Tarawih
Hari ini, sayangnya, Kavin cuma puasa sampai jam 3 sore alias sampai Ashar. Bangun tidur lemas merengek minta buka dengan drama memasang tampang ingin menangis bila tak dituruti.
Aliya tak kuasa lagi, ia juga tak memaksa Kavin untuk puasa seharian penuh karena janjinya kemarin hanya sampai jam 3 di hari pertama, kedua dan seterusnya akan di coba sampai maghrib.
Tarawih malam ini full team, termasuk Kenzie yang ikut pula dijaga Bik Sum. Bryan, Kavin bersama Daddy di shaf depan, Kenzie yang bawel jadi rebutan ibu-ibu yang ikut sholat juga, Zie bahkan anteng saja saat Mom, Bryna dan Bik Sum sholat. Ia tidak terpengaruh sama sekali dengan teman-teman sebayanya yang berlari kesana kemari.
Zie sudah di beri teether juga biskuit di sekitarnya agar tak lari kemana-mana. Aliya tidak ikut rakaat selanjutnya bila Zie merengek minta ASI seperti sekarang ini, padahal tinggal 3 rakaat akhir, Zie merengek minta mimik tapi tak kunjung terpejam.
Sepulang tarawih, Zie masih segar sedang Kavin sudah nampak mengantuk karena ceramah tadi terlalu panjang sepertinya.
Kavin langsung rebahan di sofa, Bryan dan Bryna juga langsung manteng depan tv nonton serial Star Wars yang tayang di Disney Channel, sementara Daddynya masuk kamar bersama si bungsu yang ingin bermain. "Mom, kok pegel kaki abang?"
"Pegel kenapa Bang?"
"Sholatnya lamaa, ceramahnya panjang, abang ngantuk." lanjutnya lalu menguap.
Aliya mengulum senyumnya mendengar ucapan demi ucapan Kavin yang cenderung mengeluh karena sholatnya kelamaan. "Nggak boleh ngeluh Abang. Itu namanya taraweh ya gitu, sholat banyak rakaat." jelas Aliya sambil merapikan rambut anaknya yang sedikit berantakan.
"Ngga boleh ngeluh ya mom?"
"Nggak boleh sayang. Saat bulan puasa, setiap yang kita lakukan di bulan Ramadhan itu, bakal dinilai ibadah sama Allah. Jadi abang nggak boleh ngeluh yaa? Abang mau nabung pahala kan?"
"Mau mom! Iya abang nggak ngeluh lagi. Abang udah nggak boleh puasa syetengah hari lagi ya mom?"
"Katanya mau belajar sehari penuh? Coba deh latihan dulu, besok sampai jam 6 ya? Tadi kan udah sampai jam 3."
"Siap komandan," Kavin memberi salam hormat pada Mommy nya tanda ia siap besok puasa sampai maghrib.
"Good boy,"
"Mom sahur masak apa?"
"Abang pengen apa? Mom belum kepikiran nih,"
"Mom udah belanja bulanan kan? Boleh gak abang minta tumis sosis pake telur?" pintanya, Kavin selalu terbiasa bertanya sebelum meminta sesuatu.
"Udah dong. Boleh, besok Mom bikinin."
"Yang penting enak. Biar abang kuat puasaaa,"
"Harus kuat ya ganteng."
"Kuat doong. Kan dikasih maem yang bergizi sama bu dokternya abang yang cantikkk," Kavin langsung memeluk Aliya, ia memang senang memeluk Mommynya itu.
"Hemm genitnya," kecupan manis mendarat di pipi Kavin. "Mau susu? Mom bikinin buat Mas sama Mbak sekalian,"
"Mau. Dingin ya mom,"
"Kok nggak anget?"
"Dingin aja mom. Ada es nya kan?"
"Ada, bentar ya."
Aliya segera menuju dapur membuatkan susu untuk tiga anaknya yang masih gegoleran di sofa. Aliya kembali dengan satu susu Vanilla dingin, susu coklat serta strawberry hangat.
"Ini buat abang," Aliya menaruh gelas bergambar Iron Man milik Kavin di atas meja.
"Mas, mbak. Minum susu dulu." panggil Aliya.
"Iya mom,"
Anak kembar itu lantas menghampiri Mommynya lalu meminum susu mereka, ritual wajib sebelum tidur setiap malam ya seperti ini.
"Hnmm punya abang ada es nyaaa. Mommm, abang bobok sama mommy lagi boleh?"
"Boleh dong, yuk."
"Mom, dedek duluan yaa," Bryna bangkit dari sisi sofa.
"Mamas juga. Nanti bangunin ya mom." pesan Bryan.
"Iya sayang."
"Mom ayo ke kamar ,daddy sama Zie di kamar kan?" rengek Kavin.
"Iya ayok."
"Gendong. Di punggung, heheheee." pintanya lalu nyengir tanpa dosa.
"Semoga mommy kuat,"
Kavin langsung berdiri di sofa dan bersiap naik ke punggung Mommynya. Kecil-kecil begini Kavin lumayan berat, Aliya berjalan buru-buru hingga sampai ke kamar, pinggangnya langsunh encok begitu Kavin naik ke punggungnya.
"Daddy, Zieee, Abang di gendong mom dong." panggil Kavin. Adiknya itu masih bangun langsung rusuh begitu melihat Abangnya di gendong Mommynya, miliknya.
"Momomom.. donggg, Ziee dongg momom nonono bang!!" ocehnya begitu Kavin turun dari gendongan Aliya, Aliya langsung menggendong si bungsu yang bawel luar biasa ini.
"Loh kok minta gendong Mom sih?" protes Adrian.
"Nggak apa-apa ya mom, abang nggak berat kan?"
"Nggak berat. Tapi mom encok,"
Tawa Adrian langsung pecag begitu mendengar jawaban Aliya lalu membisikkan sesuatu ke telinga Kavin.
"Hahahaha, Bang, mom udah tua bang."
Kavin menahan tawanya, suara Adrian masih terdengar Aliya. "Ih daddy mah,"
"Tapi daddy tetep cinta kok," Adrian menggerlingkan matanya ke arah Aliya.
Dih.
Retjeh.
"Heem gombal. Udah ayok bobok," Aliya naik ke atas kasur bersama Zie di pelukannya yang bawel minta susunya.
"Momomom, Cuuu."
"Iya mimik yuk."
"Besok ikutan sahur ya."
"Yaaa, Uurr." Kenzie meniru ucapan Aliya lalu bertepuk tangan dan anteng begitu asik menyusu.
💕💕💕💕💕
Assalamualaikum, Sye back 😍😍😘😘 udah pulang tarawihnya kan?? Gimana puasa hari pertamanya?? Selamat membaca yaa, besok update lagi 😘😘
#dahgituaja
#awastypo
#SalamGanteng
Danke,
Ifa💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top