13. Ganteng
Author POV
"Makasih banyak Momo-san!" [Name] pingin menangis bahagia, gak nyangka dia ada Quirk seperti punya Momo, berguna sekali astaga.
Kalo dia yang punya itu Quirk, dari dulu dia sudah kaya raya, berasa bank, nyetak uang teros.
"Hiks, andai saja aku tak bertemu denganmu, aku tak akan tahu apa yang nantinya bakalan menimpa Midoriya" Sementara Midoriya cuma garuk-garuk kepala antara merasa bersalah sama salting di peduliin si [Name].
"Iya tak masalah [Surname]-san, aku senang bisa membantumu, bukan hal yang sulit kok" Momo menepuk bahu [Name], gadis itu menganguk sambil memeluk vas bunga Kaa-sannya dengan bahagia.
Tiati pecah lagi non.
"Oh iya, ngomong-ngomong dia mana, tumben kalian tidak bersama Todoroki-kun" Kata Momo.
[Name] terdiam.
Midoriya nepuk jidat.
Bakugo ketawa nistah dalam hati.
"ASTAGA DISPENSER EH SOTO AYAM, EH TODOROKI, KELUPAAN WOE!?" [Name] tersadar, dia langsung pamit keluar dari rumah super megah Momo, bersama Midoriya dan Bakugo tentunya.
"Jalan dulu Momo-san! Terimakasih!"
"Iya sama-sama, dadah"
Setelah [Name] dan yang lain balik, Momo menghela napas.
"Enaknya jadi [Surname]-san"
---
[Name] menunduk.
Todoroki memandang gadis itu tajam.
"...Aku minta maaf"
"Tidak"
"Aku benar-benar lupa! Ayolah, maksudku ini keadaan darurat!"
"Dan kau meninggalkan ku begitu saja, kebingungan sendirian, di rumah yang sepi tanpa satupun orang di dalamnya?"
Bakugo be like: Drama anying.
Ih.
Bakugo nyebut :'(
"Iya-iya, makanya aku minta maaf" [Name] masang tampang-tampang lemes minta di anu.
Eh.
Di tabok maksudnya.
"Hah... Baiklah, memang bukan masalah besar juga" Lalu Todoroki mengacak rambut [Name] gemas sambil tertawa pelan.
Bakugo langsung menepis tangan Todoroki.
"Pindahkan tangan sialanmu itu"
Aw...
Aku padamu bang //g
Todoroki menatap Bakugo sinis, suhu ruangan mulai mendingin, sepertinya Todoroki mengaktifkan Quirknya, dan tentu saja Bakugo tak mau kalah, tanganya mulai mengeluarkan percikan-percikan kecil sambil melototin Todoroki.
"Anu... Sebaiknya jangan berterngkar teman-teman" Midoriya, satu-satunya yang waras dan paling tahu diri di rumah orang, melerai mereka, dia mecahin vas bunga aja rasanya udah jadi orang paling berdosa di dunia, apa lagi kalo nanti teman-temannya ini ngancurin rumah orang? Nanti dia merasa gagal sebagai teman yang baik.
Idaman banget astaga :'(
Kita semua butuh Midoriya di rumah masing-masing.
Lalu...
Tuan rumah langsung ngejewer Bakugo.
"HEH SAKIT BODOH!" Bakugo marah, [Name] malah tambah muter telinga Bakugo, biar tahu rasa dia.
"Jangan berantem dalam rumah!"
"Setengah-setengah itu yang mulai diluan!"
"Kau yang diluan woi!"
Bakugo jadi makin kesel.
"Terus kenapa cuma aku yang si jewer?!"
"Karna Todoroki ganteng"
"HAH?!
---
Beberapa jam setelah insiden 'Todoroki lebih ganteng' Bakugo jadi gak minggat-minggat dari kaca, dia lagi berusaha mencari di mana letak ketidak gantengannya.
Dia gak kalah cakep tuh, malahan wajahnya lebih manly.
Menurutnya.
"Kau ngapain sih? Segitu gak terimanya aku katain kalau Todoroki ganteng?" [Name] menggeleng gak paham, sejak kapan bom berjalan ini peduli sama penampilan?
"Ck... Memangnya aku tidak ganteng?"
Pff---
[Name] mendengus.
Yoloh.
"Denger ya, Bakugo, Midoriya, Todoroki" [Name] menyebut nama mereka satu-satu, membuat ketiga cowok itu memerhatikannya.
"Kalian semua itu, handsome, semuanya, tapi dengan rasa yang berbeda"
"Ibaratkan permen milki*ta, sama-sama dari susu sapi, tapi bedanya ada yang rasa coklat ada yang melon, dan strawberry"
Et dah.
Harus banget gitu perumpamaannya.
"Nah, Todoroki, kau itu ganteng yang cool, bikin cewek-cewek kepicut sekali lirik, serasa ketemu pangeran negeri dongeng" Todoroki lalu memanas.
Ngefly boleh gak nih?
Enggak kok.
Ini ngefly karna di puji, Todoroki enggak nyabu kok ;)
"Lalu Bakugo, gantengmu itu emang ga seganteng wajah pangeran Todoroki, tapi sifat badas, kasar, dan pemberontakmu itu yang bikin dirimu jadi kayak bad boy di novel-novel, kek panglima tempur di geng motor gitu deh"
Bakugo mendengus, bisa gak sih, kalo muji dia, ga usah bawa-bawa Todoroki?
Halah.
Gitu-gitu juga dia panas dingin :v
"Nah kalo Midoriya..."
"KAMU ITU GANTENG IMUT MINTA DI KARUNGIN, APA LAGI KALO DAH GUGUP, OMAIGAT, AKU TUH JADI TAKUT NGAPA-NGAPAIN KAMU KALO KITA CUMA BERDUA"
Lalu gadis itu menutup mulutnya.
Ehe.
Keceplosan.
Dasar mulut lemes.
Hayoloh.
Midoriya jadi ga bisa berkata-kata, jantungnya bisa copot sekarang juga.
Jadi berdebar-debar, ngalahin suara jantungnya saat dilatih bersiin pantai ngankat kulkas dan ban trek.
[Name] jadi gemes lagi.
'Utututu tayang-tayang, lutunya'
Bakugo lalu batuk-batuk canggung.
"Kau... Tak malu mengakatan itu semua?" Katanya pelan.
Heh?
Emang malu itu apa?
:v
"Enggak kok, ngapain malu? Kan beneran, kalian juga harusnya seneng dong aku puji, dari sederetan kata-kata mutiara yang sering ku katakan, akhirnya ada pujian untuk kalian" Balasnya acuh.
Iya sih.
Bener sangat.
"Eh, gimana kalau kalian lagi yang muji aku? Bilangin kek aku cantik dari mananya"
Haisss...
Dasar makan puji.
Tapi gapapakan, siapa sih yang ga mau di puji?
Huehehehe.
Todoroki lalu menggaruk tengkuknya canggung, hem hemm...
"Kau... Cantik"
[Name] mengangguk paham.
"Iya tau, mamaku sering bilang gitu"
YAIYALAH, EMANG ADA ORANG TUA MAU BILANG, 'Wah, buluq dan dekil sekali anakkku ini' ENGGAK, ENGGAK ADA.
Buset.
Sampai yang bagian narasi aja jadi ngegas.
"Yang lebih detail dong, cantik gimana" Di kasih jantung minta pangkreas, emang ya.
Pangeran kita langsung batuk-batuk cool, hiya hiya.
"Cantik, dalam segala hal, kurasa"
[Name] senyam-senyum sendiri, aduh bang, bisa aja.
"Ka-kalo menurutku [Surname]-san cantik, menggemaskan, dan... Um... Entalah, aku ti-tidak bisa menggungkapkannya"
Oke.
Cukup Midoriya.
Mukamu udah kayak rambut Akashi.
"Uwah, aku tidak menyangka aku sebegitu 'Menawan' ehe"
Dengkulmu menawan.
Lalu mata [Name] beralih melihat Bakugo, yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan pintu keluar.
"Oi duren! Mau kemana heh?!"
Bakugo langsung membatu, wasuh.
Dia ga mau muji [Name].
Meski dia akui, [Name] memang cantik, pendek-pendek imut, Bakugo jadi pingin meluk terus gitu.
"Iya-iya makasih"
"..."
Lah.
Tau dari mana dia?
"Jan kaget, pasti kau sedang memujiku, maksudku, itu yang lagi kita bicarakan, secara gak langsung orang-orang di sekitar akan mengomentari dalam hati" Gadis itu lalu mengedikkan bahunya.
"Yah setidaknya itu yang aku pelajari di sekolahku waktu kelas psikologis"
Bakugo menghela napas, membuang egonya untuk kali ini saja.
"Yah kau benar, kau cantik, terutama jika kau tersenyum"
Bakugo lalu mendekat, dan menggenggam tangan [Name].
"Karna itu jangan sering-sering tersenyum kepada orang lain"
"..."
"..."
"..."
"Mi-midoriya, bi-bisa tolong tabok Bakugo sekuat-kuatnya, sekarang juga?"
---
Kalo ada typo mohon di koreksi yaw.
Btw maap juga lama ga update.
Ga paham lagi dengan kemalasan ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top