P | 12

Empat hari kemudian, Zurich kembali dengan setelan mantel murahannya yang ia beli di pasar biasa ketika musim gugur. Berbicara dengan Thony dan bertanya bagaimana kabar Mingyu selama tinggal bersama sirkus besar ini. "Baik-baik saja. Apa dia adalah tipikal orang yang jarang berbicara?"

Zurich tidak mengerti dan bertanya, "Maksudmu?"

"Dia tidak banyak berbicara. Temannya yang mirip kelinci itu bahkan dianggapnya angin lalu ketika berbicara." Ujar Thony mengulang lebih rinci. "Wallenda akhir-akhir ini juga tidak terlalu sering ikut dalam pertunjukkan. Urusan negara, katanya. Aku tidak tahu itu sebuah ungkapan kata atau dia benar-benar serius dengan itu."

Zurich tidak tahu jika ada sesuatu yang salah antara Mingyu dan Wallenda. Tapi bukannya mereka berdua dari awal memang sudah seperti itu? Zurich kemudian menemukan Mingyu di dalam tenda mengetik sesuatu di laptonya. "Kim." Zurich memanggil dan pria itu mengangkat kepalanya dengan kacamata kecil yang ada di hidungnya. "Sibuk?" tanya Zurich mencoba membuka pembicaraan dengan baik.

"Sedikit membantu temanku dengan pekerjaanya." Mingyu menjawab dengan suara parau menunjukkan hitungan angka dan sebuah gambar di layar laptonya dimana yang hanya ditangkap Zurich itu seperti sebuah tabung besar. Bibir pria tan itu terlihat pucat dan kering. Zurich menjadi sedikit cemas. "Wallenda memperlakukanmu dengan baik?" tanyanya.

Mingyu mendengus tetapi pria itu sedetik kemudian menunjukkan senyumannya, "Apa aku terlihat begitu buruk?"

Zurich tersenyum masam. Sangat buruk. Kim Mingyu yang terakhir kali Zurich lihat seperti orang kelas satu yang berjalan di pusat kota Moskow. Dan sekarang... pria di hadapannya ini terlihat seperti.. entahlah, Zurich sendiri tidak bisa menilainya. Ia hanya harus mengatakan sesuatu kepada pria itu sekarang.

"Aku membawa kabar bagus untukmu." Zurich bersuara dengan sedikit ceria dan pada saat itu Doyoung masuk ke tenda pada saat jam makan siang. Membawa plastik berisi makanan dengan tulisan Cina tertera di sana. "Oh, selamat siang." Doyoung menyapa Zurich dan pria itu berdiri gugup ketika Doyoung menyapanya dengan formal. "Kim Doyoung." Zurich menyambut tangan pria itu dan membalasnya, "Zurich."

"Aku akan keluar jika.." Doyoung meletakkan makanan itu di nakas dan menggantungkan kata-katanya. Zurich kemudian berkata, "Tidak apa-apa. Kebetulan ini kabar yang bagus. Kupikir kau juga harus mendengarnya."

Zurich mengeluarkan sebuah amplop berukuran sedang bewarna hitam denga tali emas dari tas kulit kecilnya. Memberikan itu kepada Mingyu dengan senyumannnya. "Kau bisa melakukan kegiatanmu seperti biasa mulai sekarang."

Mingyu dan Doyoung mengerti maksud pria itu. Mingyu sudah tidak berada dalam pengamatan pemburuanㅡintinya ia bebas. Tapi, kedua pria Asia itu merasa tidak puas dengan kata-kata Zurich. Jadi Doyoung bersuara dengan cepat sebelum Mingyu. "Bisa kau jelaskan lebih rinci?"

"Kau bisa membaca selengkapnya di dalam amplop itu. Itu ditulis langsung dari Egor." Mingyu mengikuti perkataan Zurich dan menemukan tulisan tegak bersambung yang terkesan dilakukan terburu-buru. Mingyu bahkan menemukan sebuah jiplakan sidik tangan di ujung kertas itu.

Zurich kembali menjelaskan. "Cukup lama mengurus konfirmasi kesalahan data itu sampai harus meminta persetujuan langsung dengan Egor. Empat hari yang laluㅡketika selesai dengan pembersihan yang terjadi di apartemen sekitar Youriqh lantai lima,  Wallenda datang dan menanyakan kepadaku perihal Mingyu. Aku katakan kepadanya bahwa Mingyu memang harus menunggu lama, jadi Wallenda memutuskan untuk berbicara langsung dengan Egor dan yaㅡseperti yang kau lihat. Aku kembali dengan cepat bersama berita bagus itu sekarang."

"Secepat itu?" Doyoung masih tidak puas. Dan sesuatu mengganjalnya. "Sehebat apa Wallenda sampai bisa berhadapan langsung dengan Egor sang Presiden? Maafㅡbukan maksud merendahkan, tapi kau tahu sendiriㅡ"

"Apa? Masyarakat kelas bawah?" Zurich memotong dan ia tersenyum mengejek lalu menatap Mingyu. "Sepertinya aku tahu kenapa kau terlihat diam akhir-akhir ini." Zurich sekarang tahu jawaban dari pertanyaan Thony tentang apa pria tan itu tipikal jarang berbicara. Itu karena pria itu tahu siapa Wallenda sebenarnya. "Kurasa temanmu ini tahu bagaimana cara Wallenda berbicara langsung dengan Egor."

Doyoung kemudian menatap Mingyu dan berkata dengan bahasa Korea, "Kau menyembunyikan sesuatu dariku, ha?"

"Kau sibuk dengan pekerjaanmu. Jadi aku menuggu waktu yang pas." Mingyu membalasnya dengan bahasa Rusia. Lalu menunjukkan amplop itu kepada Zurich. "Aku tidak menemukan penjelasan rinci di sini. Hanya sebuah undangan makan malam dengan keluarga Presiden."

Zurich mengangguk, "Memang. Dan Egor akan menjelaskan semuanya kepadamu di sanaㅡoh, satu lagi Wallenda telah mengganti BMW milikmu, itu akan diantar oleh petugas valet ketika kau selesai dengan makan malamnya."

"Sebentar." Doyoung memotong pembicaraan keduanya dengan alis berkerut. "Kalian masih tidak menjawab pertanyaanku. Tolong jangan membahas undangan makan malam itu terlebih dahulu karena aku sangat bingung dengan siapa Wallenda ini sebenarnya."

Zurich tidak berkata-kata dan menatap Mingyu meminta pria tan itu yang menjelaskan sendiri.

"Wallenda adalah putri dari Egor Evgeny." Mingyu berbicara kepada Doyoung dengan wajah datarnya. "Luisia Cornard Evgeny adalah nama asli Wallenda, dan aku dengar dia adalah anak... diluar pernikahan. Apa itu benar, Zurich?" Mingyu ragu dengan kalimat terakhirnya dan bertanya kepada Zurich membiarkan Doyoug sedikit menganga di sana.

Zurich mengangguk ringan. "Wallenda lahir dari wanita penjudi kelas satu di Red Square, tahun lalu wanita itu masuk dalam pembersihan dan Wallenda sendiri yang membunuhnya."

Itu adalah fakta lain yang tidak Mingyu ketahui dan membuatnya menunjukkan ekspresi alis berkerut. "Bahkan itu Ibu kandungnya sendiri? Dia gila atau apa?"

Zurich mengangkat kedua bahunya. "Buah tidak akan jatuh dari pohonnya. Yah, itu peribahasa yang cocok untuk Wallenda dengan kemiripan kedua orangtuanya."

*
A/n : cerita ini akan segera selesai dalam beberapa chapter lagi.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top