Chapter XXXIX: And It Was You All Along

"SAMUDRA ALFARUQ SARJANA KOMUNIKASI!!!" seru sahabat-sahabat Sammy melihatnya keluar dari ruang sidang setelah dua jam penuh di dalam tanpa mengeluarkan keributan di dalamnya.

"Hahahaha.. Makasih ya semuanya, Dimas punya janji nih sama gua, tapi karena dia harus menunaikan tugas suci yang mulia gua maafkan," ujar Sammy menyambut pelukan dari geng Kotak Amal.

"Gimana Sam perasaannya setelah menjadi sarjana?" tanya Nydo.

"Biasa aja sih."

"Ih Sammy seneng dikit sih! Ekspresif gitu jadi orang!" seru Putri sewot melihat Sammy yang stay cool selesai sidang.

"Hahaha.. Iyaaa seneng kok Putri," ujar Sammy berusaha mengembangkan senyumnya.

"Mika gak dateng ya? Berarti yang gua takutin bener kan?" tanya Sammy kepada sahabat-sahabatnya.

"Nadhira gua line sama telepon gak direspon. Ada yang gak beres pasti. Gua yakin dia mau dateng kok Sam. Dia udah ngomongin surprise buat lo kemarin-kemarin, gak mungkin tiba-tiba hilang gitu aja," Jape berusaha menjelaskan.

Sammy melihat handphone miliknya, namun tak ada notifikasi yang menyatakan Nadhira menghubunginya hari ini. Raut wajahnya pun menampakan kesedihan, tak tahu ia harus kesal atau menyesal. Raga hanya merangkul Sammy seakan mengerti apa yang ada di pikiran sahabatnya.

"Sam, jodoh gak kemana kok," ujar Raga.

"Cliché. Gua gak tahu deh, tiba-tiba aja semua jadi buruk antara gua dan dia dalam waktu sesingkat ini. I thought the universe is on our side."

Tidak ada yang bisa menimpali kalimat Sammy, semua hanya terdiam. Semua saling tatap satu sama lain berusaha melempar tanggung jawab untuk mencairkan suasana. Putri melotot ke arah Jape dan memberi kode untuk mengganti subjek, ia pun menghela nafasnya, tak bisa menolak permintaan Putri.

"Sam. Laper nih," ujar Jape memegangi perutnya.

"Iya laper juga ya berdiri di luar dua jam nunggu gak ada makanan, gak ada hiburan," Nydo menambahkan.

"Hahahahahaha.. Iya, ayo makan gua traktir!" seru Sammy kepada sahabat-sahabatnya.

Bu Regina terlihat baru saja akan meninggalkan kelas dengan dosen-dosen yang lainnya. Ia tersenyum ke arah Sammy dan sahabat-sahabatnya lalu menghampirinya.

"Anak ibu yang paling pinter paling ganteng, selamat ya. Lho, mana dokternya? Kok gak dateng ngasih selamat?" tanya Bu Regina.

"Yah ibu diingetin lagi," seru Kunto.

"Lho lho? Kenapa tho? Ibu salah ngomong?"

"Enggak kok bu, lagi sibuk aja dia mungkin sama yang lain," ujar Sammy singkat.

"Aduh ibu gak ngerti deh cinta-cintaan anak zaman sekarang. Sekarang pake kode-kodean di social media lah. Tarik-ulur kayak layang-layang. Dulu pas ibu kuliah kalau suka ya suka aja, pendekatannya aja masih pake surat sama telepon rumah. Ujung-ujungnya ya siapa yang mau aja sama ibu, yang penting nyaman. Sayang mah bisa tumbuh hohoho.." ujar Bu Regina bernostalgia.

Sammy berusaha tertawa seadanya, sahabatnya yang lain merangkulnya. Akhirnya Bu Regina pamit untuk kembali ke ruang dosen untuk persiapan menguji mahasiswa lainnya. Geng Kotak Amal pun turun ke area parkiran untuk keluar dari kampus.

***

"Paket!!!"

Suara dari kurir ekspedisi mengagetkan Nadhira yang sedang mempelajari skripsinya. Ia pun bangkit untuk menerima paket tersebut. Daisy mengeong mengikuti majikannya ke arah pintu.

"Mbak Mikanadhira?"

"Iya mas, saya sendiri."

"Tanda tangan disini mbak."

Nadhira menanda tangani resi penerimaan, dan sang kurir mengambil paket yang Nadhira tunggu-tunggu.

"Ini paketnya mbak, terima kasih."

Nadhira menutup pintu kamarnya dan mulai membuka bungkusan yang melindungi isi berharga di dalamnya. Terlihat Daisy mencakar-cakar plastik dan kertas yang melapisi kotak besar tersebut.

"Sabar dong Daisy," ujar Nadhira melihat keingin tahuan kucingnya. Daisy hanya mengeong lalu duduk di pangkuan Nadhira.

Ia tersenyum melihat paketnya selamat tanpa ada cacat. Ia memfoto paket tersebut dan menulis pesan kepada yang mengirimnya.

Nadhira Q.: Bang Gilang! Makasih ya! Udah sampe paketnyaaa.
Nadhira Q.: *picture*

Gilang M.: Iyeee.. Mana gantiin duit gua mahal tuh!

Nadhira Q.: Iya nanti kalo pulang gua ganti uangnyaaa astaga medit amat sama adek cantiknya ini.

Gilang M.: Buat siapa sih? Adam? Dia mana ngerti sih geeky stuff kayak gini.

Nadhira Q.: Ih orang udah putus sama Adam! Gak usah diinget-inget deh orang itu, bete. Buat ada deeeh ;) You're gonna love him.

Gilang M.: Cepet amat lo move on? Hahaha.. Love him? Emang gua homo? Pokoknya gua gak mau yang kayak Adam lagi. Harus bisa gua ajak tanding FIFA, harus ngerti games-games terbaru, ngerti marvel dan dc universe. Kalo Star Wars sih iya ya, kalo enggak ngapain lo beliin helm Kylo Ren?

Nadhira Q.: Ini yang mau pacaran gua apa lo sih? Hahaha.. Iyaaa dia suka banget sama Kylo Ren, buat hadiah kelulusannya dia.

Gilang M.: Yaudah, asal gak kayak sama Adam aja nantinya.

Nadhira Q.: I'm sure he won't.

Nadhira langsung mengambil handuknya dan bersiap untuk mandi, ia mengambil handphone untuk menanyakan kepada penjual balon alfabet ketersediaan kata "S.Ikom" sebagai pelengkap surprise hari ini.

Ia pun masuk ke kamar mandi setelah sang penjual menyatakan bahwa huruf-huruf yang Nadhira inginkan tersedia semuanya. Tiba-tiba Nadhira terhenti, ada perasaan aneh yang menyelimuti pikirannya. Semua pertanda itu, segala momen magis romantis yang mereka lewatkan berdua, entah mengapa semua membuatnya sedikit takut. Ia buru-buru menelepon Nia untuk mencurahkan isi hatinya.

Nadhira: Nia, dimana? Lagi sibuk gak?

Nia: Enggak Nad, gua di kos. Kenapa? Kok suara lo gitu, ada masalah apa?

Nadhira: Gak tahu ada masalah apa Ni, gua tiba-tiba takut, tiba-tiba ragu.

Nia: Ragu sama Sammy?

Nadhira: Bisa jadi.

Nia: Apa yang lo ragukan Nad?

Nadhira: Gua sendiri gak tahu apa yang gua ragukan dan takutkan. Gua gak memungkiri gua suka sama dia, gua nyaman banget sama dia, momen berdua sama dia memang beda, ada rasa sayang yang mulai tumbuh. But the idea of being someone's scared me.

Nia: Duh jujur aja gagal paham gua sama mau lo Nad. Jadi gimana sih?

Nadhira: Gua gak tahu jelasinnya Ni.

Nia: Hmm.. Do the HIMYM reference seperti biasanya.

Nadhira: Well, he's Ted. He's nice, goofy romantic, and everything i could ask for a guy. But it's like everything's too serious. Gua suka sama dia yang sweet, gua akuin keseruan gua dan dia, segala kecocokan kita, dan semesta seakan menunjukkan kalau dia orangnya. Tapi gua belum siap untuk itu. I want something a bit more casual.

Nia: Astaga Nad, gua gak ngerti deh mau lo. Dia orang yang lo mau tiga tahun yang lalu dan masih orang yang sama. Yang lo bilang baiknya bikin lo percaya kemanusiaan masih ada. Yang kemarin lo bilang bikin hidup lo yang hitam-putih itu berwarna. Yang lo bilang ngobrol sama dia bisa nyambung kemana-mana. So?

Nadhira: Gak tahu Ni.

Nia: Lo mau kisah lo ini jadi kayak Ted & Robin beneran ya? Yang lo bakal ketakutan sama apa yang dia punya, tapi akhirnya lo kasih dia kesempatan, terus diputusin sama sahabat cewek lo. Lo jadian sama sahabatnya dia, nikah sama dia. Dia ketemu sama the mother of his children. Lalu dia mokat baru lo end up sama dia?

Nadhira: Hahahaha enggak Ni.

Nia: Nad, yang lo dan Sammy punya saat ini jarang. Orang-orang berusaha mencari kenyamanan dan kecocokan di luar sana, jatuh cinta sama kisah yang medioker. You both destined for this grand majestic love dan lo walk way gitu aja? Jangan sia-siain yang kalian punya, jangan sia-siain orang baik kayak dia Nad. Yang gak bakal melakukan apa yang Adam lakukan. Yang selalu berusaha buat bikin lo senyum-senyum dan ketawa setiap hari.

Nadhira: Jadi gua harus apa?

Nia: Give this chance to bloom. Gak ada yang tahu kalau gak dicoba Nad. Coba lo merem, lo bayangin lagi momen-momen lo sama dia. It's a glimpse of what he could give to you kan? You really want to miss that?

Nadhira memejamkan matanya berusaha mengingat semua yang ia lewatkan bersama Sammy. Bejana waktu yang menunggu untuk diisi dengan memori itu. Semua keseruan bersamanya, tingkah kikuknya...

'Saaam mau kesanaa!'

Nadhira langsung terkejut mendengarkan suaranya sendiri di dalam hati. Ia membuka matanya, yakin akan pilihannya kali ini.

Nadhira: Ya Ni. Gua mau kesana.

Nia: Hah? Kesana kemana?

Nadhira: Makasih ya Niaaa

Nia: Udah? Yakin? Nad, tolong lah temanmu yang jomblo ini nyari-nyari yang kayak Sammy, masa lu malah main buang aja.

Nadhira: Iiiih gak dibuang Niaaa.. Lagi ragu sama takut aja.

Nia: Yaudah sana, samperin Kylo Ren lo. Bring him to light side of the force Nad.

Nadhira: Hahaha.. Akhirnya nonton juga ya?

Nia: Abis penasaran gua lo sama Sammy tuh antusias banget sama Star Wars.

Nadhira: Hahahaha ya gitu deh Ni. Yaudah gua mau mandi terus berangkat.

***

Selesai mandi Nadhira langsung bergegas untuk berangkat. Ia takut kalau Sammy sudah keluar dari ruang sidang dan meninggalkan kampus saat ia sampai kesana.

Saat ia turun dari tangga ada sosok laki-laki yang ia tak ingin temui sedang duduk disana bersama adik perempuannya. Matanya berkaca-kaca, ia kesal dengan laki-laki itu. Bisanya ia membawa-bawa adiknya sebagai senjata untuk meluluhkannya.

"Kak Nadhira! Kak Nadhira! Ayo Kak Adam berangkaaaat!" seru Kirana menarik-narik lengan kakaknya saat melihat Nadhira turun dari tangga.

"You're a jerk Dam."

"Nad, dengerin gua dulu. Gua mau memperbaiki semuanya. Gua janji mau berubah. Kirana yang minta kesini, mau ketemu lo, mau main lagi sama lo katanya."

Nadhira mulai goyah, kakaknya memang mengesalkan, namun Kirana kan tidak salah apa-apa. Ia tak menyangka Adam akan membawa Kirana kesini.

"Gua ada urusan Adam. Gua gak bisa hari ini. Next time aja," ujar Nadhira ketus. Ia ingin mendedikasikan dirinya untuk Sammy hari ini.

"Aaaaah Kak Nadhira," Kirana mulai merengek dan berkaca-kaca.

"Sebentar aja Nad. Kalo lo ada perlu abis itu gua anterin kemana aja. Ya?" bujuk Adam.

Nadhira tak tega melihat Kirana seperti itu dan akhirnya mengangguk, masih ada sedikit waktu sebelum Sammy selesai sidang pikirnya. "Sebentar aja," jawab Nadhira singkat.

"Yaaaaaaay! Kak Nadhira main lagi sama Kirana!"

'Maaf Samudra,' ujar Nadhira dalam hati.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top