Selamat Tinggal
"Ash!"
"Jangan berteriak! Suaramu terlalu melengking!" tukas Ash yang sudah berdiri di belakangku.
"Ash?" tanya Mama. Sepertinya ia tidak bisa melihat lelaki bertanduk itu. Aku hanya menggelang dan tersenyum. Nanti akan kuceritakan semuanya. Yang terpenting sekarang adalah memastikan semuanya akan baik-baik saja.
Aku segera mendekati Ash, "Syukurlah kamu tidak menghilang!"
"Aku juga akan menghilang," ujarnya dengan santai. "Terima kasih telah mengingatku."
"Tidak, kamu-"
Ash memberikan segenggam sweet alison putih padaku dan untuk pertama kalinya ia tersenyum meski sangat tipis.
"Ash, kenapa kamu merubah wujudmu?" tanyaku.
"Ini wujud asliku!" jawabnya lalu perlahan menghilang menjadi serpihan daun kering yang jatuh ke tanah.
"Tidak! Ash!" Entah sudah keberapa kalinya aku menangis hari ini, tapi rasanya masih belum cukup untuk meluapkan segala macam kesedihan yang datang bertubi-tubi, membuat dadaku sesak.
Nenek, kenapa kepulangan ini terasa begitu menyakitkan?
****
Sembilan tahun lalu, hari kematian Margareth
Ash membawa Margareth yang tidak sadarkan diri kembali ke kamar di lantai atas. Semuanya bergegas menghampiri dan mengelilinginya dengan tatapan sedih. Mereka tahu, waktunya sudah tidak lama. Sehingga, hanya dapat pasrah dan menghabiskan saat terakhir bersama.
Sebuah keajaiban, Margareth membuka mata dan menggenggam tangan Ash yang masih setia di sampingnya. "Ash, jika aku mati, makanlah tubuhku!"
"Kau gila?" tukas Ash yang masih menggunakan wujud seperti iblis itu.
"Ini hadiah perpisahan sekaligus upah untukmu. Makan aku dan dapatkan kekuatan untuk kembali ke wujudmu yang dulu!"
"Aku tidak butuh wujud itu."
Seolah tidak mendengarkan bantahan itu, Margareth melanjutkan, "Lalu, lindungilah Keysa. Jauhkan ia dari semua ini!"
"Margareth, kenapa kau tidak mau ia menggantikanmu?" tanya Ash.
"Keysa itu memiliki hati yang terlalu lembut, ia akan menderita jika harus berurusan dengan makhluk dari dunia lain," jelas wanita tua itu dengan nada yang semakin lemah. "Berjanjilah, Ash!"
"Baik, aku akan melindunginya. Tapi aku tidak akan memakan mayatmu!"
Margareth tersenyum. "Ayolah, kau butuh kekuatan untuk melindunginya dan menjaga tempat ini. Maka kau harus mendapat kekuatan dan kembali ke wujud yang dulu!"
Setelah mengatakan itu, Margareth meninggal dunia dengan senyuman bahagia karena dikelilingi oleh 'mereka' yang ia sayangi.
"Tapi kau benar, Margareth. Berurusan dengan makhluk dari dunia lain hanya akan meninggalkan luka bagi kedua belah pihak!" lirih Ash dengan setetes air mata yang jatuh ke tanah berumput hijau yang kini perlahan menguning, seolah ikut layu dan berduka.
Selesai
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top