Chapter II: Knight On A Metallic Grey Vespa
Sammy
*meong*
Kepala kecil Chewie mendorong-dorong kepala Sammy dari bantal, seakan menyuruhnya untuk bangun. Ia tak sadar tertidur pulas dengan botol beer kosong di tangan kanannya dan pakaian yang belum ia ganti. Ia pun berusaha untuk bangkit, terdengar ponselnya berdering tak keruan. Sammy mengernyitkan matanya sambil melihat ke arah layarnya.
Andien is calling..
"Banguuun! Bangun! Bangun! Bangun! Jam berapa ini? Gua sms, gua line, gua whatsapp gak ada yang dibales. Lo lupa punya janji sama gua? Cepetan gua sama future Mrs. Mosby udah siap mau berangkat nih."
Andien tahu kalau Sammy tidak membalas pesan darinya, pasti Sammy ketiduran, sedang di jalan, atau sedang asyik dengan motornya. Karena meskipun Andien tahu Sammy paling malas membalas pesan kecuali penting, ia adalah salah satu orang yang pasti langsung dibalas pesannya oleh Sammy.
"Sorry Ndien, gua ketiduran. Gua mandi bentar terus langsung jalan," ujar Sammy langsung berlari untuk mengambil handuk.
"Gua kenal sama lo udah enam tahun Sammy. Mandi bentar lo itu minimal 45 menit. Yang pake hair mask dulu lah, sabunan sama sikat gigi sampe dua kali lah, belum selesai mandi pake lotion, moisturizer, pomade. Cuci muka aja udah, lo mah pasti masih wangi."
"Gua naik motor gua yang Triumph."
"Oke, alasan diterima. Gua tungguin di Puzzle jam 8," Andien langsung mengiyakan, karena kalau Sammy sudah bawa motor Triumph dengan panggilan sayang Danish itu, ia mendadak jadi pembalap MotoGP gadungan.
Beberapa menit kemudian akhirnya Sammy selesai mandi, sudah rapih dengan kemeja putih, celana chino berwarna beige dan jaket harrington berwarna navy. Tak lupa parfum Hugo Boss Army dan jam tangannya, ia bergegas keluar kamar sambil memakai chukka Red Wings andalannya.
"Tumben rapih amat mau jalan sama Andien doang? Mau kemana lo?" Dimas, Raga, Kunto dan Nydo melihat Sammy terheran-heran.
"Wah gak setia kawan lo pada, nonton season baru Game of Thrones gak ngajak-ngajak gua. Gua mau dikenalin sama temennya Andien. Jape kemana?" ujar Sammy menanggapi teman-temannya yang sedang menonton di ruang tv.
Sontak semuanya langsung berdiri.
"SUBHANALLAH! ALHAMDULILLAH! Akhirnya kamar Sammy ada wangi-wangi perempuannya. Lo mau pinjem mobil gua gak Sam? Yuk semua gua traktir steak," seru Dimas sambil berputar-putar mengangkat tangannya seperti kerasukan.
Nydo langsung sujud, Raga langsung pamit ke kamar mandi untuk berwudhu, Kunto langsung menelpon orang tuanya, "Ma, kayaknya aku masih bisa lulus tahun ini."
Sammy keluar rumah dengan perempuan selain Andien merupakan sebuah mukjizat Tuhan Yang Maha Esa bagi teman-temannya.
"Ah rese' lo pada.. Enggak, gua naik motor aja deh udah ditungguin soalnya. Dim, lo udah jadi beli kaset Need For Speed yang baru belom?"
"Lo butuh kaset NFS? Abis ini gua langsung jalan ke Gamezone. Lo butuh apa lagi Sam? Lo butuh kondom? Ambil aja di kamar gua mau rasa apa tinggal pilih. Bilang sama gua lo butuh apa," sahut Dimas sambil memeluk Sammy.
"May the force be with you brother," kompak teman-temannya yang lain ikut memeluk Sammy.
Sammy melepas pelukan teman-temannya dan memberi hormat pada teman-temannya lalu langsung ke garasi.
Suara khas ketika motor Sammy dinyalakan terdengar dari garasi. Ia pun membuka pagar Kotak Amal, terlihat teman-temannya mengintip di jendela sambil berdzikir, berharap ini bukan tanda-tanda kiamat.
Sammy pun akhirnya berlalu bersama dengan suara exhaust dari motornya yang menderu. Ia melihat arloji Seven Friday miliknyaa, '19:19, kalo gua ngebut dikit masih sempet kok,' batinnya.
***
Nadhira
"Nad, lucu juga dua anak yang tadi. Yang Dimas ganteng bangeet kayak Zac Efron. Yang pake kaca mata juga cool-cool gemesin gimanaaa gitu," Seru Ayu yang sedang beres-beres bukunya di meja.
"Iya Nad, kayaknya dia naksir deh sama lo, rada salting (baca: salah tingkah) gitu dia pas salaman sama lo. Kocak liatnya.. Gua ngeliat gantungan kunci stormtrooper-nya, pasti dia suka Star Wars, cocok kaaan sama kriteria lo?" Nia ikut memanas-manasi.
"Tapi tadi dia diem doang, minta nomer gua juga enggak. Paling bingung aja sih dia soalnya kita banyak ngomong istilah kedokteran makanya kikuk gitu," jawab Nadhira sambil memasukkan macbook-nya ke dalam tas.
Ketiga mahasiswi itupun mulai berjalan keluar gedung fakultas. Ayu sudah ditunggu pacarnya di parkiran, sedangkan Nia nebeng Nadhira. Mereka berdua masih mau makan siang di Baegopa.
"Kenapa sih Nad, nyari cowok yang suka Star Wars? Kayaknya mantan lo enggak begitu suka deh," tanya Nia sambil berjalan ke arah mobil Nadhira.
Nadhira melihat sebuah mobil BMW 325i berwarna merah memasuki area parkir Fakultas Kedokteran.
"Ntar aja gua ceritain abis makan di Baegopa. Udah mau gerimis nih Ni, lo tau Malang kalo udah hujan gimana macetnya."
Sebenarnya Nadhira takut kalau pengemudi BMW tadi ternyata mantannya. Ia malas harus berinteraksi dengan Adam yang sudah menduakannya. Nadhira buru-buru masuk ke dalam Yaris putihnya dan mulai berjalan keluar dari area kampus.
***
Sesampainya di Baegopa, Nadhira langsung memesan menu favoritnya japanese curry rice and tamago nigiri. "Jangan pake sayur apapun ya mas! Ni, lo mesen apa?"
"Gua samain aja deh sama lo, tapi pake sayur. Sama iced matcha green tea latte dua mas. Gua tau banget lo pasti mesen minum itu." Nia menambahkan.
Selang 15 menit kemudian, semua pesanannya datang. Keduanyapun langsung menyantap curry rice mereka. Nadhira melihat ke arah jendela, hujan turun cukup deras. Suara musik dari speaker restoran itupun sedikit dikeraskan agar tidak tertutup suara hujan, With or Without You dari U2 mulai mengalun sendu.
"Jadi, gimana ceritanya?" Nia langsung menginvestigasi Nadhira yang baru selesai makan.
Akhirnya Nadhira menceritakan kejadian 3 tahun yang lalu. Lengkap dengan Vespa abu-abu metaliknya, kaca mata bulatnya, keramahannya, kesunyian canggung menenangkan yang membuat waktu begitu cepat disekitarnya, kekikukannya, dan pin Darth Vader yang menggantung di cermin mobilnya. Nia sedikit berkaca-kaca mendengarkannya.
"Sweet banget siiih.. Terus siapa nama 'Ksatria Ber-Vespa Abu-Abu Metalik' yang nolongin lo?"
Nadhira hanya terdiam.
"Jadi lo gak tau? Kenapa gak lo tanya? Terus lo mau nunggu tiba-tiba cowok itu dateng lagi nolongin lo? Hello, dikira hidup kayak ftv," Nia sewot.
"Ya gimana, gua udah gak mood ngapa-ngapain waktu itu, coba lo ngerasain jadi gua. Kesel, sedih, capek semua jadi satu."
"Kalo gua ngerasain jadi lo? Udah gua bawa ke kamar itu laki," ujar Nia menggoda Nadhira.
Nadhira mengangkat tangan, tanda meminta bill. Setelah membayar, Nia meminjam payung kepada waiter agar mereka bisa ke mobil tanpa kehujanan. Keduanya masuk ke mobil, satpam membantu mengambil payung yang dipinjam tadi dan benar saja, begitu keluar gerbang restoran jalanan Malang sudah macet.
***
"Sorry ya Nad, gua jadi ngerepotin lo. Macet banget tadi gak nyangka. Lo mau mampir gak?" Nia menawarkan Nadhira untuk mampir.
Ingat ia punya janji dengan Andien, ia menolak Nia dengan halus. Nadhira langsung melanjutkan perjalanan ke kosannya. Saat melewati Jembatan Soekarno-Hatta, Nadhira berjalan pelan berharap ada motor yang ia kenal. Ia melihat trotoar tempat dimana ia pertama kali bertemu dengan 'Ksatria Ber-Vespa Abu-Abu Metaliknya'. Sambil tersenyum kecil, ia sedikit mempercepat laju mobilnya melewati jembatan penuh kenangan.
Sampai di kos, Nadhira langsung memarkir mobil seadanya. Toh nanti ia keluar lagi fikirnya. Ia langsung naik ke lantai dua dan masuk ke kamar. Sedikit lelah karena menerjang kemacetan, Nadhira memejamkan matanya sejenak. Kucing ragdolls-nya ikut berbaring di dekat lengannya. "Hi Daisy, how was your day?" Daisy hanya mengeong. Kelelahan, mata Nadhira pun tanpa sadar terpejam.
***
*dok dok dok*
Suara pintu diketuk membangunkannya, ia langsung bangkit dari kasur dan membuka pintunya. "Eh Andien, jam berapa ya sekarang?"
"Lo tidur yaa? Belom gua kenalin aja udah jodoh hihi.. Udah mandi sana shalat maghrib. Udah jam 6 nih, gua mau minjem catokan lo, punya gua rusak coba."
"Nih, gua mandi dulu ya Ndien."
Nadhira berjalan ke kamar mandi. Sambil melihat layar ponselnya takut ada yang menghubunginya karena penting. Ada satu nama yang menganggunya, Adam. Ia masih belum mau berbicara dengan mantannya setelah putus dua minggu lalu. Ia tidak mau merusak kesempatan orang baru yang mungkin masuk ke dalam kehidupannya karena ia kesal setelah berbicara dengan mantannya hari ini.
Sejam berselang, Andien kembali ke kamar Nadhira untuk mengembalikan catokannya. Ia melihat Nadhira sudah rapih dengan trapeze dress hitam, floral flat shoes dan make-up natural andalannya. 'Memang Nadhira sudah cantik, gak usah dandan juga udah cantik-cantik aja,' dalam hati Andien.
"Yuk Nad? Mudah-mudahan aja si Sammy gak cuma pake kaos sama jeans."
"Eh gua overdressed ya?" Nadhira berseru panik. Andien menggeleng dan mengajaknya turun ke bawah. Ponsel Andien tiba-tiba bergetar, ia langsung mengambilnya dari dalam tas miliknya dan memeriksa pesan yang masuk, ternyata dari Sammy.
Text Message
Mon, Nov 2, 19:09
On the way
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top