12. Vas Bunga

[Name] POV

Hah...

Mau pindah sekolah, tapikan gak mungkin, udah jarang sekolah yang di buka khusus yang tidak memiliki Quirk sama sekali, kurasa ku harus tetap betah-betah saja di sekolahku sekarang.

Kan ga lucu kalo aku putus sekolah teros jadi gembel di negara maju macam Jepang ini.

Eh...

Tapi kan aku tajir, biar gak sekul juga nanti nerusin perusahaan Tou-san, toh aku dah belajar bisnis dari lama.

HAHAHAHAHA.

ENAKNYA JADI ANAK SULTAN.

"Etto... [Name]-san? Kau baik-baik saja?" Midoriya menegurku, aku baru sadar kalau dari tadi aku ketawa-ketawa sendiri, hadoh, dasar imajinasi.

"Ah ya... Ehem, aku baik-baik saja" Aku sok batuk-batuk cool gitu, agak malu tentunya, agak ya, agak.

"Jadi kenapa dengan sekolahmu?" Tanya kang dispenser.

"Yah gimana ya, aku rasa sebaiknya ini tak perlu di ceritakan, maksudku mungkin saja perkiraanku ini salah, dan yah siapa tahu benar? Kalau benar ini bukan lah hal yang bisa ku umbar begitu saja"

Boong.

Sebenarnya aku dah lupa aku mikir apa dua menit yang lalu.

"Dasar perempuan, labil" Bokuto melipat tangannya like a boss sambil duduk nyantai di sofa, heh plis! Ini kita semua lagi lesehan di lantai tros dianya enak-enakan di sofa?!

"Heh? Dari pada itu, sebaiknya kau turun dan ikut duduk di sini" Bokuto memandangku sambil menaikkan satu alisnya, apa-apaan wajah songong minta di tabok itu?

"Kenapa harus melantai kalau ada sofa?"

"..."

Iya juga ya.

"Oh ya, kau benar" Aku lalu naik ke sofa di sebelahku, saking kikuknya aku baru nyadar kalau Todoroki ikutan naik trus duduknya mepet parah padahal di sebelahnya masih los-los saja.

"Geser gih, luas tuh" Kataku, eh, Dispensernya malah menggeleng trus seenak wajah tampannya narik Midoriya ke sebelahnya biar beneran jadi pas-pasan sofanya.

Hmm...

Cerdas juga.

"Oi! Geser!"

Bakugo malah ikutan, nyuruh-nyuruh Midoriya geser padahal udah mentok, maunya apa sih?

"Heh kanebo kering!"

"Hahh?!"

"Udah lihat sempit gini, dan anda masih mau join gitu hah?"

"Persetanan! Pokonya geser!"

Sebelum aku ketularan tensinya Bokuto, mending aku yang pindah, lesehan kayak tadi, selejoran di lantai mah lebih bebas.

"Heh siapa yang suruh kau pindah hah?!"

Tuhan...

Berikan hambahmu ini 'Ketidak sabaran' soalnya kalo nyabarin Bakugo kayaknya ga guna :')

"Gini nih, kalau aku tak pindah lalu kau mau duduk di mana? Kolong?"

"Yah bukan! Heh Midoriya, minggat sana!"

Heh enak aja dia ngusir-ngusir dedek emesku.

Aku langsung berdiri saja, balik ke kamar lebih enak, ga mungkin mereka bakalan ikut masuk.

Kamarku istanaku.

"Udah-udah! Aku masuk kamar saja, kalian di sini jagain rumah, aku mau tidur"

Babay, inces mau bobok dulu~

---

Saat aku terbagun, rupaya sudah jam enam, enak juga tidur siang, bisa gadang deh nanti malam.

Itu tiga manusia enggak ngapa-ngapain rumah kan?

PRANG!

"OI DEKUUUU!!"

Ah...

Tadi kalau enggak salah Kaa-san sempat beli golok kan?

Di mana ya...

Pin bacok Bakugo rasanya.

"Heh ngapain kalian?!" Tegurku, sumpah berasa emak kos yang anak kosnya pada bobrok semua.

Di ruang tamu, terlihat Todoroki yang tidur di atas sofa, Bakugo yang menarik kerah baju Midoriya dengan vas bunga kesayangan Kaa-san yang sudah berubah menjadi kepingan vas bunga.

Midoriya terlihat panik, sementara Bakugo sudah menyeringai, memandangin Midoriya dengan rasa puas, jangan bilang Midoriya yang mecahin vasnya?

"Vas ini, siapa yang mecahin?"
Aku sih gak masalah, tapi ini vas kesayangan Kaa-san, sama berhargarnya dengan semua taperwer yang di pajang di lemari kaca bagaikan barang antik, bahkan semua taperwer itu lebih di sayangi Kaa-san di banding diriku.

"Maaf... [Name]-san" Midoriya nunduk, kayaknya nyesel banget.

Tuhan, ini aku harus gimana?

Ngak marah salah.

Marah lebih salah lagi.

Kalo Bakugo yang mecahin mah, gak perlu ragu gak perlu takut bakalan aku timpukin.

Lah kalo Midoriya?

Mana tega :'(

"Um... Begini... Aku sih bukan masalah besar jika vas itu pecah, tapi Kaa-san sepertinya tak akan berpikir seperti ini..."

Aduh, aku harus alasan apa?

Masa aku nyalahin Miow lagi, nanti Miow tambah dendam ke aku gimana? Kalo malam pas tidur aku di cakarin gimana? Bisa-bisa jata ikan aku di sikat habis semua sama dia.

Takut tsunami mendadak kalo Kaa-san datang.

"Dor, bisa renang kan?"

"I-iya sih..."

"Nah untuk jaga-jaga kamu latihan berenang di tempat yang arusnya deras ya, siapa tahu alasan aku tak bisa di terima Kaa-san yah..."

"Ke-kenapa?"

"Yah kita siap-siap berenang aja"

Bakugo lalu mepuk kepalaku, lebih tepatnya MEMUKUL kepalaku.

"Aku punya ide!" Katanya, heh ide apaan lagi?!

"Iya punya ide mah ya udah, gak usah mukul kepalaku juga" Aku mengelus kepalaku, kapan pintar kalo pala ini di timpukin mulu?

"Kami punya teman kelas yang bisa membantumu" Heh? Jadi temennya mau beliin lagi? Atau ada vasnya yang sama gitu?

"Maksudmu bagaimana?"

"Sudah kita langsung ke rumahnya saja!"

Midoriya yang sepertinya juga konek langsung menganguk, lalu seenak jidat mereka, aku di seret paksa keluar dari rumah, dan langsung di gendong Midoriya, dianya lompat-lompatan dari pohon, rumah, sampe tiang listrik dengan mudahnya.

Dan jangan lupakan Bakugo yang ngikut dari belakang sambil marah-marah, lah kenapa lagi dia?!

Ngomong-ngomong...

Kok ada yang kurang?

Hmm...

Mungkin cuma perasaanku saja.

---

Yah...

Tega kamu mbak...

Mas Shouto kamu kemanain :'(

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top