15. Nation Meeting
Hari pertemuan para pemimpin benua barat telah tiba. Alleia sudah bersiap dengan segala hal. Dalam tiga bulan ini, dia telah menyiapkan segala hal dalam antisipasi pengkhianatan Kerajaan Ayyorlik dengan sempurna. Para ahli diplomat yang dibawa Noelani semuanya profesional. Marquess Govert telah melatih para wajib militer dengan keras, sehingga sudah sebanding dengan prajurit kelas bawah dalam urusan kemampuan. Serta peralatan senjata sihir baru sudah tercipta sekitar dua.
Arcelio telah menyumbangkan sekian triliun emas untuk persediaan para wajib militer yang bahkan tak habis-habis setelah tiga bulan. Javan sudah memperluas persahabatan antar sekutu jauh maupun dekat. Bahkan Michael kini sudah bisa berubah menjadi ular maupun manusia sesuai keinginannya, hanya saja dia masih belum bisa mengendalikan racun dalam bentuk ular sehingga hanya bisa menggunakan kekuatan fisiknya saja.
Dan untuk Gabriel, dia telah menyebar telinganya di dunia hitam sebanyak mungkin. Hingga berita terkecil pun dalam dunia hitam bisa diketahui Ratu dalam setiap laporan yang dia tulis.
Untuk keberangkatan, Arcelio memaksa ikut pada Ratu, walau diakhiri penolakan halus. Tidak putus asa dengan tindakan Ratu. Arcelio malah mengirim cek dengan jumlah tidak kalah besar dari sebelumnya khusus keberangkatan, Ratu menuju Kekaisaran.
Sedang yang turut ikut ialah Ratu sebagai pemimpin negeri. Javan sebagai perwakilan, Noleani dan tiga orang lain untuk diplomat. Marquess Govert untuk sesi keamanan.
"Yang Mulia, berhati-hatilah."
Alleia tersenyum lembut, memeluk Arcelio dan mengecup pipinya berkali-kali hendak menangis seperti anak anjing yang kehilangan majikannya. Di sisi lain, ada Michael juga Gabriel yang menghantarkan kepergian Ratu hanya bisa tersenyum ramah. Walau dalam hati kesal bukan main.
"Michael, aku bangga dengan perkembanganmu. Sepulang dari sana, aku akan kembali melihat perkembanganmu dalam pengendalian racun. Semoga berhasil." Tangan Alleia terulur, memeluk tubuh besar pria tersebut yang tersenyum manis sembari memeluk balik. Kecupan kecil mendarat di dahi siluman yang langsung merona menutup wajah tersipu.
Langkah Alleia kembali berjalan mendekati Gabriel yang tersenyum sexy. Saat tangan gadis itu terulur, hendak memeluk. Dengan lihai, pria itu menarik pinggang Alleia dan mencium bibir gadis itu tanpa peringatan. Arcelio berseru tertahan, jika saja tidak ditahan oleh, Urian. Satu tinju sudah mendarat di wajah buaya tersebut.
"Saya sudah sangat bersabar menunggu momen saat kita berdua. Sayang sekali, Anda selalu sibuk. Bukankah, Anda tidak tahu, bagaimana pria kesepian ini bisa saja menarik perhatian perempuan lain?" Gabriel berbisik rendah, tepat di telinga sang Ratu yang mendorong tubuh pria itu menjauh.
Dengan jari mengusap bibir, Alleia balas berbisik. "Tetaplah bersabar dan setia. Kamu sekarang sudah menjadi milikku." Dengan nakal Alleia menggigit telinga pria tersebut hingga berdarah lantas menarik diri tersenyum licik.
"Ekhem."
Marquess Govert, mengintrupsi perpisahan terebut. Lama-lama dia yang gerah sendiri melihat Ratu bermesraan dengan satu persatu calon selirnya. Ditambah tatapan cemburu dari selir lain yang membakar suasana. Jujur saja, harem dan reverse harem adalah perselingkuhan lewat jalur legal menurut pendapatnya pribadi.
Ratu mengangguk langsung melambaikan tangan segera menuju kereta kuda.
Sekarang, konflik tarik urat akan segera dimulai.
.
.
.
Dengan teleportasi mantra sihir mereka langsung sampai di depan, Istana Kekaisaran Gernever. Para dayang hadir, menyambut kedatangan setiap tamu, menuntun mereka ke aula luas tempat berkumpul. Begitu pula dengan rombongan mereka yang kini sudah menempati tiga meja bundar dengan tata krama sempurna.
"Salam dan hormat kepada, Yang Mulia Ratu. Kehormatan bagi Citrus."
Rombongan Alleia melirik ke arah sumber suara. Di sana terdapat pria surai abu tersenyum misterius, menunduk, memberi salam resmi, Kerajaan Citrus. Sebelum Alleia menjawab, Javan berbisik di sampingnya. Memberitahu siapa sebenarnya pria itu dan bagaimana cara menanggapinya.
"Semoga kehormatan Citrus menyertaimu. Duke Muda Meresz dari, Kerajaan Ayyorlik."
Keduanya bertatapan dengan senyum ramah. Walau sebagian mereka tahu kalau aura yang mereka keluarkan berbeda dari apa yang terlihat jelas. "Saya sangat senang bisa melihat, Ratu Citrus secara nyata. Bukan hanya dari rumor." Duke Muda berkata dengan ramah, walau tatapannya begitu dingin untuk orang asing yang baru bertemu.
"Saya tidak tahu kalau bangsawan kelas tinggi di Ayyorlik suka bergosip." Tidak buang-buang waktu, Alleia langsung menghujat dengan halus, membuat lawan bicaranya mengernyit, kembali tersenyum.
Berusaha terlihat senormal mungkin, Duke Muda Meresz kembali membungkuk hormat, sebelum pergi ke meja mereka ditempatkan.
"Untuk seorang yang bisa berkata lancang di hadapan Ratu. Dia perlu belajar tatak rama lagi." Javan berkata dingin membuat rombongan mereka mengangguk setuju.
"Ini baru permulaan. Kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan untuk acara lebih lanjut," ujar Alleia sinis.
Ting, ting, ting.
Semua orang menatap pintu di mana, Kaisar akan hadir. Suara pengawal berseru keras menyebutkan nama Kaisar saat ini untuk memasuki ruangan. Semua orang bangkit dari kursi, menunduk pada matahari kekaisaran.
"Salam kepada matahari, Kekaisaran. Berkat keberanian menyertai, Anda."
Pria dengan usia kepala tiga hadir. Rambut coklatnya yang pekat terlihat indah tersisir rapi, Iris hazel-nya berkilau indah, jubah merah kebesaran miliknya terulur panjang anggun. Mahkota emas kebanggaan Kaisar bertengger dengan hiasan ruby menawan. Auranya yang luar biasa dalam dominasi terasa jelas, membuat semua orang menunduk hormat , segan.
Kaisar duduk di kursi utama tuan rumah. Menyapa para utusan yang hadir dalam rapat besar kekaisaran. "Selamat datang di, Negeri Gernever. Aku harap kalian menikmati jamuan sederhana ini dengan nyaman."
Sederhana dari mananya? Bahkan, Alleia tidak bisa membayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk hiasan elegan serta klasik ini. Sederhananya seorang kaisar memang berbeda.
Kaisar kini mulai berpidato, tentang kekaisaran barat dan perjuangan bagaimana negara-negara mereka bisa bersatu dalam naungan Kekaisaran dan Tuhan yang sama. Alleia tidak bisa pura-pura tidak menyadari, beberapa kali Kaisar tampak melakukan kontak mata dengannya. Entah kenapa, membuat dirinya tiba-tiba merasa canggung.
Dan setelah penyambutan-penyambutan. Acara yang sebenarnya baru dimulai sekarang.
"Aku sudah memutuskan untuk lebih dulu membahas rumor yang paling besar di kekaisaran saat ini." Semua pandang mata langsung menyorot rombongan Alleia. Ya, benar, mereka adalah pemeran utama hari ini.
"Yang pertama, untuk perwakilan, Kerajaan Ayyorlik. Tolong beritahu kebenaran sebenarnya, Tuan. Kita semua tahu, Kerajaan Ayyorlik dan Citrus pernah menandatangani perjanjian damai selama seratus tahun ke depan di hadapan kaisar terdahulu. Apakah rencana penyatuan Citrus dalam bagian Kerajaan Ayyorlik adalah fakta?"
Alleia menatap datar, Duke Muda yang membungkuk hormat dan menjelaskan yang Alleia tahu benar itu adalah sebuah kebohongan. "Kerajaan Citrus terlalu paranoid, Yang Mulia. Kerajaan kami tidak berhak mengambil sedikit pun atau berniat menjadikan tanah Citrus menjadi bagian Ayyorlik. Ini adalah kesalahpahaman yang harus dibenahi."
Alleia mengepal tangannya kuat, jika bukan karena Kaisar ada di sini. Sudah dia cincang tubuh pria menyebalkan itu dengan pedang kesayangannya. Mulutnya sudah gatal menghujat sebelum, Javan memberikan kode untuk tetap diam.
"Ah, begitukah? Aku tidak tahu jika itu hanya kesalahpahaman. Itu benar, bahwa ada beberapa hal yang Negeri Citrus lakukan sangat berbeda dari budaya benua barat. Mungkin, itu salah satu yang menimbulkan kesalahpahaman di sini."
Alleia terdiam mengepalkan tangan. Benar sekali, yang dia lakukan selama ini hanyalah membuat aturan yang dia tahu dari masa depan. Dan mengabaikan aturan-aturan yang dia anggap kolot dan tidak fleksibel dalam mengurus negara. Tapi, mau bagaimana pun. Dia merasa aturan yang dia bawa bukanlah hal yang salah bahkan sebenarnya lebih baik dari aturan konyol sebelumnya.
"Benar, Yang Mulia. Terlebih Ratu Citrus memang terlampau terlalu muda. Masih mengikuti ego dan nafsu daripada kebijaksanaan. Bahkan dalam suksesi takhta dia dengan sembrono membunuh-"
"Ekhem, maaf menyela, Yang Mulia. Tapi, persoalan ini bukanlah hal yang boleh di bawa ke ranah publik soal urusan suksesi internal dalam keluarga kerajaan. Itu adalah pembahasan yang kurang bijak." Javan berdiri dari kursinya menyela Duke Muda Meresz yang terlihat jelas tidak suka pada mereka.
"Anda belum diberi izin berbicara wakil, Citrus. Harap menunggu giliran berbicara."
Salah seorang bangsawan perwakilan Kaisar berbicara, membuat mereka semua hening untuk beberapa saat. "Tidak apa-apa. Aku setuju dengan perkataan wakil negeri Citrus. Urusan internal keluarga kerajaan memang tidak pantas dibahas dalam perjamuan ini," ujar Kaisar tersenyum ramah pada Alleia yang seketika membuat gadis itu merasa tidak nyaman.
"Silakan kembali bicara utusan Ayyorlik."
Duke Muda kembali menunduk hormat. "Saya minta maaf sebelumnya telah teledor mebawa pembicaraan yang kurang baik di perjamuan ini." Pria itu mengucapkan permintaan maaf tidak tulus yang membuat Alleia berusaha menahan diri mati-matian untuk bersabar.
"Ini pembahasan penting yang ingin saya sampaikan tentang, Negeri Citrus. Saya memohon izin untuk mengatakannya di hadapan tuan dan nyonya semua." Semua orang mengangguk, penasaran, apalagi yang akan dibahas tentang negeri yang tengah hangat-hangatnya populer di benua barat.
"Ini soal dekret baru yang dikeluarkan, Yang Mulia Ratu Citrus. Kita semua tahu, Ratu telah menetapkan banyak dekret baru di Citrus yang sangat berlawanan tradisi dan budaya kita selama ini. Dekret pengambilan keuntungan dari lahan bangsawan untuk negara, kesetaraan gender secara mutlak dalam segala aspek kehidupan, peniadaan perdagangan manusia, pendidikan juga kurikulum gratis untuk semua kalangan. Ini jelas bertentangan dengan tradisi dan budaya kita, Yang Mulia."
Alleia melirik para diplomat yang dia bawa, termasuk Noelani. Tampak sekali ekspresi geram yang tidak bisa ditahan lagi.
"Menurut undang-undang kekaisaran nomor 145. Bahwasanya negara yang masuk di dalam kekuasaan kekaisaran Gernever. Harus ada persetujuan dalam membuat dekret yang bertentangan dengan tradisi lama yang telah dijaga selama ratusan tahun oleh generasi sebelumnya. Dengan hal ini, saya meminta keadilan dari kaisar untuk pelanggaran yang dilakukan, Ratu Citrus."
Hening. Kaisar menghela nafas menunjuk rombongan Alleia. "Utusan Citrus, sekarang silakan ajukan pendapat kalian dan pembelaan dalam kasus ini."
Dua diplomat yang dibawa Noelani berdiri. Menunduk hormat lantas berdiri berani, mulai menjelaskan secara terperinci. "Untuk masalah yang pertama tentang kasus dekret yang dibuat oleh Ratu Citrus semuanya adalah kebenaran."
Semua orang terlihat bingung sebelum ahli diplomat ini kembali menjelaskan. "Tapi, Utusan Ayyorlik tidak melampirkan dekret yang kami terapkan dengan sempurna. Mari saya jelaskan sebelum mengajukan pembenaran." Serangan pertama diluncurkan membuat Duke Muda hanya bisa menyorot dingin rombongan.
"Untuk Dekret pertama yang utusan Ayyorlik jelaskan. Bahwasanya dekret, undang-undang untuk mengambil bagian keuntungan dalam negara dari harta bangsawan adalah, harta yang sudah mencapai lebih dari cukup dalam memiliki keuntungan satu triliun emas. Dalam harta yang dianggap negara adalah lebih, maka sisa sumber daya akan diambil negara dan dikelola sebagai sarana tempat bekerja bagi rakyat biasa. Dalam keuntungan yang didapat dari kelola negara, maka tuan tanah berhak mengambil 6% dari seluruh keuntungan yang didapat Negara. Hasil keuntungan yang didapat pada bagian negara, sepenuhnya akan diberikan pada fasilitas umum negara."
Semua orang terpaku, mendengarkan. Bukankah jika begitu, itu adalah hal yang cukup bijak menyikapi ekonomi yang bisa membangun negara sejahtera dengan luas. Bahkan semua keuntungan tidak diambil oleh istana dan memberikannya pada rakyat.
"Untuk dekret berikutnya dalam kesetaraan gender. Dalam kitab suci kita yang Tuhan turunkan menjelaskan. 'Bahwa Tuhan yang penuh kasih menetapkan laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Maka siapa saja yang dengan dzalim menentangnya, maka baginya segala keburukan.' Dengan segala respek, kami hanya menjalankan perintah Tuhan dengan sempurna."
Pukulan kembali diluncurkan dari pihak Citrus. Tidak ada yang bisa mengelak jika berurusan dengan firman Tuhan. Bahkan kini, pihak Ayyorlik mulai tidak bisa mengendalikan aura murka yang menguar membuat ruangan semakin tegang.
"Dekret selanjutnya soal peniadaan dalam perdagangan manusia. Kaisar pertama pernah mengatakan, "Jika saja aku bisa membuat semua manusia memiliki kebebasan hidup, maka akan aku lakukan dengan senang hati. Hanya saja orang-orang yang dibutakan kekuasaan tidak akan membiarkan mimpi itu terjadi." Dalam hal ini, kami dengan kebijaksanaan Ratu telah melengserkan para bangsawan dan aparat yang memiliki hati dengan keadilan rendah. Ini semua bertujuan menciptakan keadilan sempurna untuk memberikan hak penuh menjadikan semua manusia memiliki kebebasan hidup yang sama."
"Keberatan, Yang Mulia." Pihak Ayyorlik menyela, membuat suasana yang tadinya mulai tenang mulai kembali tegang.
"Harap bagi utusan, Ayyorlik tetap diam. Sekarang giliran pihak Citrus untuk mengajukan pendapat." Wakil Kaisar memperingatkan dengan tegas.
"Dan untuk dekret terakhir, pendidikan dengan kurikulum standar akademi yang dijalankan dengan gratis bagi semua kalangan. Menurut undang-undang 12, dalam hak pendidikan dalam kekaisaran Gernever. Terlampir, bahwasanya, jika negara memiliki kemampuan dalam mendirikan pendidikan gratis untuk kalangan atas dan bawah. Maka dipersilakan untuk memberikannya dalam rangka mewujudkan lingkungan sosial rakyat berpendidikan yang menjadi pilihan sulit bagi beberapa negara."
"Yang Mulia!" Utusan dari Ayyorlik berteriak keras, hendak menyela, namun respons yang didapat adalah sorot dingin Kaisar yang menyuruhnya diam dengan isyarat.
"Pembenaran yang bisa kemi ajukan adalah, apa yang kami terapkan memiliki pertimbangan yang matang dari segala pihak. Beberapa dekret lebih banyak dibuat dalam musyawarah bangsawan kelas atas di banding keputusan sepihak pemimpin negara. Kami tidak dapat mengelak dalam urusan yang memberitahukan jika kami belum mendapatkan persetujuan kekaisaran. Hanya saja, Negeri Citrus memiliki hak otonom untuk lima tahun yang akan datang sesuai perjanjian raja sebelumnya dengan Kaisar. Sekian, yang bisa kami sampaikan.
Dua ahli diplomat itu membungkuk hormat, sebelum kembali duduk diiringi tatapan takjub semua orang. Dengan serangan ini mereka sudah di posisi tidak dapat diserang, namun, jika pihak Kekaisaran menyerang posisi mereka akan kembali tidak stabil dan akan kembali menjadi sasaran Ayyorlik.
"Baik, Negeri Ayyorlik. Apa ada yang ingin kalian sampaikan?"
Duke Muda kembali maju, "Yang Mulia, mereka tidak menjelaskan kalau mereka benar. Mereka hanya memberikan pembenaran dari nama kaisar dan kitab suci. Kami mohon pertimbangkan lagi soal masalah ini."
Kaisar menghembuskan napas. Menegakkan posisi tubuh dan kembali berbicara. "Untuk utusan negara lain, silakan berpendapat."
Seorang gadis dengan surai perak serta iris merahnya mengangkat tangan. Javan tampak terkejut, membuat Alleia berbisik, bertanya. "Siapa dia?"
Dengan tatapan tidak percaya Javan melirik Alleia. "Anda tidak tahu? Dia Archduchess Stella Scheinen, dari kerajaan Bhav-bhooti. Motivator wanita dengan gelar bangsawan pertama yang sangat terkenal dengan kecerdasannya dan kisah tentang hubungan dekat ayah dan anak yang manis."
Alleia hanya bisa mengangguk-angguk. Memperhatikan wanita dewasa yang berwibawa berdiri di sana, membela pihak Citrus yang menurut sudut pandangnya adalah gebrakan baru dalam revolusi keadilan dalam kemanusiaan. Duke Muda yang mendapatkan pihak mereka yang malah membela Citrus semakin geram.
"Izin berbicara, Yang Mulia." Ahli diplomat dari arah Ayyorlik berdiri. Setelah mendapat izin dia mulai kembali berbicara, membuat Alleia tidak bisa lagi menahan murka. "Yang Mulia, jika persoalan di sini soal kemanusiaan. Apakah pantas seorang pembunuh yang telah membunuh ayah dan kakaknya mengatakan hal suci seperti ini?"
"Yang Mulia, pertanyaan utusan Ayyorlik tidak dalam porsi untuk pembicaraan negara kali ini." Noelani menjawab lebih dulu, atas sikap lancang diplomat Ayyorlik.
"Harap tenang saudara-saudara."
Suasana semakin memanas, wakil kaisar berusaha meredakan suasana. Sementara kaisar sendiri terlihat kini dalam suasana hati yang buruk.
"Bahkan dengan tega, negara Citrus memfitnah kami hendak melanggar perjanjian damai."
"Negara kami tidak pernah melakukan hal itu."
"Bahkan mereka tidak mau mengaku kalau mereka salah."
Utusan Ayyorlik mati-matian menyerang nama baik negeri Citrus, bahkan membawa urusan internal milik keluarga kerajaan tanpa rasa takut.
Sring!
Semua orang berteriak panik, saat Alleia menarik pedang milik, Marquess Govert dan mengacungkannya tepat di depan wajah ahli diplomat yang semakin mengada-ngada, memperburuk suasana rapat kekaisaran kali ini.
"CUKUP!"
Semua orang langsung terdiam saat, Kaisar berseru keras, menenangkan suasana. "Ratu Citrus duduklah di tempatmu. Dan untuk utusan diplomat dari, Ayyorlik. Berhentilah mengada-ngada, kamu dengan lancang telah menodai nama bangsawan."
Semua orang menuruti perintah kaisar dan duduk. "Kali ini, aku berikan lagi untuk Citrus kembali berbicara," ucap Kaisar.
Sekarang Javan yang berdiri. "Saya meminta pertanggung jawaban dari negeri Ayyorlik atas penghinaan ini. Jika tidak, dengan terpaksa saya akan mengajukan proposal perang di hadapan semua orang yang hadir di sini."
Pribadi Javan yang nekat dan manipulatif bangkit. Mendengar segala penghinaan itu membuat telinganya panas dan tidak tahan mengeluarkan pertanyaan berbahaya tersebut. Walau begitu, Alleia tidak berkomentar apa-apa selain mengeluarkan aura membunuh yang menakutkan.
"Tenanglah," ujar beberapa utusan dari negeri lain yang berada di dekat mereka, walau begitu, Javan tetap berdiri di keputusannya dengan mantap.
Kaisar yang kembali mendapati situasi tidak kondusif berdiri. "Duduklah utusan, Citrus," perintah Raja.
"Ahli diplomat, Ayyorlik memang keterlaluan. Penjaga, bawa dia ke penjara."
"Tidak! Saya tidak bersalah! Ini semua adalah fakta!"
Suasana ruangan heboh dengan teriakan ahli diplomat bodoh yang di bawa oleh Ayyorlik. Ketika pria itu telah pergi, perdebatan antar utusan mulai terjadi. Kontra diksi antara pendukung Citrus dan Ayyorlik terlihat jelas. Hingga suasana yang riuh tiba-tiba hening ketika utusan, Ayyorlik yang lain dengan gegabah menyerang Alleia yang berhasil menusuk paha Ratu Citrus tersebut di hadapan semua orang.
Suasana berbalik, menguntungkan pihak Citrus yang kini menjadi korban dan utusan-utusan yang tadi mendukung Ayyorlik kini memberikan dukungan pada gadis itu. Nama baik negeri Ayyorlik hancur. Kompensasi terpaksa harus dikeluarkan Ayyorlik secara besar atas perintah Kaisar, ketika terbukti bahwa rumor pengkhianatan Ayyorlik adalah kebenaran.
Alleia digiring ke ruang pengobatan oleh Javan dan Marquees Govert yang kini melindunginya dengan ketat. Alleia menahan tawa saat dia kini tengah berduaan dengan Javan yang ikut tertawa keras. Ini semua adalah rencana Javan. Menggunakan alat terbaru yang berfungi memantapkan keinginan buruk seseorang yang dibuat para penyihir kerajaan. Rencana mereka berhasil.
Tepat saat Ayyorlik memberikan salam. Alat yang dimodifikasi dalam bentuk cincin milik Alleia membumbui utusan Ayyorlik untuk melakukan keburukan yang mereka pendam dengan jelas.
Hari ini, kompensasi yang mereka dapat sangatlah besar. lima persen tanah milik Ayyorlik akan menjadi bagian dari Citrus. Sumber daya tambang sihir diberikan. Serta dijanjikan pria tampan untuk dikirim menjadi kandidat calon selir.
Javan tertawa keras, "Benar-benar definisi senjata makan tuan."
Ya, peribahasa tersebut sangatlah cocok untuk Ayyorlik yang berambisi kuat dengan cara yang salah.
Bersambung...
05/01/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top