Part 2 (End)

Lalu bagaimana aku sekarang ?.

Apakah aku bahagia ? .

Tentu saja tidak . Semua tidak lagi sama . Setelah aku tau apa yang mereka pikirkan . Saat satu persatu fakta terungkap di hadapanku tanpa mereka sadari .

Mereka diam , tapi dihadapanku mereka seolah-olah bercerita , mengatakan semuanya . Sejak saat itu aku memutuskan pergi meninggalkan rumah mewah itu . Berganti sekotak kamar kos kecil di dekat sekolah baru ku .

Setelah aku tau kalau aku hanyalah anak yang tidak di harapkan . Terlahir dari sebuah kesalahan yang tidak di inginkan . Semua tidak menginginkan kehadiranku . Bahkan kakek yang selama ini aku pikir ingin melindungiku dari semua perjodohan , ternyata hanya ingin menyembunyikanku dari dunia luar karena menganggapku sebuah aib . Dan saat itu juga aku tau bahwa kekasihku menjalin hubungan dengan sahabatku sendiri .

Dua hari setelah aku tau semua , aku langsung mencari tempat kos murah dan mengurus surat kepindahan sekolahku secara diam-diam .

Apa mereka mencariku ?

Ya , mereka mencariku tapi itu hanya bertahan 1 minggu . Setelah itu , mereka tidak peduli lagi .

Tapi ada satu hal yang aku syukuri dari kelebihan yang aku miliki sekarang . Setidaknya aku tau ada satu orang yang benar-benar menginginkanku . Dari sekian banyak temanku , hanya dia yang bertahan di sisiku .

'Berjalan dengan teman dalam gelap lebih baik dari pada berjalan sendirian dalam terang'

Aku lebih memilih meninggalkan kemewahan demi satu orang yang memang benar-benar ingin berteman denganku , dari pada hidup mewah tapi dikelilingi orang bermuka dua .

"Mau pulang sekarang ?" Aku melihat Al berjalan kearahku dari lapangan basket outdoor . Dia satu-satunya teman yang aku punya , dia bahkan rela ikut pindah sekolah setelah aku menceritakan masalahku . Namanya Prima Alfa Wicaksono .

Kalau dulu aku dimanja dan disayangi tapi ternyata dibelakangku mereka tidak menyukaiku . Berbeda dengan Al , dia justru diberi kebebasan penuh oleh orang tuanya , bahkan terkesan tidak dipedulikan . Tapi yang sebenarnya terjadi adalah orang tua Al memberi kebebasan karena tidak ingin mengekang Al yang merupakan anak semata wayang mereka . Aku tau karena aku pernah bertemu dengan mereka .

"Iya , kelas tambahan baru saja selesai" jawabku lesu . Aku sekolah disini dengan mengandalkan beasiswa , jadi aku harus mengikuti kelas tambahan untuk mempertahankan rankingku dan supaya aku siap kalau sewaktu-waktu di butuhkan untuk mengikuti olimpiade .

"Aku ambil motor bentar" .

"Gak usah Al , aku mau langsung ke tempat kerja ... " ucapku cepat mencegah Al untuk mengambil motornya . "Kamu kesana kalau udah selesai latihan aja". Setiap hari aku memang selalu di antar jemput oleh Al untuk menghemat ongkos . Tapi tidak disaat Al sedang berlatih basket , aku lebih memilih berjalan kaki saja .

"Ah , baiklah kalau begitu . Ayo aku sebrangin" jawabnya lalu menggandeng tanganku . Setelah mengantarku menyebrang , Al kembali ke lapangan lagi .

"Loh , nara kok sudah datang ? Ini belum pergantian shift padahal" ucap salah satu pegawai di rumah makan tempatku bekerja .

"Iya mbak , kalau pulang dulu malah telat ntar jadinya"jawabku sambil tersenyum lalu berjalan ke toilet untuk berganti seragam sekolah dengan seragam pelayan . Pegawai disini menerimaku karena yang mereka tau aku sedang kesulitan masalah ekonomi . Sikap ini bukanlah kepedulian tapi hanya berupa kasihan .

Jam kerjaku biasanya jam 5 sore . Tapi karena tadi ada jam tambahan , aku baru pulang jam 4 sore . Waktunya tidak akan cukup kalau aku pulang ke kosan dulu .

***

Setengah jam kemudian Al datang masih dengan seragam basketnya . Aku menghampirinya untuk menyakan pesanan yang akan dia pesan .

"Apa ini sudah masuk jam kerjamu ?"

Al bertanya sembari duduk .

"Belum , mau pesan apa ?" .

"Apa saja . Temani aku makan disini , kau juga harus makan" . Ah , dia selalu saja memerintah .

"Hhmm" gumamku lalu pergi untuk mengantarkan daftar pesananku dan Al .

"Kenapa sudah pulang ?" Tanyaku saat sudah duduk dihadapan Al .

"Ya karena sudah waktunya pulang lah Ra" jawabnya sambil memainkan ponselnya .

'Apa aku katakan sekarang saja ? , atau harus nyari tempat dan waktu lain ? , sepertinya sikon sekarang tidak tepat' .

"Kenapa Al ?" Tanyaku sembari mancondongkan tubuhku ke depan menandakan aku siap untuk mendengarnya .

"Kau membaca pikiranku lagi ? , sudah ku katakan aku tidak menyukainya Ra" . Aku melupakan perihal ini .

"Ya baiklah maaf . Aku bahkan tidak sengaja mendengar pikiranmu , aku mendengarnya seperti kau mengatakan langsung padaku tanpa perlu aku tanya ... " jawabku mulai kesal "Lagipula aku tidak pernah tau maksud dari pikiranmu , selalu saja seperti teka-teki" .

"Ah sudahlah lupakan" jawab Al saat pesanan kita sudah datang .

***

3 bulan kemudian ...

Sore ini Al membawaku ke taman kota dekat sekolah . Disini ada danau buatan yang tidak terlalu besar dan juga keadaannya tidak terlalu ramai .

"Ah sore ini dingin sekali , langit juga mendung . Tau gitu aku bawa jaket tadi ... " keluhku sambil mendekap tasku di depan dada "Kamu juga kenapa gak pake jaket kaya di film-film gitu sih Al , kan biar bisa aku pinjem".

"Nah ini nih , contoh korban film . Lagian juga mana tau kalo sekarang bakalan mendung" jawab Al sambil mengajak aku duduk di bawah pohon dekat danau .

"Sekarang kan udah tau kalau mendung Al , trus kenapa masih bawa aku kesini ? Biasanya juga ngajak ke cafe . Jam-jam segini kan jamnya aku laper Al" .

"Makan mulu yang dipikirin , kalau urusanku udah selesai juga ntar tetep aku bawa ke cafe Ra , sabar napa ?!" .

"Urusan sama siapa ?"tanyaku cepat .

"Sama kamu lah"

"Aah begitu , jadi kita mau ngobrolin apa ini ?" Tanyaku lagi menoleh ke arahnya , siap mendengarkan . Al juga menatap kearahku dalam diam yang cukup lama . Hingga ...

'Aku suka sama kamu Ra , menurutmu gimana ? Aku harus apa ? Apa kamu bakal nerima aku ?'

Al masih diam menatap kearahku dengan serius . Dia berbicara melalui pikirannya , mengerti kalau aku akan mendengar dan memberinya jawaban .

Aku menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar .

"Kau tau Al , bagaimana masa laluku dengan mantanku . Aku memang sudah melupakannya , aku tau setiap orang berbeda tapi ... " aku memalingkan wajahku menatap kearah danau "Rasa takut itu tetap ada . Aku tidak akan pernah siap merasakannya lagi".

Aku menarik nafas kuat sekali lagi . Aku tidak menyangka kalau Al akan menyatakannya sekarang .

"Masa lalu itu melukaiku terlalu dalam" ucapku lirih , selirih hembusan angin yang meniup-niup rambutku .

"Tapi kamu pasti tau aku seperti apa kan Ra ?" Al bertanya masih dengan menatap ke arahku .

"Yap , tentu saja aku tau . Bukankan kamu terobsesi padaku ?" Jawabku sambil menoleh kearahnya .

Al mendengus mendengar jawabanku, "Jangan pakai kata terobsesi juga kali Ra , gak enak di dengar" jawabnya sambil mengalihkan tatapannya dariku . Aku hanya terkekeh menanggapinya .

Al menatap ke arahku lagi, "Jadi gimana ?" Tanyanya .

"Hhmm" jawabku sambil tersenyum .

"Hhmm ?, hmm apa ?"tanyanya dengan raut wajah bingung .

"Ya udah , ayo kita coba ... " jawabku masih tetap menampilkan senyum manisku . "Kita coba semuanya dari awal , layaknya orang berpacaran" kemudian kami tertawa pelan bersama setelah mendengar jawabanku .

Kemudian dia merangkul pundakku yang memang sedikit kedinginan , berdiam dalam posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama . Membiarkan keheningan memimpin keadaan , sampai Al kembali bersuara .

"Berhubung kita baru saja jadian , apa boleh aku meminta sesuatu ?" Ucapnya sambil menatap ke arahku .

"Tentu , sebagai hadiah" jawabku dengan senyuman .

"Kalau seandainya ada sesuatu yang terjadi , bisakah kamu berdamai dengan masa lalumu Ra ?" . Permintaan yang cukup sulit mengingat seperti apa masa laluku .

Tapi 'sesuatu yang terjadi ?' , apa maksud dari ucapan Al ? .

"Sesuatu seperti apa maksudmu Al ?"tanyaku bingung .

"Aku tidak ingin menjawabnya Ra . Bukankah kamu bilang , kamu akan menghadiahkannya untukku Ra?" Jawabannya kali ini membuatku mematung . Aku berusaha membaca pikirannya , tapi isinya seperti biasa , bagaikan teka teki yang sulit untuk dipahami . Sepertinya Al memang benar benar tidak ingin mengatakannya .

"Huh ..., baiklah , akan aku usahakan . Oke" Al tersenyum mendengar jawabanku . Kemudian kami menatap kearah danau dalam diam .

***

Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya , hanya statusku saja yang berbeda .

Aku sudah siap dengan seragam sekolahku dan tas yang suda berada di punggungku . Tapi saat aku membuka pintu kamar kosku , aku cukup terkejut melihat winnie ada disini . Masih sama seperti sebelum-sebelumnya , pikirannya hanya berisi sumpah serapah yang ditujukan untukku . Untuk apa dia kesini ?? .

"Ibumu masuk rumah sakit minggu lalu , kau disuruh datang langsung ke sana karena ibumu terus memanggilmu . Rs Medika asa kamar melati nomor 3 , sebaiknya kau kesana secepatnya" ucapnya langsung sebelum aku bertanya . Setelah selesai berbicara winnie langsung pergi .

"Apa ini maksud dari permintaan Al kemarin ?" Tanyaku pada diri sendiri . Setelah menghubungi pihak sekolah untuk meminta izin , aku langsung pergi ke Rumah sakit menggunakan ojek .

Saat aku sampai di depan kamar mama , aku melihat papa dan kakek sedang ada di kursi tunggu depan kamar . Aku memilih langsung masuk dan menghiraukan mereka .

"Hai ma" sapaku saat sudah berada disisi ranjang . Mama yang mendengar suaraku langsung menoleh dan meneteskan air matanya .

"Seyna , kamu datang sayang . Maafkan mama sayang , maafkan mama . Mama minta maaf atas sikap mama selama ini sama kamu"ucap mama menggenggam tangan kananku dengan menangis .

"Iya ma , Seyna udah maafin semua" jawabku sambil mengelus tangan mama . Sepertinya aku akan selalu menyukai panggilan dari mama ini .

***

Saat aku keluar dari kamar mama , aku melihat keluargaku sudah berkumpul di kursi tunggu yang tadi hanya terisi papa dan kakek . Disini juga ada Al yang masih dengan seragam dan tas sekolahnya .

"Bagaimana keadaan mama kamu sayang ?" Tanya tante mar _ibu winnie_ kepadaku tapi aku hiraukan . Aku lebih memilih mendekati Al dari pada menjawabnya setelah aku tau apa yang ada dalam pikirannya .

"Bukankah belum jamnya pulang" tanyaku saat sudah berada di hadapan Al .

"Besok lusa udah UAS kalau kamu lupa , jadi sekarang cuma diisi kerja bakti sama pasang nomer . Pulang lebih awal" jawab Al lengkap beserta alasannya .

"Oh , ya sudah kalau begitu antar aku pulang ayo" ucapku sembari menarik tangan Al untuk segera pergi dari tempat ini , kepalaku sudah pusing mendengar gerutuan pikiran mereka .

"Nara , apa kau tidak mau pulang ke rumah orang tuamu ? Ibumu sedang sakit sekarang" ucapan tante mar membuatku berhenti dari langkahku .

"Ra ...," panggil Al .

"Bukankah kamu bilang ingin berdamai dengan masa lalumu"tanyanya menatap dalam ke arahku .

"Aku memang mau berdamai dengan masa lalu Al , aku bahkan sudah memaafkan mereka dan melupakan yang dulu terjadi . Tapi bukan berarti aku akan kembali dengan mereka seperti kami dulu"jawabku dengan muka datar .

"Tapi kenapa ...,"

"Mereka bahkan masih beranggapan seperti dulu Al , pikiran mereka masih sama . Mereka hanya menganggap aku anak haram yang menjadi aib ... " bentakanku buat Al justru membuat keluargaku mematung .

"Aku bahkan tau apa yang mereka pikirkan , hanya pola pikir mama disini yang mulai berubah . Hanya mama yang menganggapku anak , tapi mereka masih mengganggapku sebuah aib . Apa aku masih harus pulang dengan mereka ? Ha ?" Bentakku dengan meneteskan setitik air mata . Nafasku naik turun karena terlalu emosi .

"Ssttt , ok maaf ya . Ayo aku antar pulang" jawab Al sambil memelukku yang masih berusaha mengatur nafasku . Sepertinya bentakanku tadi membuat semua orang yang ada disini terkejut , termasuk Al .

"Aku ingin berdamai dengan masa lalu Al , tapi aku juga tidak ingin berhubungan dengan masa lalu lagi sekalipun itu dimasa depan . Kenapa kamu enggak mau ngerti sih" ucapku lemah masih di dalam pelukan Al .

"Iya aku ngerti , aku ngerti kok . Sekarang kita pulang yah" ajak Al yang hanya aku jawab dengan anggukan .

Masa laluku memang menyedihkan . Tapi aku ingin berdamai dengannya , melupakannya , menganggap itu semua tidak pernah terjadi . Yang artinya , aku tidak mau berhubungan dengannya lagi , sekalipun dimasa depan . TIDAK SAMA SEKALI .

END.

______________________________

Cerita ini di tulis guna menyelesaikan tugas dari WearetheNoble untuk membuat short story dengan genre teenfiction .

~=0 Icykiter 0=~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: