Prolog

"Aku mau kita putus."

Aku pasti bercanda. Dia mungkin berpikir begitu juga. Ekspresinya dua detik lalu masih datar-datar saja, masih sibuk dengan gawainya. Tapi begitu mulutku melontarkan empat kata keparat itu, wajah laki-laki yang sudah kupacari selama satu tahun seketika terangkat.

Tatapan kami bertemu. Matanya menyipit, tapi aku bisa melihat keterkejutan di sana. Dahi lebar yang di baliknya tersembunyi otak super brilian itu agak berkerut.

Beberapa detik berlalu, dia masih belum bilang apa-apa. Malah aku yang mulai resah. Kuketuk-ketukkan telunjuk di atas meja rapat kantor. Ada empat pasang mata yang menatapku penuh tanda tanya.

Dan keberadaan mereka membuatku baru tersadar. Apa yang baru saja kulakukan?

Aku terlalu gugup. Dan itu konyol. Ya. Gila. Pasti. Perempuan macam apa yang minta putus saat semua peserta rapat masih ada di dalam ruangan?

Tapi sungguh aku tak tahan lagi. Keresahan ini harus segera diakhiri....

"Oke."

Jawaban singkat itu tiba-tiba meluncur dari bibir kissable-nya. Tapi bukannya lega, jantungku malah mau copot dibuatnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top