18. Spesial

Author POV

Perlahan [Name] membuka matanya, sayup-sayup pandangannya mulai menyesuaikan dengan sekelilingnya.

Lehernya terasa perih kayak abis di olesin balsem trus di tempelin koyo cabe.

Tak sampai situ, rasanya juga ada yang ganjil, kepalanya pusing, pemandangan di sekitarnya aneh.

Gadis itu melihat sekeliling, lalu...

"YA GUSTI KENAPA AKU DI SINI?!"

Setahu [Name], orang kalo di culik itu pastinya bakalan di sekap di tempat tertutup, ini kok...?

Dia malah di gantung terbalik di ujung jurang?!

Panik, gadis itu melihat ke bawahnya, ada sungai di bawah jurang ini, tapi, dih, apaan tuh yang berenang-renang?

"...buaya?!"

Ya lord :'(

[Name] pingin nangis :'(

Tapi ga mau, doi harus kuat, pokonya sekarang jangan panik, mikir dulu, meski ga tau harus gimana.

"Oh sudah sadar? Cepat juga" Suara itu, om yang tadi?!

"Hebat juga kau bocah, padahal harusnya kau masih pingsan seharian jika aku pukul sekeras itu" Sambung om itu, owalah, pantesan ini leher sakit bet.

"Om lepasin dong, kepalaku pusing nih"

"Amboi-amboi, kalo saya lepasin buat apa tadi kamu saya culik hah?"

"Dih, om ga boleh loh kasar sama nak cewek, nanti istri om brewokan"

"Gak tuh, istri saya cantik dan glowing kok"

"Owalah, pasti om rajin beliin skincare ya?"

"Iya, wah sumpah, mahal sekali biaya perawatan istri saya, untung hasilnya memuaskan"

"Wah keren tuh om, merek skincarenya apa?"

"Itu mereknya, eh, kok kamu malah nanya-nanya?!"

[Name] mengangguk, iya juga, ini nyawanya lagi bahaya banget dianya malah nanya-nanya skincare.

"Duh makanya om, lepasin dong, biar enak ngobrolnya" Dih malah nawar, dasar kamu.

"Emoh" Balas si om.

[Name] mendecih, ga asik si om.

Lama kelamaan, kepalanya makin pusing, rasanya juga dia mulai mual.

Ini nih, aslinya 'Di gantungin itu gak enak'.

"Om tanya dong"

"Ga ada tanya-tanya, kamu kira saya lagi open q and a?"

"Ye sapa tau gitu"

"Diam kamu"

"Duh jadi gini om, ini kepala saya sudah pusing banget, saya juga udah mual nih, ga enak banget kalo muntah terus posisinya kayak gini, nanti muntahnya malah kena wajah saya om" Curhatnya.

"Kamu kira saya peduli?" Balas si om cuek.

Ih gemes, [Name] pingin banget nyentil ginjalnya.

Tapi iya sih, ga mungkin dia semudah itu di lepasin, ga ada faedahnya dong si om datang-datang gelud bareng pengawalnya [Name].

Kalo gini sih tinggal meratapi nasip dan minta ampun atas dosa-dosanya.

---

"Anak saya di culik?!" Papa [Name] memasang tampang kaget gak percaya.

"Begitu lah pak, kami sudah mengumpulkan keterangan saksi, dan juga bukti-bukti, untuk sekarang kami sudah tau siapa yang menculik anak anda, tapi untuk memastikan dimana dia berada, kami belum tau"

"Duh pa gimana nih, [Name] kan belagu, pasti dia malahan lagi adu bacot dengan penculiknya, nanti dia malah makin di siksa"

Wah bener tan.

Anaknya emang malah nanya-nanya skincare sama si om masa :(

"Iya ma papa juga khawatir, gini aja, papa ikutan para hero cariin [Name], mama coba ngobrol sama teman-teman [Name] yang di rumah sakit"

"Hmm iya pa"

Dan begitulah kisahnya kenapa mamanya [Name] kini bisa duduk di ruang rawat Todoroki dan Midoriya.

Iya, Bakugo masih di ruang isolasi.

"Jadi kalian yang sempat jagain [Name] sampai luka-luka gini?" Tanya mamanya [Name], Midoriya dan Todoroki mengangguk, gak tau kenapa mereka gugup.

"Maaf ya, anak saya memang pecicilan, pasti susah ya jagain dia?" Kalo ada [Name], pasti dia protes, beneran ya dulu mama mau loakin [Name] ke pasar?! Kan??

Midoriya menggeleng, "Tidak sama sekali, [Name]-san itu hebat, dia meski dalam masalah, pasti selalu bisa bersikap tenang dan selalu memiliki cara untuk menghindar" Kata Midoriya yakin.

"Iya benar, [Name] juga selalu ceria, dia sangat suka bercanda, bahkan sempat-sempat bercanda saat dia dalam bahaya, menurutku itu... Sesuatu" Todoroki mengelus tengkuknya, hampir dia salah ngomong depan mama gebetan.

Hati mamanya [Name] tersentuh, ga nyangka anak gadisnya yang barbar itu bisa punya teman yang sangat baik kayak Midoriya dan Todoroki.

"Hiks, kalian baik sekali" Wanita itu menyeka ujung matanya, terharu.

Lalu mamanya sadar sesuatu.

"Bukannya kalian bertiga ya? Mana satunya?"

Todoroki dan Midoriya lalu saling pandang, masa mau bilang Bakugo di isolasi gegara mau ledakin rumah sakit sama ngelempar kepala kepolisian dari atas gedung?

"Itu... Kacchan dia---"

BRAK!

"OI MANUSIA-MANUSIA TIDAK BERGUNA! AYO KELUAR, KITA CARI [NAME] SEKARANG!"

Panjang umur.

Mamanya [Name] tersentak kaget, sempat latah bentar, terus natap Bakugo heran.

"Kamu... Temannya [Name] juga ya?"

Bakugo mengerutkan keningnya bingung, seakan mengerti Midoriya lalu menimpal "Kacchan, ini mamanya [Name]-san"

Bakugo melotot sebentar, cowok berambut duren itu lalu memasang wajah canggung.

"O-ohh, anu, halo tante"

Sial.

Bakugo tadi masuk ga ada sopan-sopannya.

Jadi nilai mines nih :'(

"Iya halo nak, ayo sini duduk, tante mau ngobrol sama kalian"

"Iya tante"

Seketika Bakugo jadi kalem, dia duduk anteng di tengah-tengah Bakugo dan Midoriya.

"Tadi tante tanya sama dokter, kalian sudah bisa keluar besok, tapi belum bisa banyak kegiatan dulu" Kata mamanya [Name] lembut, mereka bertiga jadi heran, ini [Name] dapat sifat nyeleneh dari mana ya.

"Ta-tapi kami mau bantu mencari [Name]-san" Midoriya menggaruk pipinya canggung.

"Iya makasih, tapi kalau kalian belum membaik, yakin bisa cari anakku itu?"

Mereka bertiga menganggu mantap.

"Tentu!" Jawab ketiganya kompak.

Menurut mereka...

[Name] di culik karna mereka yang gagal menjaga gadis itu, dan mereka harus bertanggung jawab dengan kembali membawa [Name].

Bagaimanapun, gadis itu spesial.

Bukan, bukan sekedar spesial di hati mereka.

Dia benar-benar spesial.

Kayak martabak.

---

Yak kita kembali lagi [Name].

Terlihat doi yang lagi manyun-manyun kesal dengan posisi badannya yang masih di gantung terbalik.

Kepalanya pusing, namun bukan berarti dia lemes, pokonya untuk sekarang setidaknya dia harus berhasil lepas dari ikatan, di mulai dari naik ke atas dan langsung kabur dari si om itu.

"Ooommmm"

Ga di jawab.

"Haloooo ada orang di atas?"

Masih ga ada jawaban.

"Om tau gak, ubur-ubur ga ada otaknya loh"

Masih hening.

"Om pernah makan nasi pakek gula gak?"

Makin hening.

"Jadi gini om, saya tuh suka banget loh minum yang dingin-dingin gitu, apa lagi kalo pas musim salju"

Gak ada jawaban sama sekali.

Akhirnya [Name] teriak.

"OM SAYA LAPAR!"

"APA SIH?!"

Nah di jawab deh.

"Ikatnya di atas aja om, di kursi kek gitu, di pohon juga bisa kok" Pantang menyerah, [Name] terus mendesak untuk segera di pindahkan, ikat aja di manapun asal jangan di ujung jurang apa lagi kalo terbalik gini.

Kemudian, [Name] merasakan tali yang mengikatnya di tarik ke atas perlahan.

"Baiklah gadis aneh, aku akan mengikatmu di tempat lain" Kata om itu, dia lalu menarik [Name] hingga sampai di atas tanah kembali.

Wajah [Name] langsung sumringah.













"Akan ku ikat kau di gunung berapi"










Dan [Name] kembali menjerit horor.

---

Bakugo yang ngamuk gegara [Name] masih belum di dapat be like:

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top