Chapter XXVIII: Natus Diligere (Part I)
"Aku kira kamu baru kesini abis seminar proposal? Terus kamu bisa kenal Putri darimana?" tanya Sammy.
"I can't wait to meet this furbaaall! Waktu itu aku sama Nia ke kedainya dia terus kenalan deh," jawab Nadhira sambil mengelus-ngelus Chewie di pangkuannya.
"Biasanya si Chewie suka songong ke orang-orang yang baru ia kenal. Sama kamu langsung manja banget dia," ujar Sammy melihat kucingnya yang terus mendengkur keenakkan.
Tiba-tiba handphone Nadhira berbunyi, ia melihat layarnya lalu meminta izin kepada Sammy untuk mengangkat teleponnya. Sammy penasaran kenapa Nadhira harus menerima teleponnya di teras, tapi merasa ia masih bukan siapa-siapa Nadhira, ia tak mau mempermasalahkannya.
"Nadhira kemana Sam?" tanya Putri yang baru saja selesai mencuci piring dan membuat dessert di dapur. Ia ingin Nadhira mencicipi Oreo cheesecake buatannya karena tahu dari Sammy kalau Nadhira suka sekali dengan Oreo.
"Ngangkat telepon Put, di teras," jawab Sammy datar. Putri akhirnya beranjak ke arah teras menghampiri Nadhira. Ia melihat Nadhira duduk di kursi teras dengan raut wajah sedikit resah.
"Kenapa Nad? Sammy gak ngapa-ngapain lo kan?"
"He won't hurt me. Bukan Sammy Put," jawab Nadhira lirih. Nadhira tidak menyebutkan hal lainnya, tapi Putri melihat matanya seperti ia butuh tempat untuk mencurahkan hatinya.
"I'm a good listener, Nad. Cake, nice weather, all we need is tea and we can have a proper sisterhood talk," ujar Putri berusaha membuat Nadhira lebih nyaman untuk menceritakan keluh kesahnya. Putri menyendok sedikit potongan kue ke mulutnya dan menyodorkan sendoknya kepada Nadhira. Nadhira akhirnya mulai tersenyum dan mencicipi kue buatannya.
"Enak banget! Kok lo tahu sih gua suka Oreo?" tanya Nadhira.
"Awalnya Sammy minta ajarin buat bikin cheesecake ini. Tapi emang dasarnya dia gak bakat di dapur, air direbus sama dia aja bisa gosong, hasil kuenya jadi absurd banget. I gave him a point for trying and made it myself for you instead," jawab Putri terkekeh.
Sammy, pikiran Nadhira dipenuhi oleh eksistensinya. Tatapannya yang teduh dan menghangatkan jiwa. Tingkah kikuknya yang mengundang gelak tawa. Segala kejutan dan kata-kata manisnya yang tak pernah gagal mengembangkan senyum manis Nadhira. Ia suka segala sesuatu tentang Samudra. Ia membenci dirinya yang belum bisa memberikan seutuh hatinya. Tak terasa bulir air mata mulai turun dari pelupuk matanya.
"I wanna love him so bad, Put."
"I know you do sweetheart."
"Kenapa sih orang ini gak mau pergi dari hidup gua? Why am i keep answering his calls and replying his texts?"
"Hati memang susah ditebak Nad. Gua aja pernah mikir walaupun Jape ngeduain gua, i couldn't bring myself to hate him. Bagaimanapun mantan lo sempet ada di hati lo untuk sekian lama. Lo butuh waktu untuk restart dan membersihkan segala sesuatu tentang dia dari sistem lo."
"Awalnya semua baik-baik aja sama dia, i was happy, was. And then one day, dia memutuskan untuk jenuh sama gua. Terus sekarang dia minta balik lagi. Logika gua selalu milih Samudra, saat ini hati gua pun begitu. Tapi kalau gua ketemu dia, mendadak hati dan logika gua gak berfungsi."
"Give it time. If you can love a wrong person that much, imagine how much you can love the right one. Dicintai dan mencintai orang yang tepat itu menyenangkan Nad," ujar Putri tersenyum.
"The right person in a wrong time."
"You both just need a better timing."
"And timing's a b*tch Put," sahut Nadhira terkekeh. Keduanya pun berbagi tawa.
Nadhira merasa lebih baik setelah bercerita banyak kepada Putri. Satu hal yang ia suka tentang Putri, she doesn't judge her. Walaupun Sammy sahabatnya, Putri mengerti perasaan seorang perempuan, ia tidak menyalahkan Nadhira. Baginya hanya waktu yang tidak tepat untuk menyatukan keduanya. Putri sangat menyukai Nadhira, menurutnya Nadhira meant to be with Samudra.
Dalam hati ia berdo'a dan berharap suatu hari nanti di masa depan saat Sammy bertamu ke rumahnya Nadhira adalah istri yang ia ajak kesana. Dan mereka bisa berbicara panjang lebar mengenai gosip terbaru, serial televisi yang sedang mereka tonton, sampai kelakuan anak-anak mereka.
***
"Aku pulang ya Samudra? Oh iya, aku kesini mau kasih tahu juga aku seminar proposal tanggal 21 Desember," Nadhira akhirnya pamit pulang, takut kalau tiba-tiba ia sedih di hadapan Sammy.
"Aku sidang komprehensifnya tanggal 19, jadi udah gak ada tanggungan deh buat dateng lihat kamu seminar. Tapi aku baru liat Cineplex tanggal rilis resmi The Force Awakens 18 Desember Mik. Gimana ya?"
"Harus belajar ya kita, persiapan. Mau diundur aja?"
"Iya, harus belajar ya.." Keduanya terdiam dan mulai berpikir. "BUT IT'S STAR WARS THO!" seru keduanya bersamaan, mereka pun tertawa.
"Sampai ketemu tanggal 18 kalau gitu Samudra."
"Iya, sampai ketemu tanggal 18 Mika."
Mendadak perasaan itu muncul lagi, rasa canggung yang menyenangkan itu. Mereka hanya saling bertatap, tersenyum, dan berbagi kesunyian. Saat kedua mata itu berpadu, mereka seakan di dalam sebuah bejana waktu yang menunggu untuk dipenuhi bahasa kalbu.
"Cium, cium, cium," ujar Dimas dan Jape menepuk tangannya di sebelah Sammy dan Nadhira. Keduanya berbagi rona merah di wajahnya.
"NGERUSUH AJA LO BERDUA!" Putri sewot melihat kelakuan keduanya yang tak kunjung dewasa.
"Kiss bye aja ya," ujar Nadhira sedikit genit mencium telapak tangannya dan meniupkan ke arah Sammy.
Sammy tak kuat, ia memegangi dadanya dan pura-pura terjatuh ke belakang sambil tersenyum lebar. Dimas dan Jape menangkapnya sambil terus menggoda mereka berdua.
Sammy pun mengantar Nadhira sampai ke mobilnya. Ia membukakan pintu untuk Nadhira dan melambaikan tangannya dan membalas kiss bye dari Nadhira. Pin Darth Vader yang menggantung di cermin tengah mobil Nadhira menyita perhatiannya. 'It was definitely you,' batin Sammy menutup pintu dan melihat mobil Nadhira menjauh dari dirinya.
***
Dimas masih sibuk belajar gitar dengan lagu yang tadi Sammy ajarkan. Baru kali ini Sammy melihat Dimas menekuni sesuatu di luar hobi fotografinya. Ikut tim futsal fakultas? 1 bulan. Les Bahasa Inggris? 3 minggu. Memanah? 2 pertemuan. Berkuda? Sekali. Itu pun hanya untuk mentertawakan instrukturnya yang mirip Makibao.(Baca: Kartun tahun 2000-an awal dimana kuda pemeran utamanya adalah kuda kuntet dengan muka yang lebih mirip hibrida sapi dan babi)
"Sam, kayaknya gua udah mulai bisa. Ajarin lagu lainnya dong, yang Andien suka apa?" tanya Dimas menyodorkan gitarnya pada Sammy.
"Payung Teduh Dim, tapi hati-hati ya.." kata Sammy memperingatkan.
"Hati-hati kena.. Oh." Dimas tak jadi menyelesaikan pertanyaannya, iya ingat kalau Payung Teduh hanya akan mengingatkan Andien kepada Sammy.
"She always listen to it before she sleep, i wanna be her lullaby," ucap Dimas lirih.
"I know you do, i really wish she will open her heart for you Dim," ujar Sammy tersenyum. Ia langsung membuka google dan mencari chord gitar lagu-lagu Payung Teduh.
Sammy mulai mengajarkan kunci-kunci gitar lagu-lagu Payung Teduh kepada Dimas. Dimas memperhatikan sahabatnya menjelaskan dan memainkan gitarnya dengan serius. Putri tersenyum melihat Dimas yang akhirnya benar-benar memilih seseorang dan berusaha mati-matian untuk mendapatkannya.
"Sam, menurut lo apa yang bikin Andien suka sama lo?" tanya Dimas penasaran.
"Yah, mana gua tahu Dim, gak pernah nanya. Mungkin, karena gua deket sama keluarganya. Kalo lo mau dia cinta sama lo, lo harus belajar mencintai keluarganya juga," ujar Sammy mencoba menebak-nebak.
"Gitu ya.. Tell me more Sammy! Tell me more!" seru Dimas senyum-senyum memperhatikan Sammy antusias sambil bersender kepada sofa dengan kedua tangan di pipinya.
"Anjeng gak usah sok unyu gitu kenapa! Gua jadi deg-degan diliatin," ujar Sammy sedikit risih.
"Ayah Andien hobi banget mancing, kalo lo mau deket sama dia, lo ajak dia mancing tapi jangan bilang-bilang sama nyokap sama Andien. Mereka sekeluarga suka banget pizza. Whatever happened, don't cry in front of her. Gua inget Rayyan waktu nangis-nangis minta balikan, Andien malah jadi ilfeel. Dia bilang dia lebih suka laki-laki yang bisa nyembunyiin kesedihannya dia, jadi sandaran dia dan teman bicaranya di setiap masalahnya dia, bukannya malah nambah masalahnya. Dia mau punya imam untuk keluarganya, karena bokapnya terlambat mendalami agama islam, dia mau punya pacar yang bimbing keluarganya ke islam yang lebih sempurna. Dia seneng banget tiap gua ngimamin keluarganya meskipun cuma surat-surat pendek. Jangan pernah ragu nolong dia, dia akan selalu ngebales lo dengan menyenangkan. Intinya, be a family man Dim," Sammy menjabarkan panjang lebar.
"But i don't know how, gua bahkan gak pernah ngerasain bener-bener punya keluarga. Semua yang lo sebutin, bukan gua banget. Now i know why she loves you Sam," ucap Dimas pelan.
"That's why she will loves you more knowing how much you try," sahut Putri memeluk Dimas dari belakang.
"Kalo lo emang sayang sama dia, gua yakin lo bisa Dim. Gak ada lagi Dimas yang gonta-ganti pacar cuma buat nemenin dia jalan karena kesepian, devout your love for her. Kayak yang gua bilang, Andien itu orangnya simpel, kalo lo baik sama dia, dia bakal lebih menyenangkan ke lo," Sammy menambahkan.
"You're a good man Sam, semoga Nadhira juga bisa lihat apa yang gua dan Andien lihat," ujar Dimas kepada sahabatnya. Sammy hanya membalasnya dengan senyuman.
***
"WOY! NGUMPUL SEMUA DI RUANG TV!" teriak Dimas dari ruang tv memanggil sahabat-sahabatnya seperti Tarzan memanggil para simpanse untuk berkumpul.
"Kenapa Dim?" tanya Raga dan Nydo turun dari lantai dua. Tak lama Sammy, Jape, Putri dan Kunto mengikuti.
"Gak papa hehe.. Gua mau konser tunggal pertama di Kotak Amal. Gua udah bisa semua yang diajarin Sammy," ujar Dimas penuh semangat.
Dimas mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan milik Payung Teduh. Terlihat Dimas gelagapan memetik gitarnya dengan kunci-kunci yang meleset. Suaranya pun masih belum ada nadanya. Putri hanya tersenyum membatin, 'Hihihi.. Emang bukan bakat lo Dim. Cowok ganteng gak boleh terlalu perfect.'
"Gimana? Bagus gak?" seru Dimas menyudahi penyiksaan sahabat-sahabatnya.
"BAGUS BANGET! ASLI!" puji Putri berusaha menyemangati Dimas.
"ARE YOU JOHN MAYER IN DISGUISE?" ujar Sammy.
"PARAH SIH PARAH ANDIEN LANGSUNG KELEPEK-KELEPEK DENGERNYA," goda Nydo sambil membatin, "Iya kelepek-kelepek gak kuat denger suara kaiju ketiban kapal tanker.'
"AAAAAA MAS DIMAAAAS! ZINAHI AKU MAS!" teriak Jape membuka kaus dan memegangi dadanya.
"SERIUSAN? YAUDAH GUA BERANGKAT SEKARANG KE KOS ANDIEN," Dimas langsung semangat berniat untuk mengambil kunci mobilnya di kamar.
"Eeeeeeh ntar dulu Dim, Andien lagi beli softex. Eh, beli makan. Sama Fira. Bukan, sama Anka deh iya.. Tadi dia bilang ke gua," ujar sahabat-sahabat Dimas gelagapan dengan pernyataan tak seragam berusaha menghalanginya.
Tiba-tiba handphone Sammy berbunyi, ada pesan line masuk. Mungkin Nadhira mengabarkan mau makan atau keluar kosnya, ternyata Andien.
Sherandien Santika: Sam, dimana? Temenin beli makan boleh?
Sammy berpikir sejenak, ia melihat ke arah Dimas.
Samudra Alfaruq H.: Boleh dong, mau makan apa?
Sherandien Santika: Yaaaay! Makan apa aja Saaaam.. Yang penting ditemenin.
Samudra Alfaruq H.: Yaudah tungguin aja setengah jam lagi dijemput.
Sammy tersenyum, ia menepuk pundak Dimas. "Andien minta ditemenin makan tuh Dim, temenin dia gih," ucap Sammy.
"Serius? Beneran? Minta ditemenin makan? Anjrit grogi gua dinner sama Andien. Kok dia gak ngehubungin gua?" tanya Dimas.
"Katanya dia malu kalo mau ngomong langsung, udah sana ganti baju."
Dengan mata berkaca-kaca Dimas memeluk Sammy dan langsung bergegas ke kamarnya untuk berganti baju. Tak lama ia sudah keluar lagi rapih dengan kemeja dan celana chino yang tak asing bagi Sammy.
"Kemeja Visvim gua kenapa bisa ada di lo? Pantes gua cariin gak ada," tanya Sammy heran.
"No time to explain, gua udah ganteng kan Put?"
"As always Dimas," jawab Putri terkekeh dengan gaya Dimas yang mengikuti style Sammy jika keluar rumah.
"May the force be with you brother," ujar Sammy memeluk Dimas. Sahabatnya yang lain ikut memeluk Dimas mengikuti Sammy.
"May the force be with you all," sahut Dimas melepaskan pelukan sahabat-sahabatnya. Ia pun langsung berlari ke arah garasi penuh semangat dan kegembiraan. Putri tersenyum ke arah Sammy tahu bahwa Sammy yang diminta menemani Andien dan mengikhlaskannya untuk sahabatnya.
***
A/N: Hai para reader yang budiman. Bertanya-tanya ya kok bilangnya mau liatin Dimas pdkt ke Andien tapi kok malah Sammy - Nadhira lagi? Iya, abisan setelah dilihat draftnya, lebih prefer begini, akhirnya diubah deh. Daripada mereka cerita sendiri-sendiri mending dibarengin aja selipin sini situ dikit-dikit. Sabar ya, authornya jangan ditimpuk kapal tanker. Gimana Natal kalian yang merayakan? Udah gak sabar tahun baru nih!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top