Extra Part

Happy Reading
.
.
.
.
Sorry for typos

Seperti hari-hari sebelumnya, Kenzie selalu ikut Mom dan Daddy-nya bekerja dari Senin sampai Jumat. Dan hari-hari itu di habiskannya di sekolah alias day care lalu Aliya akan menemani Zie saat jam makan siang, selama satu jam setengah itu menyusui dan menyuapinya makan.

Tapi entah kenapa hari ini Zie merengek minta keluar dari day care padahal di dalam ada si kembar Riana dan Rinjani juga Idzar yang sedang makan.

"Momomm.. Uaarrr... Mann.." Zie menunjuk taman depan day care.

"Zie mau ke taman?" tanya Aliya, Zie mengangguk lalu berlari ke pintu kaca day care dan berusaha membukanya.

"Kaaa.. Momom.. Kaaaa. Zie aiinn.. Heeee..." pintanya sambil menunjukkan wajah ingin menangis minta pintunya dibukakan.

"Iya-iya kita ke sana ya. Dadah dulu sama Adeknya." pinta Aliya yang sudah membawa tempat makan dan botol minum Zie.

"Daaa Jaarr, Daaa Riiyy, Daaa Niiii..." katanya sambil melambaikan tangannya.

"Daa Mamas.."

Yang jawab tentu para ibunya.

Zie langsung memakai sandalnya sambil berpegangan pada Mommynya lalu dengan sigap berlari ke taman. Entah apa yang di carinya, tangannya berusaha untuk menjentikkan jari-jari mungilnya.

"Zie ayo aakm dulu. Nanti kalau nggak maem Zie laper." kata Aliya sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut Zie.

Zie masih sibuk keliling mencari ke sana ke mari. Mata besarnya melirik ke sekitar lalu mencari di bawah bangku taman, di balik semak-semak.

"Momom, miauw.. Miauw, naa??" Zie menatap Mommynya.

"Zie cari si meong?"

"Yaaa.. Miauw.."

Oh jadi ini penyebab Zie ingin makan di taman, ia merindukan kucingnya.

Aliya juga jadi ikut mencari ke mana si Meong, kucing kampung yang biasa berkeliaran di sekitar taman rumah sakit. Beberapa hari lalu memang ia dan Zie sempat melihat si Meong sedang berperut besar, atau jangan-jangan si Meong bersembunyi untuk melahirkan anak-anaknya?

"Mom.. Miauw anaaaa..." Zie mulai merengek saat Mommy-nya juga tidak menemukan keberadaan si Meong itu.

"Momom nggak tahu, Sayang. Nanti kita cari, sekarang Zie makan dulu, ya?" bujuk Aliya.

"Ndaaa... Miauuuwww... Miauuwww.. Mpuss..." wajahnya mulai sedih.

Aliya tak bisa melihat anaknya beginu, apalagi Zizie. Ah, di sana ada petugas kebersihan yang sedang menyapu. "Pak, punten, si Meong ke mana ya? Kok nggak kelihatan??" tanya Aliya.

"Wah, maaf Bu Dokter. Saya juga nggak lihat si Meong beberapa hari ini, kayaknya sih sembunyi buat lahirin anaknya, Bu. Biasanya kan dia di kolong kursi taman itu." jawabnya.

"Yahh.., Kenzie nyariin, Pak. Ya udah, makasi ya, Pak."  Aliya pamit.

"Sama-sama, Bu."

Aliya kembali menghampiri Zie yang masih duduk di kursi taman. Bungsunya sudah menangis, bibirnya mencebik dan saat Mommy-nya duduk di sampingnya, ia langsung memeluknya.

"Miauw anaaa... Zie arii..."

Aliya memangku Kenzie yang menangis, ia tahu, Kenzie memang suka kucing, di rumah Oma Lanny ada sepasang kucing warna coklat persis Garfield. Itu kenapa ia tidak memelihara sendiri, tapi kalau sudah seperti ini bagaimana? Kavin juga senang dengan kucing, Bryna apalagi.

"Iya nanti kita cari yaa Meongnya. Sekarang, Zie mamam, nanti Mom bilang Daddy kita cari si Meong sama-sama. Oke?" bujuknya sekali lagi.

"Keyy... Mamam, rii miauw..."

"Iya Sayang.. Uhg sedih ya?" ujar Aliya sambil mengusap air mata dari wajah Zie, Zie hanya mengangguk tanda bahwa ia sedih kehilangan Meongnya.
.
.
.
.
.

Hari sudah sore, Zie sepertinya lupa dengan misi mencari si Meong karena ia tetidur sepanjang perjalanan hingga sampai di  kompleks perumahannya, Zie terbangun.

"Moommm Miauuwww..." Zie lantas menunjuk kucing berwarna putih persis si Meong yang sedang berjalan di trotoar. "Dyy topp dy toooppp..." Zie meminta Daddy-nya berhenti.

"Apa, Nak?"

"Miauuwww, Mpuss..."

Adrian menatap Aliya heran, tumben. "Kenapa Yang?"

"Si Meong hilang. Nggak ada di taman, Zie nangis tadi..."

"Oohh... Yuk turun. Kita lihat itu Meong Zie atau bukan." Adrian lantas mengambil Zie dari gendongan Aliya dan membawanya turun.

"Mpusss.. Miauw miauwww nii.. Alooo..."

Kucing ini sepertinya peliharaan, ada collar necklace di lehernya, juga lonceng kecil yang berbunyi ketika berjalan. Buktinya, saat Zie mengelus-elusnya, kucing jantan ini tidak menghindar.

"Yah, Zie. Itu bukan kucing liar, Nak. Itu punya orang, pasti kucingnya lari." Aliya celingukan mencari siapa pemilik kucing ini karena sekitar sini sudah sepi.

"Bukan si Meong, Zie." tambah Adrian, Zie menatapnya berusaha mencerna apa yang di katakan Daddy-nya.

"Kan? Kan miauw??" Zie meyakinkan sekali lagi kalau itu bukan Meongnya.

"Bukan.." jawab Aliya dan Adrian bersamaan.

"Snowy..." panggil seseorang, kucing yang di sinyalir bernama Snowy itu langsung menghampiri suara tadi.

Majikannya ternyata.

"Yahh.. Miauuww.. Anaa..." kata Zie kecewa melihat kucing tadi pergi.

"Eh, Mama Kenzie." sapa si pemilik kucing itu.

"Lhoo ini kucingnya Mama Vino toh? Saya kira punya siapa keliaran sore gini..."

"Iya, Buk. Biasa dia lagi nyari pasangan, suka tebar pesona sama kucing lain..."

Lalu mereka semua tertawa.

"Nah ini Zie kenapa toh?? Sedih gitu mukanya??"

"Mpuss.."

"Ini lho, kucingnya di rs kami hilang. Nggak tahu ke mana, baru tahu tadi..."

"Eehh, mau main? Pinjem aja bawa ke rumah nggak apa-apa..."

"Jangan Bu, nanti malah Zie nggak bolehin dibawa pulang ke Ibu lagi." larang Adrian. "Zie ini suka kucing, Abang dan Mbaknya juga.."

Mamanya Vino ini hanya mengangguk-angguk saja. "Nanti kalau mau main ke rumah sama Vino ya.."

"Iya, Bu. Kami permisi, udah sore, mari.." pamit Aliya.

"Yaa.. Silakan.."

Dengan tidak rela, Zie harus mengembalikan kucing itu pada pemiliknya. Ia diam saja saat sudah sampai di rumah, sepertinya Zie sedih sekali saat tahu kucing kesayangannya hilang entah ke mana.

"Mom, Zie kenapa?"  tanya Kavin saat melihat Adiknya itu anteng saja menonton tv.

Aliya bingung menjelaskannya. Ia tahu Kavin juga pasti akan sedih kalau tahu si Meong hilang. "Meong hilang, Bang."

"Apaaa?? Mooomm kok bisyaaaa?? Yaahh Meonggg..."

Kan.. Kan.. Kan..

"Cari, Mom, cariiii..."

"Mommy udah cari tadi di rs. Nggak ada, nanti yaa.. Kita tanya Pakdhe Miko, dia kira-kira ada kenalan yang punya kucing nggak."

"Tanya sekarang, Mom.. Sekarang..." rengek Kavij lagi.

"Mom tanya Daddy dulu ya?"

"Iya dehh..."

Aliya membiarkan anak-anaknya bermain, sementara si kembar sudah masuk ke kamar mereka masing-masing, sudah istirahat, lelah sudah banyak kegiatan.

"Mas.." panggil Aliya saat masuk kamar, tepat ketika Adrian keluar dari kamar mandi.

"Apa Yang?"

"Kavin rengek-rengek minta kucing lho. Ngambek itu anaknya..." ujar Aliya berusaha membujuk suaminya itu.

"Aku izinin, nolak juga Kavin bakal lari ke Oma Opa nya. Tapi harus bersihin kandangnya sendiri ya. Jangan suruh Bik Sum..."

"Iya, nanti aku sama Kavin bareng dedek dan mamas juga ikut bersihin deh."

Adrian mengangguk. Lebih baik ia menuruti daripada anaknya merajuk terus-terusan. Di rumah ini sudah ada kelinci milik Bryna dan Bryna membersihkan kandang kelincinya sendiri setiap 3hari. Komitmen ketika memiliki binatang peliharaan.

"Nanti ku tanyakan sama Miko soal kucingnya." tukas Aliya sebelum mengecup pipi Adrian dan panggilan Kavin menghentikan semuanya.

"Mommm... Boleh nggaakkk..."

"Boleh, tapi kata Daddy bersihin kandangnya Abang belajar sendiri juga ya, nanti mok bantu. Janji?"

"Iya, janji... Telepon Budhe sekarang, Mommy..." rengeknya lagi sementara Zie masih bete enggan disentuh Mommynya.

"Sek mom telepon yaaa..."

Aliya mendial nomor ponsel Freya, kalau di angkat berarti Freya sudah di rumah atau jaga malam. Biasanya dokter anastesi satu ini jam terbangnya tinggi, agak sulit untuk di hubungi.

"Ah. Assalamualaikum, Teh Freya...." sapa Aliya.

"Wa'alaikumsalam. Ehh, Al, tumben telepon rek naon??"

"Geus di rumah, Teh?"

"Udah nih, baru aja sampai. Kenapa atuh?"

"Ini Teh , anak-anak ngerengek minta kucing. Kucing mereka di KMC hilang, si Bungsu sampai bete nggak mau main sama Momomnya."

"Hahaha..., ya ampun kasiannya... Bentar ku tanya Akang dulu ya. Kali aja ada kucing yang bisa di adopsi. Jangan tutup dulu teleponnya,"

"Siap, Teh!"

Tak sampai lima menit, Freya kembali ke telepon. "Hallo, Al. Ada katanya, mau kucing kayak apa? Lokal apa ras?"

Lalu terdengar suara Kavin berteriak. "Kucing Garfield, Budheee..."

"Nah itu, Teh. Kayak di rumah Mama wae lah. Sama aja, kucing judulnya."

Tawa Miko dan Freya terdengar di seberang sana. "Ya udah, besok sore di bawa ke Gandaria, ya. Abang Kavin tunggu Budhe sama Pakdhe yaa..."

"Siap Budheee..."

Aliya kemudian menutup telepon setelah mengucapkan terimakasih. Besok mereka akan datang membawa sepasang kucing yang mirip seperti di rumah Oma mereka lengkap dengan kandangnya.

"Udah ya Bang. Besok Budhe sama Pakdhe ke sini," Kavin mengangguk senang mendengar ucapan Mommnya.

"Zie, besok meong ada di sini lho..."

Zie menatap Mommy-nya tak percaya, ia langsung merangkak menuju Mommy dengan mata berbinar.

"Mpus?"

"Ya, mpus..."

"Yeaayyyy..." Zie langsung memeluk Mommy-nya seperti ia paham apa yang di katakan Mommy-nya itu.

🐱🐱🐱🐱🐱

Benar saja, saat sore sudah tiba, Miko dan Freya sampai di rumah Aliya dan Adrian, mereka berdua langsung di sambut oleh para krucils dengan ceria. Apalagi Bryna saat tadi pagi di beritahu bahwa Mommy mengadopsi sepasang kucing Garfield, ia langsung semangat membeli makanan kucing ke petshop depan komplek.

"Nah ini meongnya," Miko mengeluarkan satu persatu kucing menggemaskan itu.

"Kayak punya Omaa.." pekik Kavin.

"Iya kan Kavin toh yang minta semalam?"

Kavin lalu tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapih. "Hehehe iya Pakdhe..."

Dua ekor kucing itu masih nampak malu-malu namun saat di dekati Kenzie, kucing itu langsung nempel.

"Oohh sayang yaa Zie sama meongnya?" ujar Freya begitu melihat keponakannya menggendong salah satu kucingnya.

"Yaaa, Zie yaaaangggg..."

Freya jadi gemas sendiri melihat tingkah Zie.

"Calon penerus Pakdhe ya, Zie. Jadi dokter hewan, ya?"

Zie yang tak paham hanya manggut-manggut di pangkuan Pakdhe-nya itu. "Bawa grooming nanti ya, Dek Bry."

"Siap Pakdhe.. Nanti kalau ada apa-apa Dedek whatsapp Pakdhe yaa.." ujar Bryna sambil menggendong kucing yang lainnga, sejak tadi sudah bermanja di kaki Bryna.

"Hayo, bilang apa sama Pakdhe dan Budhe.. Zizie..."

"Aaciihh dheee.." lalu Zie memberi kecupan manis pada Budhe dan Pakdhe-nya.

*ada yang mau kasih kucing-kucing ini nama? 😁😁*

🐱🐱🐱🐱🐱

Haeeeee aku rindu mereka. Ada lagi dehhh.. Makasi udah nunggu yaa... Vote, komen, jangan lupa 😚😚

#dahgituaja

#awastypo

Danke,

Ifa 💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top