Petir!
Siang tadi saat perjalanan ke rumah Oma Lanny, Jakarta panas luar biasa namun tiba-tiba saat sore tiba, awan mendung mulai menggelayuti langit, sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.
Kavin dan Chika yang tengah bermain di halaman belakang bersama Chiki dan Chiko masih asik saja belum sadar kalau hujan akan tumpah sebentar lagi. Mereka baru saja bangun dari tidur siang dan langsung menuju kandang sepasang kelinci itu di halaman belakang.
Chika menengadahkan kepalanya melihat langit. "Bang, mendung! Masukin Chiki sama Chiko ke kandang yuk," ujar Chika.
"Emang mau hujan ya mbak?"
"Iya, tuh denger deh udah gluduk. Ayok!"
Kavin mengangguk lantas mereka memasukan kedua kelinci tadi ke kandangnya yang sudah punya atap sekarang dan aman dari hujan juga kebasahan.
Mereka segera cuci tangan dan kaki dengan sabun di kran air dekat pintu belakang lalu masuk ke rumah. Di sana Mommy Aliya, Bunda Jasmine dan Mami Jihan serta Oma Lanny sedang sibuk masak untuk buka puasa, mumpung para bayi juga anteng. Bapak-bapak? Mereka tidur. Hhhh.
Dua bocah beda usia dua tahun itu segera ikut nonton teve sambil bersama Mbak dan Mas mereka sambil nunggu adzan maghrib dan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
"Tuh, aku bilang apa bang? Hujan kan," ujar Chika menang.
"Iya mbak." Kavin mengangguk.
Lalu...
Jlegeerrr!!!
"Mommy!!"
"Bunda!!"
Reflek kedua bocah itu teriak dan menghambur ke ibunya masing-masing sekian detik setelah mendengar petir menyambar.
Mereka memeluk erat masing-masing ibunya karena ketakutan. "Udah-udah, kok jadi takut petir, sih?" Aliya membawa Kavin kembali ke sofa, Chika juga ikut bersama Bundanya.
"Petirnya kenceng, mom. Abang takut."
Aliya tersenyum sambil terus mengusap kepala hingga punggung anaknya itu. "Kalau takut atau kaget abang sama mbak Chika, bilang apa?"
"Astagfirullahaladzim," ucap keduanya.
"Terus kenapa tadi teriak panggil mom dan bunda?" Jasmine menimpali.
Keduanya terkekeh.
"Doa nya apa bang, kak Chika? Inget nggak?" sambar Oma dari dapur.
Keduanya tampak berpikir mengingat apa doa saat mendengar petir yang menyambar-nyambar seperti tadi itu.
"Heheh, lupa oma." Kavin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Kakak tahu, oma." sela Chika.
"Apa kak?"
"سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ"
Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi
“Maha Suci Allah, yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya,"
"Itu oma,"
"Tuh, abang. Kak Chika hapal, abang masa lupa?" Bryan mulai meledek.
"Mamassss, abang kan lupa, kalau lupa ya lupaaa,"
Bugh!!
Kavin melempar bantal lalu di sambut tawa menggelegar Mamasnya itu.
"Abang, kok begitu sama mas?" Aliya menengahi.
"Habis, mas duluan."
"Abang, kalau puasa itu bukan cuma menahan haus dan lapar. Tapi menahan marah dan emosi juga, kalau abang marah-marah puasa abang nanti sia-sia." ujar Oma, Kavin menunduk.
Aliya mengulum senyum. "Mas juga, jangan godain adeknya ya? Ayo, maaf-maafan dulu, nanti nggak kebagian puding jagung lho."
Mendengar puding jagung, Kavin langsung turun dari pangkuan Mommynya lalu menghampiri Mamasnya.
"Mas, maafin abang ya?" Kavin mengulurkan tangannya.
Bryan tersenyum dan menyambut uluran tangan itu. "Maafin mas juga ya," ucapnya masih di iringi hujan serta petir yang masih menggelegar di luar sana.
❤️❤️❤️❤️❤️
Hwallaawwhhhh momsye's back 😘😘 gimana puasanya hari ini? Jakarta-Depok hujan saudara-saudara. Petirnya asli kenceng banget sampe gak berani pegang hp, listrik sengaja dipadamin, takut coy! Gimana yang tinggal sekitaran Jkt-Depok? Sekitaran Depok buanjirr, tapi Alhamdulillah rumah Sye gak pernah kebanjiran, Alhamdulillah.. semoga segera surut yang kebanjiran dan hujan hari ini membawa berkah bagi semua. Aamiin 🙏
#dahgituaja
#awastypo
Danke,
Ifa 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top