Masakan Lebaran

Semua orang sudah berkumpul di rumah Mama, H-2 lebaran semua sibuk di dapur, termasuk Oma Bunda dan Tante Aluna. Para bayi sedang anteng dan tenang di tempat bermiannya bersama Bryan, Bryna,  Chika dan Kavin sedangkan Ibu-Ibu mereka ada di dapur.

Semua sudah ada tugasnya masing-masing. Oma Bunda sudah membuat adonan kue nastar, kastangel dan putri salju. Tinggal Kanika dan Aluna yang menyelesaikannya sampai selesai di panggang nanti.

Aliya dan Jasmine mengeksekusi rendang dan Jihan juga Mama mengeksekusi semur serta sayur ketupat yang pepayanya tadi sudah di parut Bik Minah.

Beberapa jam kemudian wangi masakan sudah mulai menguar. Wangi daging rendang dan semur yang masih di masak di atas kompor juga sudah mengeluarkan wangi sedapnya.

Tapi, ada satu yang wanginya menggoda Kavin. Wangi nastar buatan Oma Bunda yang membuatnya menghampiri Mommynya di dapur.

"Mom," Kavin menarik-narik ujung baju Mommynya.

"Apa sayang?" Aliya menoleh, melepaskan sodetnya, ia sedang mengaduk rendang.

"Mom abang mau nastarnya Oma Bunda," bisiknya agar tak terdengar Chika, karena kemarin saat Chika sakit, Kavin meledeknya tak puasa dan sekarang ia malu jika ketahuan minta buka puasa sekarang hanya karena Nastar.

Aliya mengertukan dahinya lalu membawa Kavin keluar dari dapur. "Buka puasa masih lama, bang. Sabar ya?"

Kavin menyebik saat mendengar ucapan Mommynya. "Tapi nastarnya oma bunda wangi banget mom. Abang nggak tahan nih," rengeknya lagi.

"Nanti ya?" tegas Aliya lagi.

Kavin beranjak dari depan Mommynya dan kembali ke sofa, menonton televisi lagi dengan wajah masam.

"Kenapa si bungsu, kak?" tanya Oma Bunda.

"Pengin nastar, bun. Nggak tahan katanya wangi nastar oma bunda." sahutnya membuat Tantenya itu tersenyum.

"Kasih aja, kak."

"Tapi dia puasa, bun. Lagian, tanggung tinggal hari ini dan besok. Kavin baru bolong sekali, waktu mbaknya nggak puasa, eh dia minta makan pakai telur ceplok dan kecap." cerita Aliya lalu semua yang ada di dapur ikut tertawa.

"Ya kasih aja lah," sahut Mama.

"Kavin, tuh, ada-ada aja ya mbak Al?" sambar Aluna. "Coba aja, Luna punya adik ya, bunda." canda Aluna.

"Hehehe, tuh, ponakanmu udah banyak gitu masih juga minta adik, Lun." sahut Oma Bunda.

"Kamu, harusnya Luna yang kasih Bunda dan Ayah cucu. Bukan malah minta adik. Aya-aya wae," kini Mama bersuara, Aluna hanya cengar-cengir tak bersalah. "Udah ada calon belum? Kanika udah ada lho, ada yang lagi kesemsem sama Kanika." ujar Mama membuat Kanika yang sedang memasukkan selai nanas ke adonan nastar di tangannya jadi kaget.

"Ihhh mama apaan sih? Nggak ada ya!" kesalnya lalu kembali melakukan aktivitasnya.

"Yang bener, ma? Siapaa? Kok Kanika nggak bilang Luna?" Aluna kini penasaran.

"Ada lah pokoknya, nanti juga dia datang. Halah kamu dek, pura-pura lupa!" sahut Mama lalu membuat pipi Kanika bersemu merah seperti kepiting rebus.

🍎🍎🍎

Kavin masih belum beranjak dari sofa, ia lapar sejadi-jadinya karena hanya sahur sedikit. Itu pun sambil terhantuk-hantuk karena mengantuk.

"Kavin, kenapa?" tanya Chika heran melihat adiknya itu nampak lemas tak seperti biasanya.

"Laper mbak," gumamnya.

"Kan tadi kamu sahur. Masa baru jam 12 udah laper?" Chika mengerutkan dahinya makin dalam karena Kavin tak pernah begini sebelumnya.

"Laper, mau nastar oma." gumamnya lagi.

Chika meninggalkan Kavin yang masih tengkurap di sofa sambil nonton kartun We Bare Bears. "Mom," panggil Chika.

"Iya, Chika?" sahut Aliya.

"Mom, abang kasihan tuh laper katanya." adunya.

Aliya melihat ke arah sofa, Kavin masih tetap dengan posisinya. Ia jadi tak tega. "Udah adzan belum?" tanyanya.

"Udah, mom."

"Ya udah abang  buka aja. Kasihan lemes gitu, Chika juga mau buka?" tawarnya, Chika menggeleng lalu pergi dari dapur.

Aliya lantas menghampiri Kavin. "Bang, abang laper ya?"

Kavin hanya mengangguk. "Mau telor ceplok, mom." pintanya.

"Yaudah, makannya di dapur ya? Nanti mbak Chika pengin." ajaknya lalu membawa Kavin ke dapur dan mendudkkannya di kursi pantry.

"Abang lemes amat?" tanya Jihan.

"Iya mami, abang laper banget." sahut Kavin sambil meletakkan kepalanya di meja.

"Hhmm, kacian abang. Sahurnya dikit tadi ya?" sambar Jasmine.

"Iya bunda. Makanya udah laper, haus juga."

Aliya langsung membuatkan pesanan jagoannya itu. Telor ceplok, nasi dan kecap saja sudah spesial. Bahagianya Kavin soal makan masih sesederhana itu.

"Nih bang, makan sendiri apa di suapin?" Aliya meletakkan piring di depan Kavin.

"Makan sendiri aja mom,  nanti mom pengin lagi." Kavin segera menyuap nasi beserta telor favoritenya dan menikmati makanannya dengan khidmat.

"Besok puasa ya." ujar Oma.

"Iya oma. Habis ini abang boleh kan cobain nastarnya oma bunda?" pintanya lalu di sambut tawa dari seisi dapur.

🍎🍎🍎

Hwallaawwhhhh momsye's back 😘 maaf yaa ngaret banget dari biasanya. Maaf juga nggak full 30 episode tapi lapak ini bakal sampai lebaran kok, tenang aja 😁😁

Oiya, teman-teman semua pembaca, mohon maaf lahir dan bathin, taqaballah minna wa minkum semoga tahun depan kembali di pertemukan dengan Ramadhan lagi, aamiin allahuma aamiin 💕💕

Sekalian juga nih, lapak Abang sampai hari H lebaran masih update, tapi Sye libur dulu sampai tgl 25 ya. Ada acara keluarga besar di puncak, Bogor dan nggak ada sinyal di sana 😫😭 dari tanggal 22-24 Juni, dan dari tanggal 18 Juni udah mulai sibuk-sibuk belanja ke pasar. Jadi aku harus libur dulu yaaaa insha Allah ketemu lagi tanggal 26 Juni.

Selamat lebaran, selamat liburan teman-teman semua 💕💕💕

Danke,

Ifa💕

#dahgituaja

#awastypo

#salamganteng

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top