7. Kodok raksasa
[Name] POV
Aduh enak ya, pagi-pagi buta begini udah di kejar sama...
MONSTER BERBENTUK KODOK!
Oke jadi awalnya aku berencana untuk lari pagi, tapi saat asik-asik lari aku merasakan getaran dari tanah, dan saat aku balik ke belakang kodok itu sudah ada di belakangku!
"Kaa-saaannn hueeeeee"
Aku merengek sambil berlari sana-sini menghindari kodok jadi-jadian yang tak henti-hentinya mengejarku! Sumpah dia besar begitu ya enggak capek, lah aku? Kecil kek upilnya.
"Ponselku... Manaaaaa huaaa duh"
Aku mencari ponselku di saku cenalanku namun tak kunjung dapat, aku baru ingat aku meninggalkannya di bangku taman! Kalo begini...
Aku berbalik, berlari cepat ke arah kodok itu, menunggu kesempatan yang tepat dan saat dia melompat aku meluncur dari bawanya hingga dia tak bisa menyentuhku karna sedang melompat.
Aku kembali berlari lalu menyambar ponselku yang ada di bangku, tepat saat aku mengambil ponselku lidah kodok itu mengarah ke arahku, aku lalu menghindar, lidahnya mengenai bangku taman hingga terbelah dua, astaga bagai mana nasipku jika terkena lidahnya itu?!
"Aha! Kau akan kalah kodok bego! Aku akan memangil pasukanku" Jawabku sombong, ya pasukan, para TMB itu.
"Baiklah aku telfon Midoriya saja"
Aku segera mencari nama cowok hijau kawaii itu, sambil memasang tampang sombong ke arah kodok besar di hadapanku.
"Tut tut---"
"Ah! Halo Midori---"
"Maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan---"
God bless me :')
---
"Aku pulang" Kataku sambil membuka pintu rumah, nyawaku sudah hilang setengah...
"Selamat data--- astaga [Name]! Kenapa kau?!" Kaa-san berlari dari meja makan lalu memegang kedua pundakku sambil menatapku kahwatir.
"Kenapa rambutmu acak-acakan? Bahkan bajumu sampai kotor begini..." Aduh kasih tahu ngak ya?
"Em ini karna... Saat lari pagi... Aku... Aku di kejar anjing! Anjingnya kecil sih tapi galak aku di kejar sampai jatuh untuk pemiliknya yang namanya Kuroko itu datang terus meminta maaf padaku" Apa?
"Beneran?"
"Iya Kaa-san"
"Enggak! Itu boong, maapkan anakmu ini :'("
"Baiklah mandi sana, habis itu kamu langsung makan, Kaa-san mau ke kantor Tou-san dulu" Kata Kaa-san, aku menganguk dan segera masuk ke kamar mandi, terus keluar lagi karna lupa bawa handuk.
Terus aku mandi, ngak usah di jelasin ya? Masa aku mandi juga di kepoin :'(
Btw aku berhasil lolos dari kodok itu dengan cara sederhana namun berbahaya, aku hanya berlari sampai depan kompleks, kodoknya enggak ikut kalo tempatnya rame, hehehe.
Tapi tetep saja! Aku lari sambil loncat-loncat, guling-guling, sleding-sleding, agar tak terkena lidah kodok itu, haduh bisa koid aku kalo kena sekali saja.
"Kaa-san pergi dulu ya"
Teriak Kaa-san, dari luar kamar mandi.
"Iyaa! Btw titip pulsa ya"
Iya aku harus segera beli pulsa.
"Oke!"
Lalu aku mendengar suara pintu yang di tutup.
Huhh...
Selesai mandi, aku akan segera tidur...
---
Sekarang aku duduk manis di depan TV, enggak jadi tidurnya, aku mau nonton Gumbal dulu, sambil ngemil salad buah, iya ini sehat!
"Hem... Kalo di pikir-pikir kehidupan si Gumbal ini absurd parah! Sial mulu di ikuti dan di ganggu mahluk-mahluk aneh" Gumamku sambil meminum jus jeruk di samping mangkok salad buahku.
"Eh..."
"Kayaknya... Idup aku juga kayak gitu..." Ah ya benar, malahan aku lebih parah.
Ting tong...
Suara bel rumah berbunyi, aku terlalu malas untuk bergerak jadi aku biarkan saja, nanti juga pergi.
Ting tong ting tong ting tong!!
"BUKA AJA ENGGAK DI KUNCI!!"
Baru lihat nada dan tempo ngebelnya aja aku tahu itu siapa...
Pasti si bom duren berjalan.
"BEGITU CARAMU MENYAMBUT TAMU?!" Bakugo muncul sambil teriak ga jelas, di ikuti Midoriya dan Todoroki di belakangnya.
Kan apa aku bilang.
"Ngapain kalian ke sini?"
Tanyaku sambil menunjuk sofa di samping untuk mereka tempati.
"Hanya sekedar berkunjung"
Jawab Todoroki saat telah duduk, di balas anggukan dari Midoriya dan tatapan tajam dari Bakugo.
"Bawa kue?"
Kue itu wajib, datang main ke rumah temen wajib bawa makanan, jangan tahunya datang numpang makan, enggat tahu diri itu, apa lagi pas kenyang langsung pulang ngebuat tuan rumah capek nyuci piring.
"Nih buah"
Bakugo meletakkan keranjang berisi buah-buahan segar, yah bukan kue sih tapi lumayan lah buat ngemil kalo lagi kuker.
"Hoh maacih, eh kalian tahu gak?"
Aku berminat menceritakan kejadian 'Kodok' itu.
"Apa?"
Bakugo memasukkan buah yang di berikannya ke dalam mulut Mido--- ah ke dalam mulutnya.
"Tadi saat aku lari pagi, aku di kejar kodok raksasa! Aduh hampir aja aku gepeng gegara di injak" Lalu mata Bakugo melotot, buah anggur yang tadinya berada di mulutnya kinu keluar mengenai wajah tampan Todoroki, noo :'(
"Apa?! Kenapa bis---"
"Kenapa kau tak menghubungi kami?!" Midoriya memotong ucapan Bakugo, kali ini nadanya terdengar membentakku, ia marah?
"Eh? I-itu aku sudah menelfonmu ta-tapi..." Aduh...
"Tapi apa? [Name]-san tidak tahu ya! Bagai mana jika kau tidak bisa kembali ke rumah?!" Ya benar, Midoriya marah padaku, shit...
"Ta-tapi pulsaku habis..."
Sumpah ini semua gegara pulsa :'(
Pulsa... Yang kamu lakuin ke aku itu... Jahat!
"Karna itu jangan keluar sembarangan apa lagi jika sendiri! Lain kali hubungi kami jika kau keluar sendiri" Setelah itu Midoriya terdiam...
"Ehh! A-a-aku tid-tidak bermaksud me-membentakmu, a-a-aku... Uhh... Ma-maaf.. Aku...aku... aaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Kemudian Midoriya malu sendiri sambil ber-aaaaaria.
Kurasa ia merasa bersalah...
Gapapa kok :')
"Tak apa-apa, yang penting kau selamat" Todoroki meletakkan tanganya di atas kepalaku, lalu di elusnya kepalaku, terbang boleh gak?
"Singkirkan tanganmu itu"
Bakugo tiba-tiba datang menepis tangan Todiroki, membuatku yang terbang jadi jatuh ke ladang bom.
Bakugo menatap Todoroki tajam, begitu juga sebaliknya, Midoriya panik sendiri, akunya kesel sama Bakugo.
"Su-sudalah Kaccan, Todoroki-kun, nanti [Name]-san tergangu"
Midoriya melerai mereka, di tambah ia kuatir padaku, andai saja kamu adek aku mungkin diriku udah jadi 'Brocon' dari dulu.
"Cih"
Mereka berdua mendecih sambil membuang muka ke arah lain, kemudian Bakugo menatapku, oke ia mau apa lagi?
"Oi [Name], besok kau sibuk?"
Tanya Bakugo padaku tiba-tiba.
"Em... Tidak"
"Oke, besok kau harus menemaniku ke mall, wajib atau kau akan aku ledakkan"
"Lah? Aku enggak mau!"
"Aku bilang harus! Kau tuli hah?!"
"Kau tidak bisa memaksaku Bakaugo!"
"Aku traktir"
"Aaah--- sial, baiklah"
Why? Jangan memandangku begitu :'(
"Ikut!"
Kata Midoriya dan Todoroki serempak.
"Tidak! Aku tak mengajak kalian berdua" Bakugo metap garang ke arah Midoriya dan Todoroki, lah apa salahnya jika mereka ikut?
"Hehh? Kenapa sih? Udah kalian ikut saja, kalo perlu kita tinggalin saja Bakugo" Kataku, Bakugo beralih menatapku sepertinya ia ingin marah, segera aku mengeluarkan jurus rahasia!
"Ku-mo-hon~"
Aku tidak memakai puppy apalah itu, caraku memohon adalah dengan cara tersenyum lebar.
"Uh... Sekali ini saja"
Lalu Bakugo memalingkan wajahnya sambil di tutup menggunakan lengannya.
"Oh bagus!"
Capek senyum, gigi aku juga dah kering kelamaan senyum.
"Jadi besok? Hem jam tujuh malam gimana? Soalnya kalo pagi atau siang aku sekolah, kalian juga kan?" Tanyaku, ngomong-ngomong mereka sekolah di mana ya? Sepertinya sekolah pahlawan... Em apa ya namanya? Lalu mereka bertiga menganguk setuju.
"Baiklah, ngomong-ngomong kalian sekolah di mana?" Apa aku kebanyakan bertanya hari ini?
Lalu seterusnya kami membahas tempat mereka bersekolah, bahkan mereka sekelas, Midoriya tak henti-hentinya bercerita tentang All--- apalah itu.
Mereka bahkan sempat heran saat aku jarang mengetahui tentang dunia kepahlawanan, bahkan tentang pahlawan nomor satu di dunia.
Apa sih salahku? Toh pasti orang itu juga tak menggenalku, kan?
Yah pokonya besok malam aku harus mempersiapkan jaket tebal, pasti dingin.
---
Selesai~
Ehehehe :3
Next?
Pake Bakugo POV lohh 😉~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top