14. A Concubine Candidate With Her Talent
Javan kini melihat latihan para wajib militer dari ruang kerjanya. Sudah sepuluh hari wajib militer dilaksanakan. Setiap lima hari sekali, mereka akan diundang ke istana untuk berlatih di hadapan Ratu dan makan siang bersama untuk membuat mereka terus termotivasi dalam berlatih.
Ratu dan para bangsawan pangkat tinggi sudah menyepakati hal ini karena kepentingan mendesak soal Kerajaan Ayyorlik yang membuat para Aristokrat dalam wilayah masing-masing membangun wajib militer yang diperintahkan Ratu. Walau begitu, ini semua begitu mudah terlaksana karena pengkhianatan tidak langsung oleh Kerajaan Ayyorlik yang membuat para bangsawan geram. Padahal mereka tidak pernah berselisih selama ini. Tidak disangka kerajaan besar dengan lambang kesuciannya, mengkhianati mereka dengan cara kotor seperti itu.
Kembali berfokus pada, Javan. Dia kini membaca laporan tentang pergerakan politik dari berbagai negara benua barat. Sekutu yang dimiliki Negara Ayyorlik benar-benar luar biasa, bahkan yang terbesar, melebihi negara adidaya sendiri. Tidak berpikir lebih jauh, dia kembali mengamati pergerakan para negara adidaya.
Para Negara adidaya memang yang paling berkuasa dan puncaknya penguasa benua barat. Kekaisaran Gernever, yang menguasai penuh benua barat dengan simbolis pedang yang berartikan perang adalah keahlian mereka. Sedang di nomor urut dua ada Kerajaan Tver yang menjadi simbolis negara sihir terbesar di benua. Untuk Kerajaan Ayyorlik sendiri, mereka adalah negara suci pusat agama, pemuka agama dan satu-satunya risalah Tuhan yang disembah oleh benua barat.
Sejauh ini, Negeri Tver adalah pihak netral yang tidak memihak Kekaisaran maupun Kerajaan Ayyorlik. Sedangkan Kekaisaran cenderung memiliki hubungan kurang bersahabat dengan Kerajaan Ayyorlik yang sentiasa berambisi mengincar posisi pertama dalam menguasai benua barat dengan doktrin agama yang kuat.
Kekaisaran yang menyaingi dua Kerajaan tampak menjadi tontonan yang menarik. Lebih dari itu, kerajaan-kerajaan kecil seperti Citrus dan yang lebih kecil darinya memang menjadi incaran Kerajaan Ayyorlik yang berambisi kuat. Karena itu, siapa yang bisa bertahan dengan kuat menggenggam kepemimpinan harus sekuat tenaga mempertahankan negerinya sendiri dari negara adidaya.
Yang perlu menjadi perhatian adalah siapa saja sekutu terbesar, Negeri Ayyorlik. Seperti negeri Bhav-bhooti, Whitley dan Sheyn. Tiga negara yang cukup berpengaruh tidak segan membantu, Negeri Ayyorlik tanpa ragu. Mereka bisa jadi perhatian utama untuk menghindari perselisihan agar tidak membuat masalah yang akan bertambah rumit di masa depan nanti.
Mungkin memberi beberapa hadiah untuk hubungan persahabatan tidaklah buruk bukan?
Pria dua yang fokus pada pekerjaannya mendengar kebisingan dari luar, dengan reflek dia menengok ke jendela dan mendapati berbondong-bondong senjata dan juga hadiah datang. Bahkan tanpa harus berpikir dia tahu siapa dalang dari semua keributan itu.
Arcelio Ingram, masokis gila yang cinta buta pada Ratu.
.
.
.
Marquess Govert, menatap latihan para wajib militer yang berlatih dibimbing oleh ratu langsung di lapangan halaman istana. Gadis dengan rambut hitam berkilau dengan ikatan ekor kuda terlihat elok, matanya bak permata Amesthy yang bersinar di bawah mentari. Pesonanya yang percaya diri, memukau semua mata yang memandang, dengan gerakan sempurna dalam berpedang yang diimprovisasi membuatnya tampak seperti pejuang wanita dengan talenta luar biasa.
"Marquess Govert."
Tersadar akan pikirannya, Marquess Govert mendekati Ratu yang menunjuknya untuk mempresentasikan gerakan sebelumnya. Dengan anggukan Marquess itu kembali mengingat memori di mana Ratu yang berpedang dengan penuh kesempurnaan, membuat tubuhnya langsung meliuk indah, mengikuti memori yang terlintas dan menunjukkan bakat kesatria sejati.
Setelah berhasil mengikuti dengan sempurna seluruh gerakan, para peserta bertepuk tangan. Terkagum dengan kemampuan para kesatria negara.
"Ingatlah, mau berbakat atau tidak. Sesuatu bisa kita lakukan jika bekerja keras. Tidak ada yang instan, semua berproses. Percayalah pada diri kalian sendiri, karena sesungguhnya negara telah lebih dulu menempatkan kepercayaannya kepada kalian." Alleia berpidato dengan bijaksana, membuat para peserta tidak bisa mengalihkan pandangan sedetik pun.
"Bahkan jika kalian tidak berhasil, setidaknya kalian sudah berusaha. Aku dan negara pun akan bangga atas kerja keras yang tidak mudah kalian jalani."
"Bersemangatlah! Demi Citrus dan kehormatannya!"
"Demi Citrus dan kehormatannya!" Semua orang ikut bersorak, ikut termotivasi dengan apa yang dikatakan Ratu.
Sekali lagi, Marquess Govert perlahan kembali terserang pesona tidak tertahankan milik. Ratu Negeri Citrus.
.
.
.
Semua ahli sihir dari penjuru negeri telah datang, mereka semua berkumpul di aula singgasana kebanggaan Citrus. Setelah mendapatkan kabar soal akan adanya kemungkinan peperangan yang terjadi, ketua menara penyihir mengumpulkan para penyihir berbakat atas perintah Ratu.
"Salam dan hormat kepada, Yang Mulia Ratu. Kehormatan bagi Citrus."
Ratu yang baru saja datang disambut para penyihir yang menunduk hormat. Mengangkat lengan untuk menjawab salam. Alleia naik ke atas singgasana menatap datar semua wajah yang menunduk segan. "Aku mengumpulkan kalian ke sini untuk meminta hal khusus pada penyihir berbakat seperti kalian."
Ratu membuka percakapan dengan orang-orang yang mendengarkan dengan seksama, seolah-olah tidak mau ketinggalan satu kata pun tentang titah Ratu. "Aku ingin kalian menciptakan senjata yang menakjubkan Yang bahkan seorang pun di muka bumi tidak pernah menciptakannya. Senjata yang mematikan dan membuat musuh gemetar ketakutan."
Para penyihir menegak ludah, itu permintaan yang terlalu abstrak dan tidak jelas, terlebih tidak masuk akal. "Aku tahu kalian tidak akan mengerti dengan sekali ucapan," ujar Alleia sinis. "Aku akan katakan lebih detail, mungkin kamu bisa menciptakan bom dengan ledakan yang sangat besar dan mematikan. Atau meriam yang bisa menembus benteng terkuat dan juga makhluk eksperimen seperti monster yang bisa tunduk pada kita dan membuat musuh kabur terbirit-terbirit."
Para penyihir yang mendengar tersebut mengangguk, pada dasarnya mereka memang suka bereksperimen. Dengan hal ini penelitian mereka akan lebih mudah berjalan. Terlebih, gambaran yang ratu jelaskan sudah ada dalam eksperimen rahasia beberapa penyihir senior.
"Aku berharap banyak dari kalian. Kita tidak tahu kapan kita kan diserang atau mendapatkan masalah dari, Kerajaan Ayyorlik. Lebih baik kita bersiap lebih dahulu."
"Siap, Yang Mulia."
Ratu tersenyum, mungkin ketidakramahan Ratu sebelumnya karena dia yang pernah memiliki beberapa masalah dengan penyihir tidak berguna. Ini cukup melegakan bagi para penyihir karena Ratu tidak terlalu membenci mereka karena kesalahan satu orang bodoh.
"Dan aku titipkan salah satu calon selirku pada kalian." Perkataan Ratu membuat semua orang bingung sebelum Ratu melanjutkan kembali ucapannya. "Michael, masuklah."
Pintu aula terbuka menampilkan pria kekar dengan kulit pucat serat iris emasnya memasuki ruangan. Tentu saja, para penyihir yang tergila-gila dengan eksperimen tahu siapa dia.
"Dia adalah siluman ular terakhir dari Xantus. Aku harap, kalian bisa melatih Michael untuk mengendalikan kekuatannya yang kurang stabil. Ini juga bisa menjadi eksperimen yang bagus untuk kalian dalam inspirasi menciptakan teknologi baru."
Penyihir senior maju membuat perhatian secara cepat segera tertuju pada pria itu. "Izinkan saya yang melatihnya, Yang Mulia. Saya adalah senior dalam bidang sihir makhluk mistik, dengan banyaknya referensi, saya yakin, sanggup melatih, Tuan Michael."
Alleia yang mendapatkan penawaran seperti itu langsung menyetujui. "Baiklah, akan kuserahkan Michael padamu. Aku harap kamu dapat membantunya agar semakin berkembang."
Semua penyihir memberi salam untuk pergi, banyak hal yang harus mereka persiapkan setelah ini. Michael yang kini ikut dalam barisan tersebut melirik Ratu sebelum benar-benar keluar ruangan.
"Semangat, Michael!" seru Ratu dengan senyuman manis yang membuat Michael ikut mengangguk, ikut tersenyum. Dalam hati dia bersumpah tidak akan mengecewakan kepercayaan Ratu.
.
.
.
Pemuda pirang dengan wajah bak malaikat suci tengah terdiam, merenung di balik jeruji besi. Dalam kedamaian pagi hari ini. Noelani berencana untuk menulis surat untuk kepala akademi, sekedar bertukar kabar. Dia sejujurnya ingin sekali keluar dari tempat menyesakkan ini, terlebih menghindari bertatapan wajah secara langsung dengan Ratu.
Saat pikiran tentang Ratu terlintas, dia langsung berdecih dengan ekspresi geram.
"Ratu bangs*t," gumamnya jijik.
"Wow! Impresif."
Noelani melirik sel di sampingnya yang berisikan pemuda berambut emas indah sedang tertidur di atas ranjang memasang wajah usil. "Impresif sekali bukan? Image sucimu itu langsung hilang ketika kata-kata kasar itu keluar." Usik Gabriel dengan ekspresi terkejut dibuat-buat.
"Diam bajing*n," desis pemuda pirang dengan tangan mengepal di depan.
Mendapat respons demikian, membuat Gabriel makin tertawa sedang yang menjadi sasaran terdiam dengan geram, melemparkan gelas pada dinding sel Gabriel yang seketika hening. Lalu setelahnya tawa lain meledak dengan cepat.
"Hahaha, betapa munafiknya dirimu."
Noelani kembali mengacungkan barang pecah belah untuk mengancam pria buaya di hadapannya yang lagi-lagi tertawa makin keras. Menganggap yang mengancamnya hanyalah bocah munafik yang kehilangan induknya.
"Lucunya,"
"Diam si*lan."
"Ututu, takutnya," godanya lagi yang dibalas lemparan barang yang lagi-lagi bisa dihindari buaya nasional itu.
Saat keduanya sedang sibuk bertengkar layaknya kucing dan anjing. Ratu tiba-tiba datang membuat keduanya berhenti dan segera memberi salam. "Salam kepada, Yang Mulia Ratu, Kehormatan bagi Citrus."
"Oh, tenangnya aku dengar. Kalian sepertinya cukup akrab."
Keduanya yang mendengar itu hanya tersenyum tipis saling berpandangan untuk sebentar sebelum membuang muka. Melihat hal itu, Alleia hanya bisa terkekeh sebelum kembali berbicara. "Aku tidak akan basa-basi, aku akan memasukkan kalian dalam kandidat calon selir."
Mendengar kabar tersebut, Gabriel langsung mengangkat bahu arogan. Ya, sudah dia duga, pasti para pemuja ketampanan tidak akan bisa mengabaikan wajahnya.
Sedangkan Noelani yang mendengar hal tersebut menahan dirinya mati-matian untuk tidak menunjukkan kebencian mendalam dan jijik pada wanita di hadapannya secara terang-terangan. Rasanya Noelani ingin muntah sekarang juga.
"Tentu saja bukan hanya karena tampan."
Dua pria mengangkat kepala, menatap Ratu secara langsung. Sebenarnya apa yang diinginkan wanita ini?
"Apa yang, Anda inginkan sebenarnya?" tanya Noelani dengan nada rendah. Tidak habis pikir, dia membenci segala hal tentang gadis itu.
"Aku butuh kemampuan kalian untuk negara."
"Hahaha, Anda benar-benar mengambil seseorang jika Anda butuh saja, ya?" Gabriel tertawa, ya, di bandingkan pria di sampingnya yang munafik. Ratu di depannya yang terang-terangan lebih dia suka.
"Ya, benar. Karena aku tidak membutuhkan sampah tidak berguna di sisiku," jawab Alleia lugas sembari tersenyum tipis.
"Apa yang harus kami lakukan?" Noelani memasang wajah palsunya. Image malaikat suci, setidaknya jika itu kesempatan untuk bisa keluar dari tempat menyesakkan ini dan jauh dari wanita iblis di hadapannya, dia akan lakukan dengan senang hati.
"Aku membutuhkanmu untuk mengumpulkan ahli diplomat dan sarjana jenius dari berbagai koneksi untuk berada di sisiku. Aku percaya, kamu punya koneksi dan kuasa atas hal itu, sebagai penanggung jawab akademi terbesar yang punya hubungan erat dengan kepala akademi, menurutku itu hal yang mudah untukmu."
Pemuda pirang itu tersenyum, mengangguk. Itu pekerjaan yang cukup sulit. Tapi, itu terkait dalam bidangnya dan dia mencintainya. Itu pasti akan menyenangkan, terlebih Ratu pasti akan memberikan otoritas yang tinggi dalam hal ini. Bukan hal yang terlalu buruk, setidaknya itu yang bisa membuat dia merasa lebih baik.
"Dan untukmu, Gabriel. Aku ingin kamu memberikan informasi dari dunia hitam seputar, Kerajaan Ayyorlik dan sekutunya. Dan lebih dalam soal rencana rahasia dalam menjatuhkan Citrus. Aku butuh informasi itu secepatnya."
"Baik, saya mengerti." Gabriel yang biasanya selalu santai kini memasang ekspresi serius, menjalankan perintah Ratu. Dengan begini, semua rencana Alleia dalam menanggulangi pengkhianatan dari, Negeri Ayyorlik telah sempurna.
Ah, senangnya punya banyak pria tampan penuh talenta.
Benar, bukan?
.
.
.
"BAGAIMANA BISA INFORMASI INI BOCOR?!"
Duke Muda Meresz berseru kencang, menggebrak meja. Bisa-bisanya informasi rahasia tentang rencana penaklukan Citrus bocor dan menjadi konsumsi publik. Bahkan dengan terang-terangan Ratu Citrus membuat wajib militer untuk melawan, Kerajan Ayyorlik.
"JAWAB!" Tidak mendapat jawaban dari mata-mata yang berhasil selamat. Duke Muda kembali berseru, membuat tubuh mata-mata di hadapannya terhenyak.
"Yang Mulia Ratu menempatkan orang-orangnya di dunia bawah dan berhasil menangkap perkumpulan para pemberontak. Semua mata-mata berhasil bungkam, kecuali yang terakhir, Ratu sendiri dengan tega menyiksa mereka hingga mati. Mau tidak mau, mata-mata terakhir membongkar rahasia ini."
Duke Muda Meresz memijat kepalanya yang sakit. "Ratu psikopat," gumamnya emosi. Di banding hal itu, yang membuat dia lebih khawatir adalah rapat rahasia akan segera berlangsung. Tidak ada alasan yang bisa dia berikan kepada Raja. Yang pasti, dia harus siap menerima hukuman apa pun atas keteledorannya.
"Pergilah," perintah pemuda itu pada mata-mata tersisa.
Pria dengan marga Meresz menghela nafas panjang, langkahnya berjalan menuju jendela untuk melihat pemandangan. Langit gelap dengan bulan purnama bersinar, bintang-bintang berserakan dan awan kelabu menggumpal indah. Melihat jam menunjukkan waktu dini hari, Duke Muda bergegas pergi menuju rapat rahasia.
Sesampainya di sana, semua orang telah hadir, melirik sinis pemuda sombong tersebut. Terlebih, Duke Cenfigen yang jelas selalu memandangnya sebelah mata. Dari sekian banyak reaksi, reaksi Raja yang paling tenang. Bahkan dia dengan ramah mempersilahkan pemuda bangsawan tersebut duduk di kursinya.
"Mungkin kalian semua telah mengetahui, apa yang akan kita bahas malam ini. Rumor soal Kerajaan Ayyorlik tengah tersebar luas. Aku khawatir, ini akan berdampak pada sekutu kita yang mulai skeptis untuk melanjutkan hubungan persahabatan. Karena itu, Duke Muda Meresz, bisa jelaskan mengapa rencana ini bisa bocor?"
Semua tatapan kembali menyorot, Duke Muda yang dengan khidmat menunduk hormat. Dengan jelas pria dengan rambut kelabunya menjelaskan dengan detail dan tepat. Bahkan, keteledorannya dalam hal ini juga kesiapannya menerima hukuman.
"Sudah cukup, lagi pula berita ini sudah sangat heboh. Negeri Citrus memang sedang disorot oleh satu kekaisaran karena aturan-aturan radikal yang dibuat Ratu mereka. Mendengar rumor ini, orang makin banyak membicarakannya dan membuat negeri kecil itu lebih tersorot."
Semua orang diam mendengarkan, hingga Raja melanjutkan ucapannya. " Untuk sekarang persiapkan para ahli diplomat untuk pertemuan, Kekaisaran."
Semua orang tampak bingung. "Bukankah rapat, Kekaisaran sangat jarang terjadi?"
Raja menatap bangsawan yang bertanya dan menjawab. "Seperti yang kalian ketahui, kita telah membuat kontrak damai dengan Citrus selama seratus tahun di hadapan kaisar. Mendengar hal ini, Kaisar sendiri mengambil inisiatif untuk mengambil tindakan pada kita dan berusaha meluruskan masalah. Jika tidak begitu, Kekaisaran akan diejek oleh orang-orang tidak bisa memegang kedamaian antar negara dengan benar."
"Dan hukuman bagi, Duke Muda. Aku harap kamu yang akan mewakili Kerajaan kita dalam rapat tersebut."
"Yang Mulia!"
Raja menatap tajam, Duke Cenfigen yang berseru tidak terima. Sedang Duke Muda Meresz segera berlutut, menerima titah Raja. "Dan ini kesempatan terakhirmu, Duke Muda. Kamu tahu konsekuensi kali ini jika gagal."
Patah-patah, Duke Muda mengangguk. Dia tahu benar konsekuensi kegagalan untuk pertemuan kekaisaran. Yaitu, dicopotnya posisi dalam ke pemerintahan dan dihapus dari nama bangsawan.
.
.
.
"Hm, Ratu yang menarik." Kaisar tertawa melihat laporan yang dibawa oleh sekretaris. "Tidak sabar untuk rapat, Kekaisaran kali ini," ujarnya sembari tersenyum tipis, penuh teka-teki.
Bersambung...
04/01/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top