Chapter VII: Bloom
Sammy: "Did you just read my mind?"
Nadhira: "I'm a Jedi, like my father before me."
Sammy: "Then, soon will i see you."
Nadhira: "Hahaha.. Okay, gua tunggu yaa.."
Sammy: "Andien udah cerita kalo gua mandinya lama?"
Nadhira: "Udah, abis mandi gua namatin satu season How I Met Your Mother kok Sam."
Sammy: "Hahaha.. Yaudah gua mandi ya. Daaaah.."
Nadhira: "Daaaah.."
"Did she just quote Star Wars? Did she Samudra?! Answer me young Skywalker!" Raga langsung gak santai.
"Iya, dia suka sama Star Wars, dan bener-bener nonton filmnya gak kayak kebanyakan cewek yang cuma sok-sok ngerti terus pake kaos Darth Vader atau Stormtrooper terus ditanya scene favoritnya dia gak bisa jawab," Sammy cengengesan.
Sammy menyalakan sebatang rokok, dan ke jemuran mengambil handuk. Ia mendengar suara mobil Dimas masuk garasi.
"Oi Sam, mau kemana lo?" Tanya Dimas sambil membuka sepatunya.
"Mau makan gua sama Nadhira. Kenapa?"
"Gak papa, pake mobil gua aja nih.. Rada mendung tadi gua liat di jalan."
Sammy langsung melihat ke jendela, dilihatnya memang langit Malang mulai menggelap. Ia mengiyakan tawaran Dimas dan mengambil kunci mobilnya lalu bergegas ke kamar mandi.
***
Selesai mandi Sammy melihat geng Kotak Amal di ruang tv lengkap sedang duduk manis sambil bermain kartu Uno.
"Sam good luck ya.. Go get the girl for me." Raga langsung bangkit dan memeluk Sammy.
Sahabat-sahabat yang lainnya ikut bangkit dan memeluknya, terdengar suara Putri pacarnya Jape dari dapur.
"Lunch is ready boys, today's special, gyutandon! Yah Sammy mau kemana? Udah gua masakin lho.." seru Putri sambil membawa nampan.
Kadang Putri dan Andien memang ke kontrakan memasak makanan bergizi untuk cowok-cowok generasi mecin ini, kalau tidak ada mereka tiap hari mungkin Sammy dan kawan-kawan cuma makan Indomie.
"Gua mau makan di luar Put, Andien suruh kesini aja biar jatah gua dia yang makan." sahut Sammy.
"Sama cewek yaaa? Cieee akhirnya Sammy jalan berdua cewek yang bukan Andien. Gak papa deh biar shift masaknya ada yang nambahin juga."
Sammy cuma senyam-senyum sambil memasang tali sepatunya dan langsung beranjak ke garasi.
Ia memanaskan mesin mobil Dimas beberapa detik dan langsung mengeluarkannya dari garasi. Mobil hitam itupun berlalu mengarungi jalanan Kota Malang.
***
Di jalan, Sammy menelpon Nadhira mengatakan kalau ia sudah jalan ke arah kosnya. Nadhirapun bersiap untuk turun ke lobby, tak lupa ia memberi makan kucingnya dan mengambil jaket Sammy lalu memakainya karena Nadhira tidak punya jaket untuk naik motor.
Nadhira menunggu beberapa menit sambil mengecek social media di handphonenya. Tak lama ada line masuk dari Sammy. Ia bergegas keluar dan tidak melihat ada motor di luar kosnya, Sammy turun dari dalam mobil dan melambaikan tangan lalu membukakan pintu untuknya.
Nadhira melihat Sammy dan menghampirinya. Ia melihat cowok dengan kemeja flannel merah-hitam yang tidak dikancing dengan kaus putih di dalamnya dan celana jeans biru gelap lengkap dengan boots Red Wings yang melengkapi tampilan Sammy siang ini.
"Hai Nad, udah namatin satu season-nya?" Sammy berusaha membuka pembicaraan.
"Udah Sam hahaha.. Kok gak jadi naik motor?" Jawab Nadhira sambil masuk ke dalam mobil.
"Mendung nih Nad, daripada keujanan ntar gua minjem mobil temen gua deh."
"Mobilnya Dimas ya?"
"Lho kok tau?" Tanya Sammy sambil memasukan perseneling dan mulai berjalan.
"Yang kita abis dari Puzzle itu dia ke kos malem-malem."
Raut muka Sammy berubah, ngapain Dimas kesini, malem-malem lagi. Sammy bertanya-tanya.
"Ngapain Dimas ke kos malem-malem?" Sammy penasaran.
"Gak tau Sam, ngobrol sama Andien sih."
'Apa ada hubungannya sama yang mau Dimas omongin ya?' pikir Sammy.
"Kenapa Sam?"
"Ah gak papa kok Nad, lo gak ke kampus hari ini?"
"Enggak Saaam, dosen gua lagi keluar kota sebel banget deh.." Nadhira cemberut dengan muka gemasnya membuat Sammy langsung tidak fokus dengan jalanan.
"Sabar aja ya Nad, emang gitu perjuangan skripsi, kadang pas kita lagi niat banget, pas dosennya malah berhalangan."
"Nyalain tape-nya ya Sam, oh iya ini iPod lo. Maaf ya gua pinjem beberapa hari hehe.. Gua denger-dengerin dikit, pengen denger musik yang beda aja." Nadhira mengambil iPod Sammy dari tasnya.
"Oh ya? Terus lagu top 3 dari iPod gua apa?" sahut Sammy sambil menyalakan tape mobil.
"Gua suka sama Aqualung yang Strange & Beautiful terus Walk With Me-nya Cosmo's Midnight, sama gua suka banget cover-nya Something About Us yang dibawain Balance & Traveling Sounds."
"Enak-enak kan lagu di iPod gua? Hehe.." dalam hati Sammy berseru 'Itu kan lagu top 3 guaaa!'
"Kapan-kapan iPod gua deh yang gua tinggalin di lo. Eh lo udah nonton Begin Again belom? Kayaknya seru ya berbagi earphone gitu keliling kota dengerin iPod berduaaa," seru Nadhira.
"Let's do it some other time," sammy menyahut sambil tersenyum. Itu pertama kali Sammy benar-benar melakukan inisiatif dengan spontan. Ia benar-benar membuka hatinya kepada perempuan yang sedang duduk di sebelahnya.
"It's a deal then," Nadhira membalas senyuman Sammy sambil menyodorkan tangannya.
***
Akhirnya rintik hujanpun mulai turun, sebenarnya jarak kos Nadhira dengan mal tempat Yoshinoya berada tidak seberapa jauh, namun Kota Malang hari ini sedang berkonspirasi untuk mengulur waktu Sammy dan Nadhira di dalam mobil. Tak lama intro lagu HiVi! mulai mengalun. Muka keduanya mulai bersemu merah dalam momen awkward itu.
Ketika ku mendengar bahwa
Kini kau tak lagi dengannya
Dalam benakku timbul tanya
Masihkah ada dia di hatimu bertahta
Atau ini saat bagiku
Untuk singgah di hatimu
Namun siapkah kau tuk jatuh cinta lagi
Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti ku tak merasa
Ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu
Hanya karena diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku
Kini ku tak lagi dengannya
Sudah tak ada lagi rasa antara aku dengan dia
Siapkah kau bertahta di hatiku, adinda
Karena ini saat yang tepat untuk singgah di hatiku
Namun siapkah kau tuk jatuh cinta lagi
Dalam hati, Nadhira bertanya pada dirinya, siapkah ia jatuh cinta dengan laki-laki yang duduk di sebelahnya. Iapun tertawa kecil.
"Lah kenapa Nad? Hahaha.. Kok tiba-tiba ketawa?" Tanya Sammy
"Gak papa Sam, gua kalo lagi dapet bukannya sensi malah suka gak jelas haha.."
Lalu Nadhira mulai menggumamkan nada lagu tersebut.
"Nyanyi juga gak papa kok Nad, meski bibir ini tak berkata bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita" Sammy langsung ikut bernyanyi mencoba memancing reaksi Nadhira.
"Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara," Nadhirapun ikut bernyanyi, suaranya memang tidak bagus, baru kali ini ia bernyanyi di luar kamar mandinya.
Nadhira melihat ke arah Sammy yang sedang menatap ke arah jalanan sambil bernyanyi, ia tersenyum kecil dan berkata dalam hati, 'Maybe'.
Keduanya melanjutkan obrolan-obrolan kecil mereka. Tak berapa lama akhirnya mereka sudah sampai di Malang Town Square.
***
Keduanya keluar dari parkiran mobil, Sammy mengecek barang-barang agar tidak ada yang tertinggal. Nadhirapun berjalan ke arah pintu masuk mal.
Sammy melihat Nadhira dari belakang, perempuan berambut pendek itu bergaya casual dengan jaket biru navy miliknya, celana jeans biru muda dan sepatu Vans Era yang seragam dengan jaket dan celananya. Ia bergegas menghampiri Nadhira.
Mereka menaiki eskalator berdampingan, kadang tangannya saling bersentuhan. Sammy geregetan ingin memegang tangannya daritadi. Keadaan Malang Town Square tidak begitu ramai begitu juga dengan Yoshinoya-nya.
"Mau pesen apa Sam? Paket aja kali ya gua laper banget nungguin lo mandi tadi." Nadhira bersiap memesan di depan kasirnya.
"Hahaha yaudah gua traktir deh.. Iya, gua paket yang original regular aja."
"Dua ya mas original regular, gak usah Sam gua paling gak suka ditraktir orang kecuali emang lagi ulang tahun orangnya."
Sammy membawa nampan sambil melihat-lihat meja yang tersedia. Mereka duduk di meja dengan sofa.
"Makan ya Nad, gua kalo lagi makan fokus lho."
"Iyaaa gua juga, makanya kalo sama temen gua kalo dia mau ngomong gua bilang ntar aja abis makan hehe.. Itadakimasu!"
Keduanya sama-sama fokus menghabiskan makanannya masing-masing. Sammy curi-curi pandang sesekali, melihat Nadhira makan dengan anggunnya. Selesai makan giliran Nadhira yang membuka pembicaraan.
"Udah sampe mana skripsinya Sam?"
"Ini udah konsul terakhir-terakhir Nad, udah mau sidang dikit lagi. Lo?"
"Yaaah enak dong.. Gua masih mau bab 3. Pusing banget baca buku Kedokteran, buat mukul maling juga langsung epilepsi dia."
"Hahaha tebel banget ya? Komunikasi emang gak ada apa-apanya sih kalo sama kedokteran."
"Katanya Andien kontrakan lo namanya Kotak Amal? Kenapa kok dinamain gitu?"
"Panjang sih ceritanya, tapi intinya gara-gara awalnya bingung mau namain kontrakannya rumah apa. Pas banget kita lagi pada di toko buku nyari buku-buku kuliah terus pas lagi di lorong sticker-sticker gitu, si Dimas nyari sticker kayak kantin atau ruang direktur gitu buat di kamarnya. Eh ada kotak amal yaudah dia ambil terus ditempel di depan pintu garasi, gitu sejarahnya sih."
"Oooh gitu haha kirain gara-gara kenapa. Lucu aja sih nama rumahnya Kotak Amal."
"Saking terkenalnya kontrakan gua, sampe banyak yang ngira kalo ada yang update location di Path Kotak Amal itu tempat tongkrongan atau café soalnya banyak yang sering main kesana sih sekedar main FIFA atau numpang wifi kadang juga kita sering ngundang rame-rame kalo bakar-bakaran soalnya emang gede banget sih rumahnya."
"Seru dong ya. Lo berapa orang ngontrak disana? Gak pernah sepi, enak, ada aja yang kesana jadi rame."
"Berenam gua sama cowok-cowok setengah waras itu haha.. Kalo lo Nad, kenapa ngekos disana?"
*deg*
Nadhira langsung teringat kejadian tiga tahun yang lalu. Sammy yang nyuruh Andien ngekos disana, dulu cowok itu juga bilangnya mau nyuruh sahabatnya ngekos disana karena deket sama kampus. Jangan-jangan? Tapi motor Sammy yang waktu itu ia lihat kan bukan Vespa klasik.
"Deket sih sama kampus, soalnya gua dulu jalan kaki belom naik mobil disini." Nadhira menerka-nerka apakah Sammy akan bercerita bahwa ia pernah menolong mahasiswi kedokteran yang juga kos disana. Kalau iya, berarti laki-laki yang selama ini ia kagumi akan keberanian dan keramahannya berarti laki-laki yang sedang ada di hadapannya.
Jantung Nadhira berdegup pelan menunggu kalimat selanjutnya yang terucap dari mulut Sammy.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top