Butler ¦ Kurapika
Hunter x Hunter © Togasi Yoshihiro
Selamat membaca~!
.
.
"Kur! Makananku mana?!" Tuan Muda Killua membentakku lagi. Anak kecil itu tidak mengerti ya seberapa lama aku harus menyiapkan permintaannya yang dadakan itu sen-di-ri-an. Huh, untung saja aku tidak ambil cuti juga hari ini, bisa-bisa Tuda Muda Killua nangis-nangis kelaparan.
"Oi, buruan!"
Sabar ... sabar ... gaji besar jangan disia-siakan.
"Kur! Kur!"
Emangnya saya ayam?
Ah, akhirnya jadi juga bubur daging domba ini. Semoga saja rasanya tidak aneh.
"Maafkan saya, Tuan Muda. Ini bubur daging dombanya." Aku meletakkannya di depan Tuan Muda.
Tuan Muda terlihat tidak senang. "Ini apa?"
"Ini bubur daging domba, Tuan Muda," jawabku. Kenapa Tuan Muda bertanya?
"Aku juga tahu itu. Maksudku mana buburnya?"
Aku memiringkan kepala. "Itu bubur da--"
"Bukan itu! Kau ini menyebalkan juga! Kenapa kau malah memakai kacang ijo?! Aku minta bubur yang dari nasi!"
"Tuan Muda tidak bilang, sih!"
Tuan Muda menunjukkan kuku tangannya yang panjang. "Mati atau buatkan yang baru! Ah, kali ini aku minta susu cokelat saja."
Aku membungkukkan badan, mengambil bubur kacang ijo daging domba itu, dan kembali ke dapur.
Aku pun mulai memasak air, tapi sayangnya aku lupa dimana kotak susu berada. Aku mengingat-ingat kembali dimana bubuk susu disimpan.
Ah!
Aku membuka lemari ketiga dari kiri dan menemukan kotak susu dan tertulis "vanila" di kotaknya. Aku mencoba mencari di belakangnya, tapi adanya kotak susu bertuliskan "stroberi".
Aku mencoba menggunakan otakku yang bisa dikatakan cerdas ini. Seakan-akan lampu imajiner menyala, aku terpikirkan sebuah ide cemerlang.
Aku mengambil susu vanila itu dan menuangkan dua sendok pada cangkir. Aku menuangkan air yang mendidih ke dalam cangkir tersebut kemudian mengambil bahan terakhir yang akan melengkapi susu cokelat ini. Itu adalah kopi. Aku mengaduknya dan hasilnya cukup memuaskan.
Aku membawanya ke hadapan Tuan Muda Killua. Tuan Muda malah terlihat tidak senang.
"Kau pikir aku bodoh, wanginya jelas-jelas kopi! Sudahlah, hari ini kau angkat kaki dari rumah ini!" Killua berdiri dari kursinya dan melangkah pergi.
"Maaf, tapi saya salah apa?"
Tuan Muda menoleh. "Kamu terlalu kreatif."
Aku menatap kepergian Tuan Muda dan menatap pada secangkir kopi susu itu. Aku mengambil dan meminumnya. Setelah habis, aku pun mengambil barang-barangku dan pergi dari rumah ini.
Aku adalah Kurapika, laki-laki paling pandai dan berbakat yang ada di keluargaku, diusir di hari ke-6 aku bekerja sebagai pelayan. Dan ini adalah pekerjaanku yang ke-81 kali.
Semoga saja ada pekerjaan baru hari ini.
- ------ -
"Selamat datang, Nona! Meja untuk berapa orang?"
"Dua orang. Temanku akan menyusul nanti."
Aku mengantar perempuan itu ke salah satu meja khusus dua orang. Tepat saat dia duduk, seorang laki-laki menghampiri kami. Oh, apa dia temannya? Wajahnya terlihat mirip dengan Kudo Shinichi.
"Maaf Ran, aku terlambat." Laki-laki itu duduk dan langsung menyebutkan pesanannya. "Teh lemon satu."
"Aku juga baru sampai. Oh ya, aku pesan yang spesial ini." Aku mengangguk dan mencatat kedua pesanan itu. Setelah mengulangnya sekali, aku meninggalkan keduanya.
Aku memberikan daftarnya pada bagian dapur. Setelah itu, aku menunggu kedatangan pelanggan.
...
Pintu restoran terbuka, tapi aku tidak melihat sosok manusia di sana. Aku menurunkan kepalaku dan menemukan bocah kecil yang sangat aneh. Dia tidak terlihat seperti anak hilang. Mungkin dia berlari lebih dulu dari orang tuanya.
Aku menghampirinya dan menurunkan badanku agar sejajar dengannya. "Orang tuamu mana?"
Saat aku menatap bocah itu, ternyata itu sosok dinosaurus versi mini. Aku mengucek mataku dan menatapnya lagi. Ini nyata!
Aku mundur beberapa langkah dan terus menatap pergerakan dinosaurus kecil itu. Seorang anak laki-laki masuk dan langsung menarik dinosaurus kecil itu.
Aku tidak tahu harus berkata apa. Apakah itu dinosaurus benaran atau hanya kostum. Tapi, anak itu tidak kenapa-napa, pastilah itu hanya sebuah kostum.
Seseorang menepuk pundakku. Aku menoleh dan mendapati manajer restoran--Chrollo namanya--menatapku serius. "Kurapika mulai hari ini kau dipecat."
"Maaf, tapi saya salah apa?"
"Karena kamu terlalu ikemen. Banyak pelanggan yang tidak mau keluar dan itu merepotkan." Setelah mengatakan itu, manajer meninggalkanku.
Aku tidak sedih. Aku mengambil barang-barangku dan pulang. Aku sudah biasa dipecat dengan alasan seperti itu. Awalnya aku tidak menerima alasan itu bahkan sampai memukul bosku, tapi seiringnya waktu aku terbiasa.
Kelebihanku membuatku dipecat. Itu yang kudapatkan dari pekerjaanku.
Aku menatap langit yang mulai kemerahan itu. Aku tersenyum dan berjalan pulang.
"Waktunya untuk kerja sampingan. Kira-kira seberapa banyak darah yang bisa kudapatkan ya hari ini."
Fin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top