P | 5

"Hei, mobilku bagaimana?" Mingyu merendahkan netranya kepada wanita yang memiliki tinggi hanya sebahunya itu. Wanita itu berdiri dengan angkuh di pinggir jalan bersama tongkatnya. Dan entah kenapa Mingyu ingin tertawa melihatnya. Padahal ia baru saja mengetahui wanita itu bisa melakukan apapun tanpa tongkat di tangannya. Dan sekarang wanita itu bertingkah seolah-olah tongkat adalah penunjuk jalannya. Konyol.

Wallenda tidak menjawab dan wanita itu berjalan menyebrangi zebra cross mengabaikan Mingyu yang mengikutinya dari belakang. "Hei aku berbicara dengamu!" Mingyu meninggikan suaranya ketika orang-orang berlawanan arah melewati dirinya yang hampir kehilangan sosok Wallenda di sana. "Wallenda!" Mingyu memanggil nama panggung wanita itu karena ia benar-benar tenggelam bersama orang-orang yang terus menabrak bahunya terburu-buru.

Lalu Mingyu menemukan sebuah tongkat berujung tumpul muncul di sela-sela kerumunan orang yang menghalangi pandangannya. Mingyu memegang ujung tongkat itu dan dirinya di tarik keluar dari kerumanan orang di sana. "Tongkat ini untuk membantu orang tersesat di zebra cross sepertimu." kata Wallenda yang baru saja menolong pria itu lalu kembali melangkahkan kakinya menjauh.

"Aku bertanya mobㅡ"

"Aku akan menggantinya, segera." Wallenda kembali menyela ketika Mingyu berhasil menyusul langkahnya yang terburu-buru. "Sementara waktu kita akan memakai mobilku, atau jika kau ingin menghemat, kita bisa menggunakan transportasi umumㅡmengingat biaya parkir di Rusia sangat mahal untuk dua jamnya."

"Lalu sekarang kita akan kemana? Dengan koper besar ini."

Wallenda melirik kepada koper besar yang tidak memiliki isi di dalamnya itu sesaat. Lalu kembali memandang ke arah lain. "Mengambil beberapa pakaianku. Aku akan tinggal di tempatmu."

"Apㅡtunggu dulu. Kau tidak bisa melakukan ini tanpa persetujuanku." Mingyu memotong langkah Wallenda dimana pria itu berhasil berdiri dan menghadap wanita itu sekarang. "Kita baru bertemu hari ini dan kau telah mengatakan bahwa aku masuk dalam pembersihan, aku belum mengatakan apapun kepada temanku mengenai ini. Dan jikaㅡ"

"Kau bisa menelponnya sekarang dan katakan nyawamu bergantung kepada Zurichㅡkarena cepat atau tidaknya pria pantonim itu mengurus data yang salah, nyawamu tergantung kepadanya."

Mingyu menggeserkan langkahnya ke kanan ketika Wallenda akan melewatinya, "Kau tetap tidak bisa tinggal di tempatku."

Wallenda mengangkat kepalanya, "Ya kalau begitu aku akan tinggal di tempat temanmu."

"Begitu juga dengannya."

"Jangan berdebat denganku."

"Tidak sebelum kau berhenti berpikir untuk memasukkan pakaianmu ke dalam koper ini."

Wallenda menyipitkan matanya, "Aku di sini mencoba untuk menjagamu. Tolong jangan mempersulit."

"Kau hanya bertanggung jawab karena kesalahan data yang kau terima." Mingyu membalas. Dan Wallenda pada akhirnya mendesah kasar mengambil koper besar miliknya dari tangan pria itu. "Menyingkir kau." Wallenda mendorong bahu Mingyu dengan telapak tangannya dan kembali ia melebarkan langkah kakinyaㅡmeski pada akhirnya pria tan itu juga berhasil untuk kesekian kalinya menyusul langkahnya.

"Aku serius dengan perkataanku tadi." Mingyu memberi peringatan dengan netranya yang sedikit mengancam.

Wallenda mengibaskan tangannya, "Jangan dekat-dekat. Napasmu bau makaroni."

"Tidak. Aku akan terus seperti ini sampai kau mau berhenti." Mingyu mendekat dan membuka mulutnya membuang napasnya kepada Wallenda membuat seluruh orang yang melewati keduanya menatap heran.

"Sialan." Wallenda mengangkat kedua tangannya dan memukul asal ke udara berharap dapat menyerang wajah laknat di sampingya, "Dimana wajahmu, ha?"

Mingyu memundurkan kepalanya dan menangkap kedua tangan wanita itu dengan mudah, "Aku serius, Wallenda. Aku tidak bisa membawamu untuk tinggal bersamaku atau bahkan bersama temanku."

"Kenapa? Apa kalian memiliki kekasih?" Oh, pembicaraanku jauh melenceng sekarang.

"Bukan." Mingyu melepaskan genggamannya dan kembali melanjutkan, "Aku dan temanku tinggal di perumahan khusus. Tidak bisa sembarang orang masuk."

Wallenda terdiam sesaat. Oh, perumahan khusus. Ia ingat, Zurich mengatakan bahwa Mingyu adalah warga negara Korea Selatan, dan salah satu dari empat ratus warga Asia yang bekerja di pabrik Nuklir. "Di Rusia, orang Asia memiliki perumahan sendiri dengan pengawasan langsung dari pemerintah mereka."

Jadi, ini yang dimaksud oleh Zurich. Wallenda membuang napas sama dari hidugnya lalu sedikit mengambil jarak dari pria itu. "Aku hanya memastikan kau ada dalam pengawasanku."

"Mungkin ada cara lain. Kita akan pikirkan bersama setelah aku berbicara dengan temanku."

Wallenda lalu berjalan bersama Mingyu yang mencoba menghubungi Doyoung sekarang. Kemudian nada sambung ketiga, Mingyu mendapati suara teriakan dan terengah-rengah dari temannya di sana. "Doyoung?"

"Astaga Tuhan! Akhirnya kau menelponku! Aku mencoba menghubungimu berkali-kali dari tadi!"

"Kau baik-baik saja? Kenapa suaramu terburu-buru?"

"Seseorang tewas di dalam lift. Aku bersamanya terjebak di dalam lift sekarang."

"Tunggu, apa?" Wallenda mengangkat kepalanya ketika menemukan nada meninggi milik Mingyu berbicara kepada orang di seberang sana. "Hanya kau dan orang itu di dalam lift?"

"Ya. Hanya kami berdua. Aku sudah menekan tombol darurat dan mencoba berbicara kepada security melalui panggilan darurat juga. Keduanya sama-sama tidak berfungsi. Kau harus ke sini sekarang karena aku mencoba untuk tidak memuntahkan isi perutku di dalam lift ini."

"Dimana kau sekarang?" Mingyu lalu menarik salah satu tangan Wallenda dan memaksa wanita itu untuk mengambil langkah yang sama dengannya. Menghentikan taksi dengan cepat dan masuk ke dalam taksi itu bersama Wallenda. "Tolong antarkan kami ke perusahan Gazprom." Mingyu mengulang perkataan Doyoung kepada supir taksi di depannya.

"Tidak ada cctv di sana?" Mingyu kembali bertanya kepada Doyoung.

"Ada. Tapi kulihat, led merah di bawah kameranya mati. Jadi kusimpulkan itu tidak berfungsi."

"Kau berada di lantai berapa?"

"Aku.." Doyoung menatap kepada layar kaca berwarna merah di dekat pintu lift, "Lantai satu. Tapi sepertinya posisiku saat ini berada di tengah-tengah. Karena aku tidak mendengar apapun selain suaramu."

Mingyu mengerutkan dahinya dan mendecak, "Aku sedang dalam perjalanan ke sana."

*

Mingyu menemukan semua orang di lantai satu berkumpul di depan lift mengelilingi tiga orang pekerja berat membuka paksa lift itu dengan alat-alat mereka. Mingyu memasuki kerumunan orang itu dan menemukan garis oren di depannya sebagai pembatas bahaya.

Ia mendecak samar dan pada akhirnya memutuskan untuk melewati garis itu dan berbicara kepada manejer yang berdiri menatap kepada ketiga pekerja berat yang dipanggilnya.

"Apa yang Anda lakukan di sini? Mohon kembali ke garis yang telah ada," manajer itu mencoba mendorong perlahan bahu Mingyu dan pria tan itu menyingkirkan tangannya dengan cepat. "Ada satu orang tewas di dalam lift dan satu orangnya lagi sedang mencoba untuk tidak memuntahkan isi makanannya di dalam lift sekarang. Sementara pekerja ini tidak melakukan apapun untuk membukan liftnya."

"Mereka sedang berusaha. Mohon bersabarlah."

"Ini sulit," tiba-tiba salah satu pekerja berat itu berdiri dan berkata kepada manajer Gazprom, "Ketika kami mencoba melubangi pintunya, ada sandi di dalamnya."

"Apa? Sandi apa maksudnya?"

"Seseorang meletakkan sesuatu di balik pintu lift mencegah untuk tidak menghancurkannya. Dan jika kami terus melakukan itu, aku kira sesuatu di dalam lift akan meledakㅡmengingat ada sandi yang harus diterjemahkan di sana."

"Kita butuh kriptografer(1) sekarang." Manejer itu mulai membuka ponselnya dan mencari seseorang yang dapat membantunya sekarang.

Mingyu mengerut. Kriptografer? Tunggu, Doyoung juga seorang kriptografer. Tapi ketika ia mencoba menelpon lagi, hubungan telpon itu tidak tersambung dan kembali Mingyu mengerang kesal.

"Permisi. Tolong beri jalan untuk tunanetra," Wallenda melewati garis oren itu bersama tongkatnya dan menghampiri Mingyu bersama manajer Gazprom, "Ada apa lagi?" tanya wanita itu kepada Mingyu.

"Kita butuh kriptografer sekarang. Seseorang memasang sandi pada pintu lift. Dan jika dipaksa untuk dihancurkan kemungkinanㅡ"

"Cukup," Wallenda melewati keduanya dan berjalan kepada ketiga pekerja berat itu. "Pak, bisa kau letakkan tanganku di atas tulisan sandinya karena aku tidak bisa melihat."

"Yaㅡtapi ini bukan tulisan braille."

"Tidak apa-apa," Wallenda tersenyum dan memberikan tangannya, "Tolong tunjukkan sandinya padaku."

Enam menit kemudian Wallenda menatap kepada pekerja di sebelahnya, "Pak, ini sandi Navajo(2)."

"Sandiㅡapa?"

"Navajo. Tidak ada kriptografer yang bisa memecahkan sandi ini. Terakhir kali yang menggunakan sandi ini adalah Amerika Serikat untuk perang Dunia II," jawab Wallenda.

"Jadi kita harus bagaimana?"

Wallenda lalu sedikit mendekatkan wajahnya kepada pekerja itu, "Tolong panggilkan pria Asia yang berdiri di belakang Anda."

Salah satu pekerja itu memanggil Mingyu dan Mingyu segera melangkah dengan cemas, "Bagaimana?"

"Tidak bisa. Ini sandi Navajo, kriptogtafer manapun tidak akan mampu menerjemahkannya," jawab Wallenda tenang.

"Kau tidak bisa melakukan apapun untuk menolong temanku?"

Wallenda terdiam lalu mengangkat kedua bahunya, "Aku hanya tukang sirkus yang bermain di mimpi orang. Mau berharap apa kau dengan orang buta sepertiku?"

"Tapi kauㅡ" Mingyu menahan kalimatnya di udara lalu mendesah kesal. "Astaga bagaimana ini?"

"Kecuali kalau kau percaya ada sihir di dalamnya."

Saat itu Mingyu benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan Wallenda tetapi yang membuat pria itu terkejut adalah, bagaimana wanita itu untuk pertama kalinya berbicara bahasa Ibunya dengan fasih. Kemudian tangan wanita itu kembali menutup kedua matanya dan mengatakan sesuatu yang pernah ia dengar sebelumnya.

"Uhaji."

*

Navajo Code. Sandi yang digunakan Amerika Serikat dalam perang Dunia IIㅡini juga salah satu poin penting yang membuat Amerika Serikat memenangkan perang Dunia. Kriptografer atau pembaca sandi bahkan tidak bisa memecahkan sandi ini.

*

A/n : cerita ini terinpirasi dari film The Purgeㅡtentang pembersihan selama satu hari di Amerika. Tapi aku cuma angkat tema pembersihannya sebagai masalah utama cerita ini, sisanya pure dari ideku sendiri.

Coba komen dong visual wallenda dari imagine kalian gimana? Aku mau tau. He he.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top