Prekuel 2
"KEMBALI, PANGERAN TORRI!"
Torri tahu risikonya melawan perintah, tetapi tetap tak mau menyia-nyiakan sebuah kesempatan langka. Ditinggalkannya sekelompok prajurit yang tengah berjuang menjerat seekor naga putih dengan rantai besi. Diabaikannya juga panggilan penuh amarah Panglima Elijah. Torri merasa punya urusan mendesak sekarang, dan dia tahu jika para prajurit akan baik-baik saja tanpa dirinya.
Pikiran Torri sepenuhnya dipenuhi obsesi mengenai naga hitam sekarat yang baru saja melarikan diri. Dia yakin, dengan kondisi jantung tertembus panah, naga hitam itu tak mungkin kabur terlalu jauh. Namun, Jika Torri tak salah menduga, naga itu adalah naga betina.
Naga betina dikenal lebih tangguh meski organ vitalnya terluka, kecuali satu hal: kepala dan lehernya terpisah dalam sekali tebas. Selain hal itu, ada kemungkinan si betina masih sanggup bertahan. Berbekal pengalaman bertahun-tahun menelusuri jejak, Torri yang telah meninggalkan rombongan mulai menemukan kepingan sisik hitam membentuk pola di atas tanah.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Torri dalam berurusan dengan naga selama bertahun-tahun, sisik-sisik naga yang sedang sekarat akan gugur seperti daun meranggas sebelum tubuhnya meluruh sesuai unsur penyusunnya. Bagian yang tertinggal dari mereka hanya berupa kuku, sisik, dan tanduk yang keras. Bagian itu pula yang akan dipanen oleh para pemburu naga, termasuk Torri, untuk ramuan obat. Kenyataan paling aneh dan masih menjadi misteri hingga kini adalah para naga tidak memiliki tulang atau tengkorak.
Pertanyaan yang sekarang berkelabat di dalam kepala Torri adalah di mana naga sekarat itu bersembunyi? Semakin jauh melangkah, Torri kemudian hanya menemukan sebaran sisik hitam yang kian memadat menuju pusat lembah. Pemuda itu mulai dilanda kecemasan sehingga semakin mempercepat langkah, berpacu dengan waktu, sebelum makhluk itu benar-benar luruh. Tanpa petunjuk keberadaan tubuh makhluk itu, akan butuh waktu mengais-ngais sepasang tanduk di antara tebalnya gundukan sisik.
Haish!
Tiba-tiba kaki Torri tersandung sesuatu hingga jatuh terjerembab. Torri nyaris mengumpat ketika bertemu pandang dengan seorang gadis tak sadarkan diri yang terbaring berselimut sisik, penyebab langkahnya tersandung. Dan, yang paling mengejutkan adalah sepasang tanduk naga yang sedari tadi diburunya melekat indah di puncak kepala gadis itu.
"Putih. Putih." Si gadis mengigau lirih.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top