Pesta Dansa dan Pencuri 2
Torreno berusaha menghindari tatapan gadis itu sesopan mungkin. Matanya tak lepas dari sang pangeran sejak awal mereka berdansa. Bukannya Torreno tidak menghargainya, hanya saja ia risi bila selalu ditatap penuh kekaguman. Kenapa ia bisa terjebak dalam situasi yang melelahkan ini? Ancaman Ratu Elsadora berhasil menyeretnya untuk kembali ke lantai dansa. Dan di sinilah Torreno sekarang, diperebutkan oleh gadis-gadis.
"Ternyata Anda memang tampan seperti yang dikatakan orang-orang, Pangeran Torri." Gadis itu tampak sangat memujanya. Sepasang netranya berbinar-binar. Ia berasal dari Mermaidivine, sebuah negeri yang dikelilingi lautan nan eksotis dan monster-monster menakjubkan. Tak heran jika gadis-gadisnya juga memiliki kombinasi yang aneh: semangat berapi-api, imajinasi berlebihan, dan kecepatan bicara yang menakutkan. Dia manis dan menyenangkan sebetulnya, hanya saja Torreno terlalu dingin untuk meladeni pembicaraan semacam ini.
"Mari kita bicara tentang monster-monster di tempatmu saja," bujuk sang pangeran, berusah mengalihkan perhatiannya.
Ia malah tertawa geli melengking tinggi. "Buat apa kita bicara tentang monster kalau di depan saya sekarang ada monster yang tampan dan lebih menarik?"
Keadaan jadi berbalik, kini Torreno yang berada dalam posisi dirayu. Jujur saja, bagi sang pangeran, hal ini agak menakutkan. Dan Torreno lebih memilih untuk membicarakan apa saja selain dirinya sehingga ia sangat ingin mengakhiri ini sekarang. Matanya berkeliling mengharap bantuan, mencari pasangan dansa lain di dalam antrian selanjutnya.
TRING.
Lalu Torreno mendengar denting suara seperti dawai dan seberkas cahaya menerpa wajahnya sesaat.
"Apa yang kaulakukan?" tanya Torreno terkejut. Gadis itu sedang memegang sebuah cermin yang diarahkan tepat ke wajahnya.
"Menangkap bayangan, Anda, Pangeranku." Ia tersenyum penuh kemenangan. Apa artinya itu?
Torreno merebut cermin di tangan gadis itu tanpa izin--selamat tinggal, sopan-santun-- lalu terperangah mendapati wajahnya di dalam cermin itu. Bukan, bukan bayangannya, tetapi WAJAHNYA.
"Ini wajahku!" seru Torreno tercekat.
"Tentu saja itu wajah Anda. Anda, 'kan sedang bercermin, Pangeranku."
Berhenti memanggil "Pangeranku", mendelik kesal kepada gadis itu. Namun, kini ada hal yang jauh lebih penting dan membuat darah sang pangeran menggelegak ke kepala.
"Apa yang dilakukan cermin ini terhadap bayangan wajahku?" Kini Torreno menempatkan cermin itu tepat di samping wajahnya-- di dalam cermin itu Torreno terlihat sedang berganti-ganti ekspresi: TERSENYUM, TERTAWA, DIAM MERAJUK, MARAH MENGGEMASKAN, MENGEDIPKAN SEBELAH MATA, MENGERLING MANJA, TERPEJAM MENGGODA-- segala macam ekspresi yang mampu membuatnya mual, bahkan ia sendiri tak sanggup memandang wajah sendiri di dalam cermin horor ini.
"Maafkan saya, Pangeranku. Saya ditugaskan menangkap bayangan Anda dengan cermin memori. Bukankah saya sudah bercerita kalau di negeri Mermaidivine banyak gadis-gadis yang menjadi penggemar Anda? Wajah Anda akan menjadi cenderamata yang bagus untuk mereka." Gadis itu menjelaskan dengan polosnya.
Bisa bayangkan tingkat kemarahan Torreno sekarang? Untunglah ia seorang wanita dan Torreno terlalu sopan untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Sang pangeran lantas mengangkat cermin di tangannya tinggi-tinggi dengan niat tidak akan pernah mengembalikannya. Gadis Mermaidivine itu sontak protes seraya melompat-lompat berusaha mengambilnya walau sia-sia. Untunglah Torreno memiliki tubuh seukuran dua pedang berukuran sedang.
Apa yang harus ia lakukan dengan cermin ini kemudian? Torreno berniat membantingnya sampai pecah, tetapi urung. Itu terlalu kasar untuk ukurannya. Torreno mempertimbangkan untuk mencemplungkan saja benda itu ke dalam kolam minuman, tapi seseorang pasti akan mengambilnya dengan mudah. Lalu terlintas sebuah ide di kepalanya tatkala melihat lampu gantung di langit-langit. Nah, ini baru keahliannya
HOP!
Dengan ketepatan bidikan pisau puluhan meternya, cermin itu mendarat dengan sempurna, tersangkut di antara rangka-rangka penyangga lampung gantung. Gadis Mermaidivine itu terbeliak lebar antara takjub dan tak terima. Jerit tangisnya pecah membahana di seantero ruangan aula. Ia memang gadis dengan kombinasi yang aneh.
"Ckckck." Terdengar suara decak yang lembut menghampiri mereka. Seorang peri Silvanovia lalu membelai-belai gadis itu, berusaha menghiburnya.
"Pangeran Torri, Anda benar-benar tidak manis bila membuat seorang gadis menangis," tatapnya menghakimi Torreno.
"Tapi malah menjadikan gadis-gadis makin penasaran ...," Kata-kata tambahannya mengocok perut sang pangeran yang sudah penuh dengan sorbet stroberi dan daging yang dicurinya dari dapur untuk Anne. Apalagi ketika gadis Mermaidivine itu juga mengangguk mengiakan di sela-sela tangisannya. Drama horor macam apa ini. Apa yang salah dengan otak para gadis ini? Torreno melolong kesal dalam hati.
"Bila aku bisa mengembalikan benda yang dilempar Pangeran Torri tadi, apakah kau mau memberikan giliran dansa padaku?" tanya si peri. Gadis Mermaidivine tampak ragu, tapi ia tak punya pilihan dan hanya mengangguk setuju.
Jangan pernah meremehkan kekerasan hati seorang wanita, Torreno kini mengambil pelajaran berharga. Peri Silvanovia mengembangkan sayapnya yang terlipat di punggung, lalu terbang dan mengambil cermin itu dengan mudah. Torreno lupa dengan masalah yang satu ini. Gadis dengan kemampuan terbang adalah kombinasi yang lebih menakutkan. Ia tidak bisa membayangkan gadis seperti ini mungkin saja akan memburunya dari udara suatu saat. Sangat menakutkan.
Oh, ia tampak terpesona memandang isi cermin itu sebelum mengembalikannya. Separah itukah wajahnya?
"Milikku!" Gadis Mermaidivine merebutnya dengan kasar lalu melarikan diri dengan cekatan kembali dalam kawanannya yang menggila menyambutnya beserta cermin terkutuk itu.
Peri Silvanovia tampak patah hati. Ia terpaku dan kecewa. Setelah menyadari sang pangeran masih ada di hadapannya, pancaran kebahagiaan kembali memenuhi wajahnya.
"Pangeran yang asli ada di sini..."
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top