Hukuman (18-10-2020)


Hukuman tidak berarti menyiksa anak. Tapi hukuman digunakan orangtua agar anak-anak tahu apa yang dilakukannya itu salah.

💜🧡💛💚💙

Abby sedang memasak tempe goreng ketika seorang pria dengan wajah bantal dan rambut acak-acakan berjalan menghampirinya. Abby menoleh dan tersenyum pada suaminya.

"Mau kubantu?" tanya pria bernama Kim Namjoon.

Segera Abby menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Nam. Nanti kau merusak peralatan dapur. Seperti  minggu lalu kau mematahkan pisauku dengan jurus magic hand-mu."

Abby langsung terbahak melihat ekspresi kesal suaminya. Mau bagaimana lagi kalau punya suami yang hobi merusak barang kayak Kim Namjoon harus super sabar.

"Aku 'kan hanya mau bantu, Bee."

"Kamu bisa bantu aku bangunin Shin dan Choreum, Nam."

Mendengar nama kedua anak  mereka, wajah Namjoon langsung berubah cerah.

"Kalau itu tugas paling menyenangkan."

Namjoon pun berbalik meninggalkan Abby berkutat dengan masakannya. Pria itu menghampiri pintu berwarna putih dengan berbagai macam sticker menempel menghiasi pintu itu. Dari sticker detektif Conan hingga sticker L.O.L mewarnai pintu itu. Saat hendak meraih gagang pintu, telinga Namjoon menangkap suara.

"Ini milikku, Oppa." Suara gadis kecil terdengar sangat kesal.

"Tidak, Cho. Ini milikku." Lalu terdengar suara bocah laki-laki bersikeras.

Seketika Namjoon tahu apa yang sedang terjadi di balik pintu itu. Pasti Shin dan Choreoum sedang berebutan mainan. Dan benar saja ketika Namjoon membuka pintu itu, dia melihat gadis kecil berusia empat tahun dengan rambut coklat panjangnya sedang memegangi telpon mainan. Di depannya kedua tangan bocah laki-laki berusia enam tahun yang memiliki wajah mirip dengan Namjoon tengah menahan mainan itu.

"Ada apa ini?" Namjoon menghampiri kedua anaknya dan duduk di atas karpet di mana tempat kejadian perkara berlangsung.

"Oppa merebut mainan Choreum, Daddy. Ini mainan Choreum."

Shin yang kesal karena adiknya mengadu pada ayahnya langsung merebut mainan telpon itu dengan kasar. Seketika Choreum pun menangis karena sikap buruk kakaknya. Gadis kecila yang memiliki campuran wajah Abby dan Namjoon itu langsung memeluk ayahnya.

Tatapan tajam Namjoon langsung ditujukkan pada putra sulungnya. "Shin, Daddy sudah pernah mengajarkanmu untuk memperlakukan saudaramu dengan baik. Jangan bersikap kasar. Seorang pria harus bersikap lembut pada wanita."

Mendengar ucapan tegas ayahnya membuat Shin menunduk. Merasa sedih dan takut karena ayahnya akan marah padanya.

"Menurut Shin,  merebut mainan dengan kasar itu salah atau bukan?" tanya Namjoon sembari mengelus rambut Choreoum untuk menenangkan putrinya.

Bibir mungil Shin pun bergetar menahan tangisannya. " Salah, Daddy."

"Kalau salah apa yang harus Shin lakukan?"

"Dihukum." Bocah laki-laki itu meletakkan mainannya kemudian langsung berdiri dan melangkah menuju sudut ruangan. Dia pun melakukan kebiasannya setiap melakukan kesalahan. Berdiri tegak menghadap ke arah dinding.

Namjoon tersenyum melihat Shin menyadari kesalahannya dan lamgsung menghukum dirinya sendiri. Hanya butuh waktu lima menit untuk menghukum Shin. Kemudian Namjoon memanggil putranya. Shin yang kembali langsung mengulurkan tangan pada Choeroum yang sudah berhenti menangis.

"Maafkan Oppa, Choreoum." Sesal Shin.

Choreoum membalas uluran tangan kakaknya. "Tidak apa-apa, Oppa."

Lalu Shin pun memeluk adiknya.  "Oppa sayang Choreoum. "

Namjoon tersenyum melihat kedua anaknya yang saling menyayangi. Meskipun pagi diawali dengan pertengkaran, tapi pada akhirnya dipenuhi dengan kasih sayang.

💙💚💛🧡💜

Bonus foto Daddy Namjoon

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: