh Raja Azrael agar bisa menguasai bumi dan seisinya. Sebab semenjak ribuan tahun yang, lalu para naga sudah tidak bisa lagi tinggal di Dunia Atas. Mereka tinggal di Dunia Bawah bersama beberapa ras terpilih, menjaga tempat ini agar Raja Azrael tidak keluar dari dunia ini. Tugasmu adalah mempersatukan seluruh makhluk hidup yang tinggal Dunia Bawah agar Raja Azrael tidak bisa pergi ke Dunia Atas."
Tiba-tiba saja punggung Aryanaga serasa berat mendengarkan petuah dari Ratu Elyana. Namun, dia tahu tidak ada yang sanggup melakukan hal tersebut selain dirinya. Sekarang, tentu saja dia yang menjadi raja di Kerajaan Naga Laut Selatan. Sekarang kerajaan itu sudah dikuasai oleh Raja Azrael. Artinya, tanah bagian selatan telah dikuasai musuh dan harus direbut.
"Paduka sudah bangun?" tiba-tiba suara Aprilia terdengar lirih di telinganya. Aryanaga memperhatikan kekasihnya masih memejamkan mata, tapi sudah bangun dari tidurnya.
"Sudah dari tadi," jawab Aryanaga.
"Kenapa tidak beranjak?"
"Aku tak tega, karena tanganmu memelukku dengan erat," jawab Aryanaga.
Mata Aprilia terbuka, kini dia menatap suaminya. Ah, rasanya bahagia berdekatan seperti ini. Aprilia yang sudah lama tersiksa akibat cinta, sekarang sudah mendapatkan tautan hatinya. Dia juga merasa ini semua adalah mimpi dan kalau pun benar, dia tak ingin bangun terlalu cepat.
Aryanaga memiringkan tubuhnya, lalu bergeser hingga tubuhnya kini ada di atas istrinya. Sepasang mata mereka saling menatap satu sama lain, dengan Aryanaga membelai rambut Aprilia dengan lembut. Sebuah kecupan mendarat di bibir Aprilia, satu kali, dua kali.
"Kita harus bangun, orang-orang sudah menunggu," bisik Aprilia.
"Aku ingin mengulang yang tadi malam," ucap Aryanaga.
"Paduka punya banyak waktu, tapi pagi ini kita ada pertemuan, bukan?"
"Aku kan raja, aku bisa mengatur waktuku."
Aprilia mengusap kepala suaminya sambil menggeleng. "Jangan begitu, meskipun paduka adalah raja, tetap urusan rakyat lebih penting. Jangan menjadi raja lalim yang hanya ingin memanfaatkan kedudukan dan kekuasaan. Masih ada yang lebih penting dan berharga dari itu semua."
Aryanaga seperti tersihir oleh kata-kata Aprilia. Sekali lagi dia tidak salah memilih Aprilia sebagai ratunya. Sekali lagi dia mencium bibir Aprilia. "Baiklah, ratuku."
Aryanaga tersenyum, kemudian bangkit keluar dari selimutnya. Aprilia memperhatikan tubuh suaminya dari atas sampai ke bawah. Di beberapa bagian tubuh terlihat beberapa luka akibat pertempuran yang telah Aryanaga lalui. Suaminya mengambil jubah untuk menutupi tubuhnya.
"Tak ingin mandi bersamaku?" ajak Aryanaga.
Aprilia menggeleng. "Lain kali saja."
"Ayolah, sekali saja. Sebelum kita tidak bisa lagi melakukannya," bujuk Aryanaga.
Aprilia menghela napas. Sebenarnya mereka sudah harus berada di aula untuk rapat penting, tapi sepertinya sang suami masih ada sisa-sisa birahi yang belum dituntaskan. Aprilia pun menyerah. "Baiklah, tapi jangan lama-lama."
Perempuan itu pun keluar dari selimutnya. Aryanaga menelan ludah. Walaupun dia sudah melihat tubuh Aprilia seutuhnya tanpa busana, bahkan setiap inchi juga sudah dia jelajahi, tapi tetap saja dia terpesona. Kedua pasangan ini sama-sama memiliki bekas luka di tubuhnya, tapi mereka merasa bekas luka itu terasa seksi. Punggung Aprilia misalnya, terdapat luka bekas cakaran dari Putri Vivian saat melindungi Aryanaga kecil.
Sebuah jubah yang ada di kursi di dekat meja rias disambar oleh Aprilia agar menutupi tubuh telanjangnya. Aryanaga menarik lengan Aprilia, mereka pun beringsut menuju ke ruangan yang ada di sebelah kamar. Di ruangan itu ada sebuah kolam yang biasa digunakan untuk mandi. Air dari kolam ini sangat jernih yang mana airnya bisa diganti setelah digunakan untuk mandi. Kolam ini mendapatkan air dari pipa penampungan air yang ada di atas kastil. Di sana ada tandon air besar yang ditampung, kemudian dari tandon tersebut pipa-pipa mengalirkan air. Di pinggir kolam terdapat beberapa bunga dari berbagai jenis. Bunga-bunga tersebut memberikan bau yang sangat harum, membuat siapapun yang berendam dengan bunga itu, tubuhnya pasti wangi.
Aryanaga melepaskan jubahnya, lalu menarik Aprilia. Aprilia menggeleng, tetapi akhirnya menyerah setelah dipaksa. Akhirnya pasangan ini pun kembali tanpa sehelai benang pun masuk ke dalam kolam. Aryanaga memeluk Aprilia dan kembali memadu kasih menuntaskan birahi yang kembali muncul di pagi itu.
* * *
Ruang pertemuan dihadiri banyak orang, dari mulai Raja Belzagum, Raja Salamander, Ratu Elyana, serta para pembesar lainnya. Meskipun rapat belum dimulai, tapi masing-masing orang sudah memiliki bahasan sendiri. Mereka bergumam tentang keadaan yang sedang terjadi di Dunia Bawah. Mereka juga sepertinya sudah puas dengan pesta yang dirayakan selama beberapa hari setelah kemenangan pertempuran dan juga pesta pernikahan Putri Aprilia dan Aryanaga.
Pintu aula pun terbuka, lalu Aryanaga dan Aprilia pun masuk. Orang-orang yang tadinya bergumam, jadi terdiam. Pandangan mereka tertuju ke sosok Aryanaga, seorang pemuda gagah dengan tampilan yang berbeda. Mereka tentunya masih ingat bagaimana wujud Aryanaga saat berubah, benar-benar sangat mirip dan menyerupai mendiang Raja Lelouch.
Ada yang sedikit berbeda hari ini, Aprilia memakai baju yang lebih feminim. Gaun lengan panjang denga rok putih menjuntai dan terseret berhiaskan ornamen bunga dan sulaman perak. Rambut Aprilia juga ditata rapi oleh para penata rias kerajaan. Mahkota kecil disematkan di kepalanya, bahkan penampilannya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Tentunya, hal ini membuat setiap orang yang melihatnya akan terpana.
"Maaf, kalau kami terlambat Yang Mulia," kata Aprilia dengan bahasa yang santun sambil tubuhnya sedikit membungkuk.
Raja Belzagum tak pernah menduga putrinya bisa memakai baju seperti itu. Ratu Danaharing Lintang Wungu tersenyum melihat penampilan putrinya.
"Kalian tidak terlambat, kami belum mulai," ucap Sang Ratu.
Aprilia lalu mengampiri kedua orang tuanya untuk memberi salam. Raja Belzagum mengecup kening putrinya, demikian juga Ratu Danaharing melakukan hal yang sama. Aryanaga pun mengikutinya sebagai penghormatan kepada mertuanya. Mereka juga melakukan salam penghormatan kepada Raja Salamander dan Ratu Elyana. Setelah itu mereka menempati tempat duduk yang telah disiapkan.
Raja Belzagum kemudian berdiri. Dia menyaksikan seluruh peserta sudah mulai berkumpul. "Baiklah. Pertemuan hari ini kita mulai."
Akhirnya rapat besar pada hari itu pun dimulai. Wajah-wajah tegang pun mulai tampak dan keheningan mulai menyelimuti ruangan tersebut. Hari ini akan diputuskan langkah apa yang akan diambil oleh Kerajaan Naga Laut Timur. Namun, yang jelas mereka harus segera cepat bertindak sebelum Raja Azrael bertindak makin jauh.
* * *
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top