P | 2
"Hei, buka matamu." Mingyu membuka matanya tiba-tiba dan meraup napas sebanyak mungkin. Semua penonton sirkus menatap kepadanya dengan tertawa dan kemudian bertepuk tangan kepada pertunjukkan dari Wallenda(1)ㅡwanita yang berdiri di panggung sana yang telah membuat Mingyu bermimpi begitu mengerikan. Sialan, itu tadi benar-benar nyata. Mingyu menerima sapu tangan dari Doyoung dan menyeka keringatnya yang bercucuran dengan deras. Astaga Tuhan. Ia menatap kepada wanita buta yang memiliki kemampuan menakjubkan itu dari kursi penontonnya.
"Bagaimana perasaanmu?" Doyoung bertanya setelah pertunjukkan selesai dan menatap temannya itu dengan senyuman mengejek.
"Berisik." Mingyu mendesis mengeratkan mantelnya ketika angin musim dingin kembali menerpanya. Aku butuh kopi. Maka, Mingyu melangkahkan kakinya sedikit lebih jauh dari tenda utama sirkus dengan Doyoung yang mengikutinya di belakang. Memesan dua kopi hitam dan duduk di kursi kayu menatap kepada orang-orang yang berlalu-lalang di depannya. Mingyu sesaat termenung memikirkan ulang dengan mimpi yang ia alami tadi. Tidak, itu bukan mimpi. Itu benar-benar seperti aku pernah mengalaminya. Mingyu merasa bahwa semua yang ia rasakan, sentuh, dan lihat itu benar-benar nyata. Bahkan ketika ledakan itu terjadi, hingga semua kepala manusia menggelinding ke tanah, Mingyu merasa sangat yakin itu tadi sangat nyata. Tetapi, fakta bahwa wanita buta di mimpinya ternyata Wallenda sendiri yang mengendalikan mimpinya, Mingyu kembali menghela napas samar. Sadarlah, Ming. Ini hanya pertunjukkan kelas atas dari sirkus. Membuka matanya dan kedua telinganya mendengarkan Doyoung yang berbicara tentang proyek besar nuklir yang sedang dikerjakan Rusai bersama negaranya.
"Aku tidak mengerti dengan pola pikir orang Rusia, maksudku tidakkah kau lihat mereka mengatur jadwal orang-orang Asia yang bekerja di negara ini dengan seenaknya? Ditambah lagi, ini sudah mau memasuki bulan Desember. Seharusnya kita bisa pulang ke Korea dan bertemu keluarga kita di sana. Bukannya malah bekerja lembur seperti ini."
Mingyu meneguk kopinya sendiri dan samar-samar pembicaraan Doyoung kembali tenggelam karena pikirannya. Menatap pantulan langit Moskow yang berwarna abu-abu dari kopinya lalu menghela napas samar. Mari kita lupakan. Kemudian ketika ia mengedipkan matanya, Mingyu menemukan sosok pantonim dari pantulan kopinya. "Tuan." Mingyu mendongak dan pantonim itu benar-benar berdiri di depannya dengan selimut tebal yang membalut tubuhnya.
"Wallenda menitipkan ini kepada Anda berdua." Pantonim itu berkata dengan bahasa Rusia tetapi logatnya dapat Mingyu ketahui bahwa pria itu berasal dari San Marinoㅡkota kecil di tengah-tengah Italia. Memberikan dua permen terbungkus merah mengkilap dan dua tiket bertuliskan Fantome Circus kepada dirinya dan Doyoung. "Beliau mengatakan penyesalannya karena telah memberikan ilusi mimpi yang terlewat batas. Sebagai gantinya, beliau ingin Anda berdua hadir di pertunjukkan utama lusa nanti. Ini tiket eksklusif jadi mohon dibawa hingga pertunjukkan selesai."
"Maaf tapi aku dan temanku tidak bisa menghadirinya." Mingyu menolak halus dengan Doyoung yang mengangguk setuju. "Kami memiliki pekerjaan yang menumpuk mulai lusa nanti. Katakan kepadanya, aku benar-benar terkesan dengan pertunjukkannya dan kalau ada waktu, aku ingin mengunjungi tempat pelatihan kalian dan berbicara langsung dengannya."
Pantonim itu terdiam beberapa detik kemudian, lalu ia kembali berbicara, "Wallenda tidak menyukai jika kebaikan hatinya ditolak, Tuan. Setidaknya jika Anda memaafkannya datanglah ke pertunjukkannya nanti meskipun terlambat."
*
Lusanya Mingyu tidak menyangka bahwa ia menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Doyoung memintanya untuk pergi ke sirkus itu tanpa dirinyaㅡpria bermata kelinci itu masih belum selesai dengan pekerjaan tambahannya. Mulanya, Mingyu terlalu malas untuk pergi ke pusat kota hanya untuk menyaksikan pertunjukan yang sudah ia lihat lusa laluㅡini sama saja seperti kau menonton ulang siaran televisi, tetapi ketika ia memikirkan bahwa apartemennya benar-benar sepi dan membosankan, maka Mingyu melangkahkan kakinya kembali ke tempat sirkus itu.
Dan ia sedikit melebarkan kedua matanya ketika dirinya keluar dari taksi dan menemukan sebuah papan besar yang tebuat dari logam berwarna emas bertuliskan nama sirkus tersebut. Tenda-tenda yang terlihat lebih mewah dari terakhir ia lihat dan orang-orang yang datang membawa tiket yang sama dengannya hari ini benar-benar menggunakan pakaian terbaiknya. Mingyu menemukan beberapa wajah yang ia sering lihat di televisi. Ada beberapa artis, kolega pemerintah, dan penyanyi opera yang datang. Sepertinya pertunjukkan hari ini berbeda dari yang sebelumnya. Mingyu sedikit menyayangkan Doyoung tidak menyaksikan pertunjukan eksklusif ini.
Mengambil duduk di posisi tengah, Mingyu melepas mantelnya dan menyisakan jas serta kemeja hitamnya. Membuka ponselnya dan mengambil gambar dari beberapa artis yang di dekatnya lalu mengirimkannya kepada Doyoung. Hari ini, aku beruntung. Mingyu membaca ulang pesannya lalu kembali menutup ponselnnya dan menatap kepada sekitar. Acara belum dimulai, tetapi seluruh kursi sudah dipenuhi oleh orang-orang kelas satu dengan bau parfum menyengat. Bahkan terparahnya adalah, Mingyu dapat menemukan banyak wanita yang menggunakan dress dengan potongan rendah di punggungnya. Sesaat ia memikirkan apakah mereka tidak merasa kedinginan dengan pakaian seperti itu, tetapi Mingyu segera sadar bahwa suhu di tenda besar ini benar-benar hangat. Luar biasa. Sekali lagi Mingyu mengangumi orang-orang yang telah bekerja keras di belakang panggung ini dan desain tenda yang dibuat dengan gaya 1800-annya.
"Maaf, Anda sudah mendapatkan minuman karamel di pintu masuk tadi?" Mingyu mengangkat kepalanya dan seorang pria dengan bintik-bintik merah di permukaan kulit putihnya, berbicara kepadanya. "Ah, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin memberikan ini. Aku kelebihan mengambilnya di depan pintu masuk tadi."
Allorde, komedian muda yang baru naik daun dua tahun belakangan ini tengah berbicara kepadanya. Dan Mingyu benar-benar tidak menemukan kata-katanya selama dua detik ke depan, seorang artis papan atas berbicara kepadaku sekarang. "Tuan?" Allorde kembali memanggilnya, dan pria berkulit tan itu mengedipkan matanya lalu tertawa hambar sebelum berbicara.
"Ah maafkan aku. Dan ya, aku belum mengambil minumannya, aku tidak melihat ada minuman seperti ini di depan tadi. Mungkin aku terlalu terpana dengan desain sirkusnya yang menakjubkan."
Allorde tertawa dan memberikan salah satu minumannya kepada Mingyu lalu mengambil duduk di sebelahnya, "Anda terlalu berlebihan, Tuan."
"Yah..aku baru pertama kali melihat tempat yang seperti ini. Rasanya seperti kembali ke era 1800-an."
"Benar." Allorde mengangguk, "Aku juga sudah lama sekali tidak melihat suasana sirkus seperti ini. Dan bolehkah aku bertanya, bagaimana Anda mendapatkan tiket untuk menghadiri pertunjukkan ini?"
"Bagaimana?" Mingyu mengulang dan dahinya mengerut. "Kukira semua orang di sini membelinya seperti memesan di online atau mengantri langsung."
Allorde kembali tertawa, sekarang pria itu menampakkan deretan giginya yang sedikit tidak rapih. Sesuai sekali dengan pekerjaannya. "Aku juga mengira awalnya seperti itu. Tapi, jujur saja aku mendapatkan tiket ini dari seorang pengantar makanan cepat saji dua hari yang lalu. Kukira ini adalah tiket yang tersasar, tetapi ketika aku menanyakan kepada Mr.Rigold yang duduk di sana itu, beliau juga mendapatkan tiketnya dari seorang badut. Tidak hanya itu, aku juga sudah menanyakan empat orang di dalam tenda ini, dan jawaban mereka juga samaㅡmendapatkan tiketnya dengan cara yang..bagaimana ya aku memilih katanya..unik?"
Oh, wow. Mingyu sedikit melebarkan matanya dan mengangguk. Sejujurnya ia tidak perlu mengetahui apa yang pria itu lakukan kepada orang lain, cukup katakan semua orang di sini mendapatkan tiketnya dengan cara yang berbeda. Mingyu sudah sangat mengerti. Tetapi, bukan orang Rusia namanya kalau tidak menunjukkan kemampuan berbicaranya dengan fasihㅡdan sombong. Apalagi ini tentang bagaimana cara semua orang di tenda ini mendapatkan tiketnya. Yah, Mingyu sedikit mendapatkan informasi, terima kasih Allorde.
"Aku mendapatkan tiket ini dari seorang pantonim lusa lalu." Mingyu membuka suaranya kembali setelah Allorde selesai meneguk minumannya. "Aku ke sini ingin melihat pertunjukkan Wallenda. Anda tahu? Wanita yang memiliki kemampuan ilusi dan mengontrol mimpi orang seenaknya itu?"
"Oh si gadis buta?" Mingyu mengerutkan dahinya tidak menyukai bagaimana pria di sampingnya menyebut orang lain dengan kekurangannya. Seperti orang yang tidak punya pendidikan. "Aku selalu melihat pertunjukkannya dari televisi, untuk mendapatkan tiket menontonnya sangat susah sekali. Karena itu, ketika aku menerima tiket ini tanpa pikir panjang aku langsung mengosongkan jadwalku hari ini hanya untuk menontonya. Kudengar dari petugas yang memberi minuman tadi, Wallenda akan meledakkan kepala binatang tanpa ada darah yang keluar. Terdengar menakutkan dan aneh bukan? Tetapi, kata petugas itu lagi, semuanya sudah aman dan terkendali."
Meledakkan kepala binatang itu tindakan yang tidak punya otak, bodoh! Mingyu mengerutkan dahinya dengan sangat dalam. Bukankah ini harus dilaporkan ke polisi. Mingyu kemudian akan membukan ponselnya, tetapi ketika ia melihat layar ponselnya yang menyala, Doyoung menelponnya. "Aku permisi keluar sebentar. Temanku menelpon." Mingyu berdiri dari kursinya dan keluar dari tenda. "Ya?" Mengambil langkah sedikit jauh ketika suara Doyoung tidak dapat di dengarnya. "Kau mengatakan apa? Aku tidak bisa mendengarmu."
"Pekerjaanku sudah selesai, dan aku akan pergi ke sirkus itu. Kau dimana?"
Mingyu menatap jam tangannya. Jam delapan. "Aku sudah berada di tempat sirkusnya. Perlukah aku menunggumu di depan gerbang masuk?"
"Tidak perlu, aku akan mampir sebentar membeli sesuatu. Sebaiknya kauㅡ"
Mingyu tiba-tiba menjauhkan ponselnya dari telinga dan berbalik. Menemukan tenda besar tadi meledak hingga beberapa tenda kecil di sekitarnya terbawa oleh ledakan besar tersebut. Kemudian, menemukan ratusan orang berteriak dan berlari keluar, Mingyu lalu kembali memasangkan ponselnya ke arah telinga, "Doyoung kau masih di sana?!"
"Hei, ada apa di sana? Dan kenapa suaramu terㅡ"
"Jangan ke sini. Ada ledakan besar yang baru saja terjadi!"
"Apㅡtunggu di sana. Aku akan menjemputmu."
"Tidak! Kau harusㅡ"
"Tuan."
Mingyu menghentikan pembicaraannya. Alisnya mengerut dengan jelas ketika menemukan Wallenda berdiri di sampingnya dengan selimut yang membaluti tubuh wanita itu. Netranya yang menatap kosong ke arah lain itu berhasil membuat Mingyu tidak dapat bergerak selama beberapa detik.
"Apa yang Anda lakukan di sini? Bangunlah. Anda sudah terlalu jauh masuk ke dalam mimpi, Tuan."
*
(1) Wallenda : julukan untuk masyarakat sirkus di abad-18.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top