Chapter XXX: Convivir
"Kemana lagi yuk Dim," ajak Andien karena merasa bosan hanya berdiam di kos.
"Your wish is my command," Dimas melagukan lirik lagu Baby I'm Yours dari Breakbot sambil memasang seatbelt dan menyalakan mobilnya.
"Baby won't you understand that your wish is my command," sahut Andien melengkapi nyanyian Dimas ikut memasang seatbelt-nya. Lalu keduanya pun tertawa.
"Kita juga bisa kok samaan kayak Sammy sama Nadhira," ujar Dimas dengan nada sombong.
"Kirain gua doang yang sadaaar! Mereka kayak sepikiran gitu ya?"
"Hahahaha.. Iya! Lo pernah diceritain Sammy gak kejadian dia nolong mahasiswi kedokteran yang tinggal di kos lo tiga tahun lalu?" tanya Dimas.
"Enggak Dim, kenapa?"
"Entah kenapa gua punya perasaan kalau yang pernah Sammy tolong itu Nadhira. Kalau beneran, lucu banget sih. Kayak semesta berkonspirasi buat mempertemukan mere.." Dimas menghentikan kalimatnya, ia baru ingat kalau Andien masih menyimpan rasa pada Sammy. Ia tak ingin mengingatkan Andien kepada sahabatnya itu dan membuat Andien terluka.
Mendengarnya Andien hanya bisa terdiam. Dimas mulai resah kalau ia terlalu banyak mengatakan hal yang seharusnya tak ia katakan. 'Stupid mouth, damn you!' umpatnya dalam hati.
"Funny how universe works in certain way. Conspiring to put an ordinary someone into some ordinary situation to meet another ordinary someone and how they met becomes something extraordinary. Gak ada anak kedokteran di kos gua selain Nadhira dari awal gua kos disana," ujar Andien tersenyum. 'Yes Sam, i get it. You're meant to be with her in the first place,' batin Andien akhirnya perlahan mulai berusaha mengikhlaskan.
"Maaf ya Ndien, gua gak ada maksud buat ngingetin lo apalagi kalo sampe nyakitin lo," ucap Dimas tak enak hati.
"Are we going or what? Come on Dimas! Bring me somewhere nice!" seru Andien sambil membayangkan duduk berdua melihat bintang atau pergi ke sebuah taman sekedar untuk duduk-duduk memandang sekitar. Ya, sesuatu yang Sammy akan lakukan untuk seorang perempuan.
"Batu Secret Zoo yuk!" seru Dimas penuh spontanitas.
"Hah? Hahahaha.. Emang belom tutup Dim? Udah mau jam empat lho?" tanya Andien terkejut karena ia tak membayangkan untuk pergi kesana sama sekali. Ia sadar kalau Dimas bukan Sammy, ia tak bisa meminta hal itu kepadanya, ia sendiri yang mengatakan kepada Dimas untuk jadi dirinya sendiri.
"Belom kok belom.. Tutupnya jam 6 Ndien." Dimas mulai menjalankan mobilnya ke arah Batu.
"Yaudah ikut aja deh!"
***
"Gua baru pertama kali lho kesini Ndien! So excited!" ujar Dimas seperti anak kecil baru masuk Dunia Fantasi. Ia pun membuka penutup lensa kameranya dan memotret Andien yang sedang mengantri tiket. Dilihatnya hasil foto yang baru saja ia ambil dan membatin, 'This is your first from many photos in my camera.'
"Aaaah Dimas! Kan belom siap difoto," Andien protes saat sadar sedang difoto oleh Dimas.
"Cantik kok Andien," ujar Dimas singkat.
Andien hanya tersenyum sambil membayar dua tiket yang sudah ia pegang. Dimas kembali memasukkan dompetnya ke dalam kantung celananya. Mereka lalu bergegas masuk ke dalam Batu Secret Zoo.
Sebenarnya Andien tidak begitu menyukai binatang, karena itu ia dan Chewie tidak pernah akur di kamar Sammy. Tapi ia tak mau menolak ajakkan Dimas, Andien ingin memberikan kesempatan baginya.
Di dalam, Dimas tak banyak bicara. Sungguh sesuatu yang tak biasa bagi Andien yang melihatnya pecicilan kesana kemari. Andien pun akhirnya bertanya, "Kenapa Dim? Kok diem aja?"
"Grogi Ndien hahaha.. Entar juga kalo udah panas mesinnya ngomong kok," ujar Dimas mengelap bulir keringat di dahinya.
Andien berinisiatif memegang tangan Dimas. Awalnya Dimas kaget dan menghindar. Andien jadi kaget sendiri melihat reaksi Dimas. "Kenapa Dim? Hahaha.." tanya Andien.
"Gua gak pernah digandeng sebelumnya Ndien," jawab Dimas polos. Keringat dinginnya mengalir semakin deras.
"Hahahaha apa sih Dimas, kayak gak pernah jalan sama cewek deh."
"Yang beneran serius belum pernah Ndien," ujar Dimas grogi.
"I'll show you how to become a gentleman." Andien tersenyum dan kembali menggandeng tangan Dimas. Kali ini Dimas diam saja mengikuti keinginan wanita yang sedang dalam genggaman tangannya.
"You hold her hand, to show her that she's safe with you. And to show her you can be her guidance," ucap Andien. Ada perasaan tenang dalam hati Dimas saat berjalan bergandengan tangan dengan Andien.
Namun memang dasar Dimas yang pecicilan. Mendengar 'to keep her safe', Dimas malah bertingkah seperti seorang bodyguard. Ia menghalang-halangi hewan-hewan yang mendekat meskipun mereka di dalam kaca dan memelototi tiap ada orang yang lewat dan melihat Andien. Andien hanya terkekeh melihat tingkah laku Dimas.
***
"Andien liat deh, ini kan yang ada di film Madagascar!" seru Dimas melihat lemur ekor cincin yang sedang bermain di area eksibisinya. Dimas lalu mengambil kameranya dan mulai memotret mereka dengan penuh antusias.
Melihatnya, Andien tiba-tiba terbayang proyeksi masa depannya. Dimana Dimas dengan antusias menunjukkan seorang anak kecil lemur ekor cincin itu dan mengajaknya bernyanyi sambil bergoyang 'I like to move it, move it, you like to, move it!' Anak tersebut tertawa dengan riang gembira lalu Dimas menggendongnya melihat eksibisi hewan lainnya.
'You'll be a great dad, Dim' batinnya menepuk pundak Dimas mengajaknya melihat hewan lainnya. Kali ini Dimas tanpa sadar yang berinisiatif untuk menggenggam tangan Andien. Andien pun tak menolak dan ikut kemana Dimas berlari.
Dimas lalu memilih eksibisi burung albatros dan mulai sibuk dengan kameranya lagi. "Lo tahu gak, burung paling romantis Ndien?" tanyanya kepada Andien.
"Lovebirds?"
Dimas lalu diam den berfikir, "Okay, it's a close second place. Burung paling romantis itu ya mereka," jawab Dimas menunjuk kumpulan burung albatros yang sedang bercengkrama satu dengan yang lainnya.
"Kenapa Dim?"
"Kebanyakan burung memang monogami Ndien. Tapi yang buat albatros romantis itu proses mereka dalam mencari pasangannya. Berbeda sama burung lain yang cuma siul-siul aja terus naksir terus dibawa ke kamar, tahap pertama albatros muda mencari cinta itu dengan mengobservasi ritual kawin kawanannya yang lebih tua. Dia bakal belajar dansa, vokalisasi, caranya menatap burung betina terus dia latihan sendiri. Semacam trial and error gitu. Setelah bertahun-tahun dan merasa mantap, dia akhirnya mulai mendekati beberapa betina, ngajak mereka dansa, sampai akhirnya menemukan satu betina yang dia cinta dan mau menghabiskan seluruh hidupnya untuk betina itu. Berbeda sama burung lain juga yang jantannya sibuk cari makan baru balik lagi bawa sedikit makanannya untuk betina dan anaknya, albatros berdedikasi banget buat menjaga betina dan anaknya dari hamil, bertelur, sampai menetas. Dia gak akan ninggalin betina itu, dan dia berusaha mati-matian gimana caranya biar mereka berdua jadi pasangan kawin yang sukses," Dimas menjabarkan panjang lebar kepada Andien.
Mendengarnya Andien tersenyum dan mencubit pipi Dimas pelan. Dimas terheran-heran dengan arti senyum dan cubitan pipi Andien. Mereka pun berjalan lagi melihat eksebisi hewan lainnya.
***
"Boleh gak, gua nikah sama lo?" tanya Jape kepada Raga.
"Yaelah, sepele amat lo! Lo tuh bukan lagi minta es teh ke pacar lo," seru Raga mengeplak kepala Jape.
"Jangan kenceng-kenceng! Ntar Putri denger," sahut Jape menutup mulut Raga dengan sarungnya.
"Uhuek uhuek.. Bangke lo pe, bau banget sarung lo."
"Belom gua cuci sebulan sob, maaf yak. Abis lagi hobi banget gua sarungan doang di rumah," ucap Jape menciumi sarungnya sendiri.
"Emang udah cocok lo jadi bokap-bokap pe. Kerjaannya cuma sarungan di rumah, terus keluar rumah cuma ngurusin burung."
"Terus gua harus gimana dong Ga? Gua orangnya gak romantis," ujar Jape bernada pesimis.
"Tanya Sammy Pe."
"Gua yakin Sammy pasti punya cara buat bikin Putri cengar-cengir sebulan penuh abis dilamar, tapi gua mau cara gua sendiri. Yang kalo Putri liat, dia tahu semua rencana ini gua sendiri yang mikirin bukan orang lain."
"Then, search deep in your feelings Pe. Cari tahu kenapa lo sayang sama Putri dari awal sampai sekarang. Pasti lo nemu caranya," Raga menepuk pundak Jape.
Tak lama Sammy dan Putri masuk ke dalam rumah, jape buru-buru menyimpan cincin yang sudah ia siapkan untuk melamar Putri di dalam kancutnya. Raga langsung mengeplak kepala Jape lagi. "Itu cincin mau lo buat ngelamar lo masukin selangkangan!" bisik Raga protes.
"Gak papa, udah biasa kok dia ngeliat penampakannya," balas Jape.
"Ngapain bisik-bisik?" tanya Putri curiga.
"Gak papa, kamu ngapain sama Sammy di luar? Lam.. buhuek," Raga menyikut perut Jape takut kalau ia keceplosan. "Gua mau bilang lama amat, bego." Kali ini giliran Jape yang mengeplak Raga.
"Ngomongin Nadhira sayang.. Gak usah cemburu gitu dong sama Sammy," ucap Putri merayu Jape.
"Terus gua harus gimana Put?" tanya Sammy yang terlihat murung dari tadi masuk ke dalam rumah.
"Pick your timing young padawan. Jangan terlalu cepet, bisa jadi dia belom move on. Jangan terlalu lama juga, bisa-bisa dia balik lagi ke mantannya kelamaan nunggu lo. Dia udah banyak ngasih sinyal positif Sam," jawab Putri diplomatis.
"Iya Put, makasih ya.."
Suara mobil Dimas terdengar masuk ke dalam garasi Kotak Amal. Tiba-tiba pintu rumah dibanting, terlihat Dimas dengan gelagapan memberi kode jari ke arah mulutnya. Jape spontan menampar Dimas kencang.
"Gua minta minum bego, bukan minta tampar!" seru Dimas memegangi pipinya.
"Gimana date-nya kesayanganku yang kedua, Dimasku maniskuuu.." Ujar Putri memberikan sebotol air mineral kepada Dimas.
"Oh, jadi sekarang Dimas jadi kesayangan yang kedua bukan gua lagi?" Protes Sammy seperti anak kecil yang iri saat ibunya memberi kasih sayang yang lebih kepada kakaknya.
"Utuk-utuk, lo kan yang pertama Samudra sayang.." jawab Putri. Terlihat Jape menunjuk-nunjuk dirinya dengan tampang melas.
"Kamu terakhir aja!" bentak Putri.
"Kaing.. Kaing.." Jape menirukan suara anak anjing dan bersembunyi di punggung Raga.
"Gimanaaa jalan sama Andiennya?" tanya Putri semakin penasaran.
"Mom, dad, i think i've found the one," ucap Dimas sebelum pura-pura pingsan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top