Sarung

Kelakuan Kavin memang tidak ada habisnya. Lihat saja sekarang, sarungnya bukan di pakai tapi malah di jadikan penutup wajah ala-ala ninja.

Aliya sudah lelah melarangnya, ini ajaran Mas nya ini dan sekarang mas nya lagi buka puasa di luar bareng teman-teman futsalnya. Di tambah Adrian yang malam ini absen tarawih karena ada operasi dadakan, rasanya Aliya ingin absen juga karena pasti Kavin tak ada yang menjaga di shaf depan.

"Mom, ayo berangkat." ajak Bryna yang sudah siap dengan mukenanya.

"Yuk. Abang, ayo nak!" pekik Aliya, Kavin masih asik loncat-loncat di sofa.

"Iya mommy," seketika Kavin berhenti dari bermainnya lalu memakai sarungnya dengan benar.

Musholanya tak jauh dari rumah, sengaja. Saat membeli rumah ini dulu, Adrian mencari akses yang tak terlalu jauh dari Mushola dan taman agar memudahkan anak-anak dan dirinya juga untuk berangkat jamaah ke sana.

"Abang di depan sendiri, jangan nakal ya! Nggak bolek berisik," pesan Aliya saat sudah sampai di Mushola.

"Iya mom. Abang nggak nakal kok, janji." sahutnya.

Aliya membiarkan Kavin masuk sendiri ke dalam Mushola, dari pendopo tempat sholat wanita Aliya masih bisa lah melihat Kavin yang sudah duduk bersila menunggu jamaah Isya.

Tenang. Kavin anteng di depan sendiri, biarlah latihan mandiri kalau-kalau besok Daddy dan Mamas absen lagi seperti malam ini.

Sholat isya jamaah pun mulai, seperti biasa, Kenzie anteng dengan mainannya. Sengaja Aliya memilih shaf paling belakang agar tidak menganggu jamaah lainnya. Sebenarnya Aliya bisa saja tidak tarawih karena Kenzie dan bisa juga di titip ke Bik Sum, namun rasanya ia egois bila memilih opsi kedua. ART nya juga butuh untuk beribadah toh? Lebih baik semua ikut termasuk Kenzie yang sejauh ini masih anteng saja.
.
.
.
Selesai sudah sholat tarawih malam ini, namun Aliya tak melihat Kavin yang menghampirinya di shaf belakang. Kemana Abang?

"Mom, abang mana?"

"Nggak tahu nih, kok nggak nyamperin ke sini ya?" ujarnya sambil melepas gendongan jariknya dan memberikan Kenzie pada bik Sum.

"Di dalam udah sepi buk," ucap Bik Sum.

"Itu dia, bik. Coba saya cari ke taman. Dedek sama Bik Sum pulang duluan ya, ini kuncinya." katanya sambil memberi kunci rumah pada Bryna.

"Yakin mom nggak apa-apa cari abang sendiri?" Bryna meyakinkan.

"Nggak apa-apa, udah kalian pulang duluan aja. Mom mau cari Kavin."

"Momomom," oceh Kenzie sambil tangannya mencoba meraih Mommynya.

"Bentar ya nak. Mom cari abang,"

Dan Kenzie akhirnya nangis begitu melihat Mommynya menjauh dan ia malah dibawa pulang. Mungkin Zie berpikir kenapa Mom ke arah sana??

Aliya bergegas ke arah taman yang tak jauh dari Mushola, dan benar saja. Di sana banyak anak-anak seusia Kavin sedang bermain di sana.

Netra Aliya mencoba mencari di mana putranya itu. Aliya memicingkan matanya, ia kenal dengan sarung dan sandal itu, motif khasnya dan warnanya yang sangat ia kenali.

"Astagfirullahaladzim," Aliya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya. Ini bagian yang Aliya tak suka.

Aliya berjalan menghampiri Kavin yanh sedang main ninja-ninjaan dengan sarung tadi di buat dan di lilit sedemikian rupa. Sementara tak jauh dari Kavin ada juga yang main sabet sarung dan...

"Aaaa!! Mommy!!" pekik Kavin, Aliya segera berlari mendekat.

"Abang!! Astagfirullah,"

Kavin langsung menubruk tubuh Mommynya. Betisnya terkena sabetan sarung. Aliya langsung menggendong Kavin seketika itu juga.

Teman yang lainnya malah bubar jalan begitu Kavin menangis dan Mommynya datang. Tanpa banyak bicara Aliya langsung membawa pulang Kavin yang masih menangis tersedu sambil sesekali sesegukan.

Sampai di rumah, Aliya masih bungkam. Ia langsung melepas celana selutut Kavin dan mendapati bekas sabetan itu memerah. Bagaimana kalau Adrian tahu? Bisa di samperin itu bocah kerumahnya.

"Mommy, perih." rintihnya.

Bik Sum datang membawa baskom kecil berisi air dan handuk untuk mengompres bekas sabetan tadi, yang tak sengaja terjadi.

"Aduh! Mommy, sakit..., Huwaaaaaaa," tangis Kavin makin kencang, Zie hanya bisa terpaku melihat Abangnya.

Tepat saat Aliya masih mengompres, suara mobil Adrian datang. "Aku pasrah deh." batin Aliya.

"Assalamualaikum," ucap Adrian.

"Wa'alaikumsalam."

Wajah Kavin berubah pucat saat mendengar suara Daddynya. Adrian mengerutkan dahinya melihat Kavin sedang menangis dan wajah Aliya yang menahan marah.

"Lho? Kavin kenapa?" tanyanya.

"Kesabet sarung, dad." sahut Bryna, Kavin makin menangis.

Adrian geleng-geleng kepala, ia meletakkan tas dan snellinya lalu menggulung lengan kemejanya dan berjongkok di depan Kavin dan Aliya yang baru saja selesai mengompres.

"Kok bisa gini?" tanyanya setenang mungkin.

Kavin menarik ingusnya dalam belum berani bercerita. "Kavin?"

Ia diam.

"Kavin Ardhana."

"Huwaaaaaa..., Maafin Abang mom, dad. Abang tadi di ajak Vini main ke taman, huwaaaaaaaaaaaa," akunya sambil menangis.

Adrian dan Aliya hanya menghela napas dan menggeleng saja. Biasanya Kavin tidak begini.

"Terus kenapa abang mau?" tanya Aliya.

"Katanya, hiks, katanya kalau abang nggak ikut abang cemen. Hiks hiks, abang dikatain cemen, anak mami, hiks hiks."

Adrian mengusap wajahnya sendiri. "Abang  takut sama Mommy dan Allah kan? Kenapa abang langgar?"

Kavin terdiam lagi.

"Biar aja, abang emang anak Mommy kok. Biarin aja abang mau dibilang apa, yang penting abang taat sholatnya sampai selesai. Mom nggak suka abang kayak tadi, ada saatnya bermain, ada saatnya abang ibadah." jelas Aliya sesabar mungkin dan tidak mengelurkan suaranya kencang-kencang.

"Pokoknya besok kalau daddy atau mamas nggak ada, abang di rumah aja sama bik Sum. Daddy nggak mau kamu begini lagi."

Bibir Kavin bergetar sambil menarik ingusnya dalam-dalam. "Iya daddy, mommy. Maafin abang, abang nggak akan ulangi lagi," ucapnya penuh sesal dengan mata besarnya.

Aliya dan Adrian meredam kembali amarahnya. Biar bagaimanapun naluri anak-anak tentang bermain tidak bisa di tutupi dan dilarang begitu saja. Keduanya memeluk Kavin, mencoba memberi tahu sekali lagi agar tidak mengulanginya di sholat tarawih berikutnya.

💕💕💕💕💕

Hwallaawwhhhh momsye's back 😘😘😘 Abang kena sabet sarung nih 😧😧 perih pasti betisnya. Kasian.

Jangan tiru Abang yaa....

#dahgituaja

#awastypo

#salamganteng

Danke,

Ifa💕

Bonus

Kenzie 😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top